kimia-anorganik-taro-saito
Litium hidrida, LiH, senyawa kristalin tak bewarna (titik leleh (melting point, mp) 680 o C). Li + dan H - membentuk kristal berstruktur garam dapur. Pelepasan kuantitatif gas hidrogen di anoda saat dilakukan elektrolisis garam leburnya menyarankan keberadaan H - . Air bereaksi dengan hebat dengan litium hidrida membebaskan gas hidrogen. Karena senyawa ini agak melarut dalam eter, hidrida ini digunakan sebagai pereduksi di kimia organik. Kalsium hidrida, CaH 2 , adalah padatan kristalin tak bewarna (mp 816 o C), dan bereaksi dengan hebat dengan air membebaskan gas hidrogen. Hidrida ini digunakan sebagai pembentuk gas hidrogen, atau bahan dehidrator untuk pelarut organik. Hidrida ini juga digunakan sebagai reduktor. Litium tetrahidridoaluminat, LiAlH 4 , adalah padatan kristalin tak bewarna (terdekomposisi di atas 125 o C) biasanya disebut litium aluminum hidrida. Hidrida melarut dalam eter, dan bereaksi hebat dengan air. Hidrida ini digunakan sebagai reduktor dan bahan untuk hidrogenasi dan untuk pengering pelarut organik. Natrium tetrahidroborat, NaBH 4 , adalah senyawa padatan kristalin bewarna putih (terdekomposisi pada 400 o C) biasanya disebut natrium borohidrida. Padatan ini larut dalam air dan terdekomposisi pada suhu tingggi dengan melepaskan gas hidrogen. Padatan ini digunakan sebagai bahan pereduksi untuk senyawa anorganik dan organik, dan untuk mempreparasi kompleks hidrida, dsb. Hidrida molekular Semua hidrida kecuali hidrida karbon (metana) dan oksigen (air) adalah gas beracun dengan kereaktifan sangat tinggi dan harus ditangani dengan sangat hati-hati. Walaupun terdapat berbagai metoda untuk menghasilkan gas-gas ini di laboratorium, kini banyak gas ini mudah didapat di silinder. Diboran, B 2 H 6 , adalah gas beracun dan tak bewarna (mp -164.9 o C dan bp -92.6 o C) dengan bau iritatif yang khas. Hidrida ini merupakan bahan reduktor kuat senyawa anorganik dan organik. Bahan ini juga bermanfaat sebagai bahan hidroborasi untuk memasukkan gugus fungsi pada olefin, setelah adisi olefin dengan reaksinya dengan reagen yang cocok. 57
Silan, SiH 4 , gas yang sangat mematikan dan tak bewarna (mp -185 o C dan bp -111.9 o C) dengan bau yang menyengat dan juga disebut dengan monosilan. Amonia, NH 3 , adalah gas beracun dan tak bewarna (mp -77.7 o C dan bp -33.4 o C) dengan bau mengiritasi yang khas. Walaupun gas ini digunakan dalam banyak kasus sebagai larutan amonia dalam air, yakni dengan dilarutkan dalam air, amonia cair juga digunakan sebagai pelarut non-air untuk reaksi khusus. Sejak dikembangkannya proses Harber-Bosch untuk sintesis amonia di tahun 1913, amonia telah menjadi senyawa yang paling penting dalam industri kimia dan digunakan sebagai bahan baku banyak senyawa yang mengandung nitrogen. Amonia juga digunakan sebagai refrigeran (di lemari pendingin). Fosfin, PH 3 , gas sangat beracun dan tak bewarna (mp -133 o C dan bp -87.7 o C) dengan bau yang busuk, juga disebut dengan fosfor hidrida. Fosfin terbakar spontan di udara. Fosfin digunakan dalam pertumbuhan epitaksi, dalam kimia koordinasi logam transisi, dsb. Hidrogen sulfida, H 2 S, gas beracun dan tak bewarna (mp -85.5 o C and bp -60.7 o C) dengan bau telur busuk. Gas ini sering ditangani dengan tidak cukup hati-hati, gas ini sangat berbahaya dan harus ditangani dalam lingkungan yang ventilasinya baik. Gas ini digunakan untuk analisis kimia dengan cara pengendapan ion logam, pembuatan senyawa yang mengandung belerang, dsb. Hidrogen fluorida, HF, adalah gas tak bewarna, berasap, bertitik didih rendah (mp -83 o C dan bp 19.5 o C), dengan bau yang mengiritasi. Gas ini biasa digunakan untuk mempreparasi senyawa anorganik dan organik yang mengandung fluor. Karena permitivitasnya yang tinggi, senyawa ini dapat digunakan sebagai pelarut non-air yang khusus. Larutan dalam air gas ini disebut asam fluorat dan disimpan dalam wadah polietilen karena asam ini menyerang gelas. Hidrida logam Hidrida MH x yang menunjukkan sifat logam biasanya bertipe intertisi dan non stoikiometri biasanya hidrogen menempati sebagian lubang dalam kisi logam. Biasanya x bukan bilangan bulat dalam senyawa ini. Hidrida jenis ini yang dikenal meliputi hidrida dari Golongan 3 (Sc, Y), Golongan 4 (Ti, Zr, Hf), Golongan 5 (V, Nb, Ta), Cr, Ni, Pd, dan Cu, tetapi hidrida logam lain di Golongan 6 sampai 11 tidak dikenal. Paladium Pd bereaksi dengan gas hidrogen pada suhu kamar, dan membentuk hidrida yang mempunyai komposisi PdH x (x < 1). Banyak hidrida logam 58
- Page 16 and 17: Gambar 1.2 Klasifikasi unsur dalam
- Page 18 and 19: terbentuk antara unsur yang keelekt
- Page 20 and 21: 2 Ikatan dan Struktur Jari-jari ato
- Page 22 and 23: sifat kimia senyawa yang diketahui,
- Page 24 and 25: kita dapat mengkompilasi jari-jari
- Page 26 and 27: menentukan jarak antar ion d. A ada
- Page 28 and 29: Gambar 2.3 Susunan ccp bola. Bila k
- Page 30 and 31: Kisi dengan bola lain di pusat kisi
- Page 32 and 33: Gambar 2.7 Struktur NaCl. Cesium kh
- Page 34 and 35: [Jawab] empat kation ada di dalam s
- Page 36 and 37: susunan terjejal anion. Gambar 2.12
- Page 38 and 39: Unsur-unsur gas mulia memiliki stru
- Page 40 and 41: Tabel 2.6 Ke-elektronegativan Pauli
- Page 42 and 43: Walaupun definisi Mulliken jelas se
- Page 44 and 45: Gambar 2.15 Pembentukan orbital mol
- Page 46 and 47: Gambar 2.18 Orbital molekul H 2 . T
- Page 48 and 49: Orbital molekul dua atom yang berbe
- Page 50 and 51: Teori besar dan evaluasi Teori elek
- Page 52 and 53: Proses yang secara termodinamika ir
- Page 54 and 55: Zn +2 (aq) + 2 e - → Zn(s) ∆G 0
- Page 56 and 57: molibdenum adalah reduktor dan beru
- Page 58 and 59: Oleh karena itu, mengurutkan kekuat
- Page 60 and 61: memberikan H + ke air, membentuk H
- Page 62 and 63: logam diklasifikasikan dalam urutan
- Page 64 and 65: 4 Kimia Unsur Non-Logam Ada sekitar
- Page 68 and 69: yang menunjukkan sifat hantaran log
- Page 70 and 71: Teori baru diusulkan untuk menjelas
- Page 72 and 73: Tidak hanya diboran, boran yang leb
- Page 74 and 75: Fuleren adalah nama generik untuk a
- Page 76 and 77: Fosfor putih adalah molekul dengan
- Page 78 and 79: 4.3 Oksigen dan oksida a Oksigen Di
- Page 80 and 81: menggunakan reaksi katalitik sangat
- Page 82 and 83: Aluminosilikat Terdapat banyak mine
- Page 84 and 85: Tabel 4.4 Berbagai oksida khas unsu
- Page 86 and 87: Dengan oksidasi satu elektron, NO 2
- Page 88 and 89: Oksida dengan komposisi di antara f
- Page 90 and 91: semikonduktor, konduktor bahkan sup
- Page 92 and 93: Gambar 4.12 Struktur Cs 11 O 3 Oksi
- Page 94 and 95: Mangan dioksida, MnO 2 , cenderung
- Page 96 and 97: Gambar 4.15 Struktur spinel. Perovs
- Page 98 and 99: Gambar 4.17 Struktur Keggin. Anion
- Page 100 and 101: Gambar 4.18 Struktur S 5 2-, S 8 ,
- Page 102 and 103: (M = Pb, Sn, dan Cu; X = S, Se, dan
- Page 104 and 105: yang panjang sebelum unsur flourin
- Page 106 and 107: Tabel 4.8 Khlorida dan flourida kha
- Page 108 and 109: Tabel 4.9 Fluorida dan Khlorida kha
- Page 110 and 111: Paladium khlorida, PdCl 2 adalah pa
- Page 112 and 113: Cesium khlorida, CsCl. Padatan kris
- Page 114 and 115: xenon membentuk senyawa dengan vale
Litium hidrida, LiH, senyawa kristalin tak bewarna (titik leleh (melting point, mp) 680 o C). Li + dan<br />
H - membentuk kristal berstruktur garam dapur. Pelepasan kuantitatif gas hidrogen di anoda saat<br />
dilakukan elektrolisis garam leburnya menyarankan keberadaan H - . Air bereaksi dengan hebat<br />
dengan litium hidrida membebaskan gas hidrogen. Karena senyawa ini agak melarut dalam eter,<br />
hidrida ini digunakan sebagai pereduksi di <strong>kimia</strong> organik.<br />
Kalsium hidrida, CaH 2 , adalah padatan kristalin tak bewarna (mp 816 o C), dan bereaksi dengan<br />
hebat dengan air membebaskan gas hidrogen. Hidrida ini digunakan sebagai pembentuk gas<br />
hidrogen, atau bahan dehidrator untuk pelarut organik. Hidrida ini juga digunakan sebagai<br />
reduktor.<br />
Litium tetrahidridoaluminat, LiAlH 4 , adalah padatan kristalin tak bewarna (terdekomposisi di<br />
atas 125 o C) biasanya disebut litium aluminum hidrida. Hidrida melarut dalam eter, dan bereaksi<br />
hebat dengan air. Hidrida ini digunakan sebagai reduktor dan bahan untuk hidrogenasi dan untuk<br />
pengering pelarut organik.<br />
Natrium tetrahidroborat, NaBH 4 , adalah senyawa padatan kristalin bewarna putih<br />
(terdekomposisi pada 400 o C) biasanya disebut natrium borohidrida. Padatan ini larut dalam air<br />
dan terdekomposisi pada suhu tingggi dengan melepaskan gas hidrogen. Padatan ini digunakan<br />
sebagai bahan pereduksi untuk senyawa <strong>anorganik</strong> dan organik, dan untuk mempreparasi<br />
kompleks hidrida, dsb.<br />
Hidrida molekular<br />
Semua hidrida kecuali hidrida karbon (metana) dan oksigen (air) adalah gas beracun dengan<br />
kereaktifan sangat tinggi dan harus ditangani dengan sangat hati-hati. Walaupun terdapat berbagai<br />
metoda untuk menghasilkan gas-gas ini di laboratorium, kini banyak gas ini mudah didapat di<br />
silinder.<br />
Diboran, B 2 H 6 , adalah gas beracun dan tak bewarna (mp -164.9 o C dan bp -92.6 o C) dengan bau<br />
iritatif yang khas. Hidrida ini merupakan bahan reduktor kuat senyawa <strong>anorganik</strong> dan organik.<br />
Bahan ini juga bermanfaat sebagai bahan hidroborasi untuk memasukkan gugus fungsi pada<br />
olefin, setelah adisi olefin dengan reaksinya dengan reagen yang cocok.<br />
57