02.04.2017 Views

kimia-anorganik-taro-saito

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Gambar 4.14 Struktur ReO 3 .<br />

Tungsten trioksida, WO 3 , adalah satu-satunya oksida yang menunjukkan berbagai transisi fasa<br />

dekat suhu kamar dan paling tidak ada tujuh polimorf yang dikenal. Polimorf-polimorf ini<br />

memiliki struktur tiga dimensi jenis ReO 3 tersusun atas oktahedra WO 6 yang berbagai sudut. Bila<br />

senyawa ini dipanaskan di vakum atau dengan tungsten serbuk terjadi reduksi dan berbagai oksida<br />

dengan komposisi yang rumit (W 18 O 49 , W 20 O 58 , dsb.) dihasilkan. Oksida molibdenum yang mirip<br />

juga dikenal dan oksida-oksida ini telah dianggap non-stoikiometrik sebelum A. Magneli<br />

menemukan bahwa sebenarnya senyawa-senyawa ini stoikiometrik.<br />

Oksida logam campuran<br />

Spinel, MgAl 2 O 4 , memiliki struktur dengan Mg 2+ menempati 1/8 lubang tetrahedral dan Al 3+<br />

menempati 1/2 lubang oktahedral dari susunan ccp atom oksigen (Gambar 4.15). Di antara<br />

oksida dengan komposisi A 2+ B 3+ 2O 4 ( A 2+ adalah Mg, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, Zn, Cd, Sn, dan B 3+<br />

adalah Al, Ga, In, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, dan Rh), bila lubang tetrahedralnya diisi oleh A 2+<br />

dihasilkan spinel normal, bila diisi B 3+ dihasilkanlah spinel inversi. Mineral spinel memiliki<br />

struktur spinel normal, sementara MgFe 2 O 4 dan Fe 3 O 4 memiliki struktur inversi. Energi<br />

penstabilan medan kristal (lihat bagian 6.2 (a)) berbeda bergantung apakah medan kristal atom<br />

oksigen berbentuk oktahedral atau tetrahedral. Oleh karena itu, bila komponen logamnya adalah<br />

logam transisi, perbedaan energinya merupakan faktor yang menentukan distribusi kation (apakah<br />

spinel normal atau invers yang akan diadopsi).<br />

86

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!