kimia-anorganik-taro-saito

02.04.2017 Views

pada atom besi. Walaupun berbagai modus ikatan ligan hidrokarbon akhirnya ditemukan satu demi satu, aplikasi industri senyawa organologam logam transisi meningkat dengan penemuan katalis polimerisasi olefin (katalis Ziegler), katalis hidrogenasi homogen (katalis Wilkinson), dan katalis sintetik asimetrik. Hadiah Nobel dianugerahkan pada Ziegler dan Natta (1963), E. O. Fischer, dan G. Wilkinson (1973) sebagai penghargaan atas pentingnya penemuan-penemuan ini. Berdasarkan definisi, dalam senyawa organologam,paling tidak ada satu ikatan logam-karbon, tetapi kompleks CN dan sebagainya biasanya dianggap bukan senyawa organologam. Senyawa logam karbonil merupakan senyawa organologam; dalam berbagai aspek ikatan, struktur dan reaksi, dan senyawa-senyawa ini merupakan sistem model yang baik untuk memahami esensi kimia organologam logam transisi. a Senyawa karbonil logam Senyawa karbonil logam yang terdiri atas logam dan ligan CO biasanya dipreparasi dengan reaksi langsung serbuk logam yang kereaktifannya tinggi dengan karbon monoksida, atau dengan reduksi garam logam ke valensi nol diikuti dengan reaksi dengan karbon monoksida tekanan tinggi. Namun, tetrakarbonilnikel, ditemukan pertamakali di akhir abad 19, terbentuk dengan reaksi logam nikel dan karbon monoksida pada suhu kamar dan tekanan atmosfer. Preparasi senyawa karbonil logam yang lain, di pihak lain memerlukan suhu dan tekanan tinggi. 139

Gambar 6.14 Struktur senyawa karbonil logam. Senyawa karbonil logam mononuklir memiliki struktur koordinasi polihedral yang bersimetri tinggi. Kromium, molibdenum, dan tungsten heksakarbonil, M(CO) 6 , mempunyai struktur oktahedral reguler, penta-koordinat pentakarbonilbesi, Fe(CO) 5 , berstruktur segitiga bipiramid, dan tetrakarbonilnikel, Ni(CO) 4 , memiliki koordinasi tetrahedral reguler (Gambar 6.14). Atom karbon ligan karbonil berkoordinasi dengan logam, dan lingkungan CO berorientasi searah dengan sumbu logam-karbon. Karbonil logam binuklir Mn 2 (CO) 10 memiliki ikatan Mn-Mn yang menghubungkan dua piramida bujur sangkar Mn(CO) 5 . Dalam Fe 2 (CO) 9 , dua sub satuan Fe(CO) 3 dijembatani tiga ligan CO, dan dalam Co 2 (CO) 8 , dua satuan Co(CO) 3 digubungkan dengan tiga jembatan CO dan sebuah ikatan Co-Co. Ada sejumlah senyawa karbonil logam dengan ikatan ogam-logam yang menghubungkan tiga atau lebih logam, dan CO terminal, µ-CO (jembatan di antara dua logam), dan µ 3 -CO (jembatan yang 140

Gambar 6.14 Struktur senyawa karbonil logam.<br />

Senyawa karbonil logam mononuklir memiliki struktur koordinasi polihedral yang bersimetri<br />

tinggi. Kromium, molibdenum, dan tungsten heksakarbonil, M(CO) 6 , mempunyai struktur<br />

oktahedral reguler, penta-koordinat pentakarbonilbesi, Fe(CO) 5 , berstruktur segitiga bipiramid,<br />

dan tetrakarbonilnikel, Ni(CO) 4 , memiliki koordinasi tetrahedral reguler (Gambar 6.14). Atom<br />

karbon ligan karbonil berkoordinasi dengan logam, dan lingkungan CO berorientasi searah<br />

dengan sumbu logam-karbon. Karbonil logam binuklir Mn 2 (CO) 10 memiliki ikatan Mn-Mn yang<br />

menghubungkan dua piramida bujur sangkar Mn(CO) 5 . Dalam Fe 2 (CO) 9 , dua sub satuan<br />

Fe(CO) 3 dijembatani tiga ligan CO, dan dalam Co 2 (CO) 8 , dua satuan Co(CO) 3 digubungkan<br />

dengan tiga jembatan CO dan sebuah ikatan Co-Co.<br />

Ada sejumlah senyawa karbonil logam dengan ikatan ogam-logam yang menghubungkan tiga atau<br />

lebih logam, dan CO terminal, µ-CO (jembatan di antara dua logam), dan µ 3 -CO (jembatan yang<br />

140

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!