kimia-anorganik-taro-saito

02.04.2017 Views

Teori besar dan evaluasi Teori elektron valensi Lewis mengusulkan bahwa ikatan kovalen dibentuk dengan pasangan elektron dan bahwa ada delapan elektron valensi di sekitar setiap atom. Teori ini merupakan konsep yang sangat penting yang memungkinkan kita memahami ikatan antar unsur-unsur golongan utama. Namun, teori ini tidak ditempatkan cukup tinggi untuk memungkinkan Lewis dianugerahi hadiah Nobel. Salah satu alasan nampaknya adalah, di tanah kelahiran Lewis, US, teori ini diabaikan; dan pemenang Nobel, Langmuir mengembangkan teori ini, yang kemudian dikenal dengan teori Lewis-Langmuir. N. Bohr, fisikawan ternama yang memiliki pengaruh besar pada pemilihan pemenang Nobel, mengevaluasi teori adsorpsi Langmuir lebih tinggi, yang menyarankan bahwa fisikawan menganggap teori Lewis terlalu sederhana. Ada juga cerita yang mirip tentang teori keadaan transisi H. Eyring. Fisikawan dan kimiawan teori, yang menyukai penanganan matematis fenomena kimia, menganggap teori Eyring terlalu sederhana. Dengan alasan ini, konsep yang paling penting dalam kinetika kimia tidak dipertimbangkan untuk mendapatkan hadiah Nobel. Ini adalah episode dalam sejarah kimia yang mengingatkan kita pada komentar R. Hoffmann, yang menyatakan konsep sederhana lebih penting dari teori yang secara matematik sangat rumit sehingga menjerumuskan. 41

3 Reaksi Anorganik Reaksi anorganik dapat dideskripsikan dengan konsep redoks atau asam basa. Termodinamika dan elektrokimia sangat erat kaitannya dengan analisis reaksi redoks dan asam basa. Walaupun nampaknya teori termodinamika dan elektrokimia dideskripsikan dengan sejumlah persamaan dan rumus yang rumit, hanya beberapa persamaan dan parameter yang diperlukan untuk pemahaman yang layak. Pemahaman yang baik tentang tanda dan kecenderungan parameter dalam persamaan-persamaan penting ini akan sangat membantu pemahaman. Pemahaman lebih detail di luar bahasan di sini dapat diperoleh dengan memperluas kosep-konsep dasar ini. 3.1 Termodinamika Parameter termodinamika untuk perubahan keadaan diperlukan untuk mendeskripsikan ikatan kimia, sruktur dan reaksi. Hal ini juga berlaku dalam kimia anorganik, dan konsep paling penting dalam termodinamika dipaparkan di bagian ini. Pengetahuan termodinamika sederhana sangat bermanfaat untuk memutuskan apakah struktur suatu senyawa akan stabil, kemungkinan kespontanan reaksi, perhitungan kalor reaksi, penentuan mekanisme reaksi dan pemahaman elektrokimia. Entalpi Karena entalpi adalah kandungan kalor sistem dalam tekanan tetap, perubahan ∆H bernilai negatif untuk reaksi eksoterm, dan positif untuk reaksi endoterm. Entalpi reaksi standar, ∆H 0 , adalah perubahan entalpi dari 1 mol reaktan dan produk pada keadaan standar (105 Pa dan 298.15 K). Entalpi pembentukan standar, ∆H f0 , suatu senyawa adalah entalpi reaksi standar untuk pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya. Karena entalpi adalah fungsi keadaan, entalpi reaksi standar dihitung dengan mendefinisikan entalpi pembentukan zat sederhana (unsur) bernilai nol. Dengan demikian: ∆ H 0 = ∑ n ∆H ( produk) − 0 f ∑ n ∆H ( reak tan) 0 f Entropi Entropi adalah fungsi keadaan, dan merupakan kriteria yang menentukan apakah suatu keadaan dapat dicapai dengan spontan dari keadaan lain. Hukum ke-2 termodinamika menyatakan bahwa entropi, S, sistem yang terisolasi dalam proses spontan meningkat. Dinyatakan secara matematis ∆S > 0 42

3 Reaksi Anorganik<br />

Reaksi <strong>anorganik</strong> dapat dideskripsikan dengan konsep redoks atau asam<br />

basa. Termodinamika dan elektro<strong>kimia</strong> sangat erat kaitannya dengan analisis<br />

reaksi redoks dan asam basa. Walaupun nampaknya teori termodinamika<br />

dan elektro<strong>kimia</strong> dideskripsikan dengan sejumlah persamaan dan rumus yang<br />

rumit, hanya beberapa persamaan dan parameter yang diperlukan untuk<br />

pemahaman yang layak. Pemahaman yang baik tentang tanda dan<br />

kecenderungan parameter dalam persamaan-persamaan penting ini akan<br />

sangat membantu pemahaman. Pemahaman lebih detail di luar bahasan di<br />

sini dapat diperoleh dengan memperluas kosep-konsep dasar ini.<br />

3.1 Termodinamika<br />

Parameter termodinamika untuk perubahan keadaan diperlukan untuk mendeskripsikan ikatan<br />

<strong>kimia</strong>, sruktur dan reaksi. Hal ini juga berlaku dalam <strong>kimia</strong> <strong>anorganik</strong>, dan konsep paling penting<br />

dalam termodinamika dipaparkan di bagian ini. Pengetahuan termodinamika sederhana sangat<br />

bermanfaat untuk memutuskan apakah struktur suatu senyawa akan stabil, kemungkinan<br />

kespontanan reaksi, perhitungan kalor reaksi, penentuan mekanisme reaksi dan pemahaman<br />

elektro<strong>kimia</strong>.<br />

Entalpi Karena entalpi adalah kandungan kalor sistem dalam tekanan tetap, perubahan ∆H<br />

bernilai negatif untuk reaksi eksoterm, dan positif untuk reaksi endoterm. Entalpi reaksi standar,<br />

∆H 0 , adalah perubahan entalpi dari 1 mol reaktan dan produk pada keadaan standar (105 Pa dan<br />

298.15 K). Entalpi pembentukan standar, ∆H f0 , suatu senyawa adalah entalpi reaksi standar<br />

untuk pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya. Karena entalpi adalah fungsi keadaan, entalpi<br />

reaksi standar dihitung dengan mendefinisikan entalpi pembentukan zat sederhana (unsur) bernilai<br />

nol. Dengan demikian:<br />

∆ H<br />

0<br />

=<br />

∑<br />

n<br />

∆H<br />

( produk)<br />

−<br />

0<br />

f<br />

∑<br />

n<br />

∆H<br />

( reak tan)<br />

0<br />

f<br />

Entropi Entropi adalah fungsi keadaan, dan merupakan kriteria yang menentukan apakah suatu<br />

keadaan dapat dicapai dengan spontan dari keadaan lain. Hukum ke-2 termodinamika<br />

menyatakan bahwa entropi, S, sistem yang terisolasi dalam proses spontan meningkat.<br />

Dinyatakan secara matematis<br />

∆S > 0<br />

42

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!