kimia-anorganik-taro-saito
memberikan H + ke air, membentuk H 3 O + dalam larutan berpelarut air. Misalnya, baik HBr dan HI terdisosiasi sempurna menjadi H 3 O + , dan keasamannya mirip. Fenomena seperti ini disebut dengan efek penyamarataan, dan semua keasaman menjadi sama dengan H 3 O + . Dalam pengukuran keasaman relatif asam kuat, diperlukan pelarut yang keaktifan H + lebih kecil dari keaktifan air, misalnya asam asetat dan etanol. Asam biner halo HX, kecuali HF, adalah asam kuat. Walaupun konsentrasi H 3 O + juga tinggi di larutan HF, ikatan hidrogen yang kuat antara F - dibandingkan ikatan hidrogen yang sama di anion halida lain menurunkan keaktifan termodinamika H 3 O + . Keasaman asam okso, seperti asam fosfat, asam sulfat, asam nitrat, dan asam perkhlorat berkaitan dengan bilangan oksidasi P, S, N, dan Cl. Bila, asam okso H n XO m dinyatakan sebagai (HO)XO m-n , muatan positif di X menjadi (2m-n), dan keasaman akan menjadi lebih besar dengan meningkatnya bilangan ini. Besarnya bilangan ini sebanding dengan kemudahan disosiasi OH untuk menghasilkan proton. Keasaman asam okso tersebut adalah asam perkhlorat (HO)ClO 3 > asam sulfat (HO) 2 SO 2 > asam nitrat (HO)NO 2 > asam fosfat (HO) 3 PO. Walaupun asam fosfat dapat ditulis (HO) 3 PO, tapi asam fosfit bukan (HO) 3 P tetapi (HO) 2 HPO, dan kekuatan asamnya mirip dengan asam sulfat. Fungsi keasaman Hammett Konsentrasi ion hidrogen dan pH bermakna hanya dalam larutan encer asam dalam pelarut air. Keasaman dalam larutan pekat dan pelarut non-air diukur dengan menggunakan fungsi keasaman Hammett. Fungsi ini memungkinkan pengukuran keasaman berbagai asam dalam pelarut non-air. Fungsi Keasaman Hammett dalam kesetimbangan B + H + → BH + didefinisikan dengan H 0 pK = + BH + [ BH ] − log [ B] dalam larutan encer: K BH + + [ B][ H ] = + [ BH ] 51
+ + [ B][ H ] [ BH ] + H 0 = − log − log = − log[ H ] = + [ BH ] [ B] pH Asam dengan -H 0 lebih dari 6 disebut superasam. Asam ini 10 6 kali lebih kuat dari larutan asam kuat 1 molar. -H 0 untuk asam sulfat murni adalah 12.1, 21.1 untuk larutan HF dalam SbF 5 , dan 26.5 untuk kombinasi HSO 3 F dan SbF 5 . Superasam mempunyai kemampuan untuk mengambil H - dari hidrokarbon dan melakukan pertukaran H-D dan pemotongan ikatan C-C, dsb. Asam basa Lewis Sementara konsep asam basa Brønsted terbatas pada transfer proton, asam Lewis A biasanya didefinisikan sebagai akseptor pasangan elektron dan basa Lewis B sebagai donor, pasangan elektron. Asam A dan basa :B terikat membentuk aduk A:B. Misalnya, asam Lewis BF 3 dan basa bas Lewis OEt 2 (dietileter) membentuk aduk F 3 B:OEt 2 . Kestabilannya meningkat dengan terbentuknya oktet di sekitar boron ketika terbentuk aduk. Kestabilan aduk diungkapkan dalam konstanta kesetimbangan reaksi : A + :B = A:B K f [ A : B] K f = [ A][: B] Oleh karena itu, keasaman Lewis diukur dengan membandingkan K f terhadap basa yang sama :B. Karena proton juga merupakan akseptor elektron, asam Brønsted adalah kasus spesial definisi asam yang lebih umum yakni Lewis. Menurut definisi ini, ikatan koordinat antara logam transisi (asam Lewis) dan ligan (basa Lewis) juga merupakan reaksi asam basa. V. Gutmann mengusulkan negatif entalpi pembentukan (dalam satuan kkal.mol -1 ) dari aduk (Cl 5 Sb-Sol) dari suatau pelarut Sol (solvent) dengan asam standar (SbCl 5 ) dalam dikhloroetana sebagai ukuran kebasaan Lewis pelarut. Bilangan ini disebut bilangan donor (donor number (D.N.)) pelarut. Di pihak lain, pergeseran kimia 31 P NMR dari Et 3 P dalam pelarut didefinisikan sebagai ukuran keasaman Lewis pelarut dan disebut dengan bilangan akseptor (acceptor number (A.N.)). Klasifikasi asam basa keras lunak R. G. Pearson mengklasifikasikan asam basa Lewis sesuai dengan kekerasan dan kelunakannya. Klasifikasi ini merupakan perluasan dari teori yang awalnya dikembangkan oleh S. Ahrland, J. Chatt, dan N. R. Davies, yang mengusulkan agar kation 52
- Page 10 and 11: 1 Unsur dan Periodisitas Unsur-unsu
- Page 12 and 13: elektron didefinisikan dengan empat
- Page 14 and 15: Tabel 1.1 Sistem periodik unsur, an
- Page 16 and 17: Gambar 1.2 Klasifikasi unsur dalam
- Page 18 and 19: terbentuk antara unsur yang keelekt
- Page 20 and 21: 2 Ikatan dan Struktur Jari-jari ato
- Page 22 and 23: sifat kimia senyawa yang diketahui,
- Page 24 and 25: kita dapat mengkompilasi jari-jari
- Page 26 and 27: menentukan jarak antar ion d. A ada
- Page 28 and 29: Gambar 2.3 Susunan ccp bola. Bila k
- Page 30 and 31: Kisi dengan bola lain di pusat kisi
- Page 32 and 33: Gambar 2.7 Struktur NaCl. Cesium kh
- Page 34 and 35: [Jawab] empat kation ada di dalam s
- Page 36 and 37: susunan terjejal anion. Gambar 2.12
- Page 38 and 39: Unsur-unsur gas mulia memiliki stru
- Page 40 and 41: Tabel 2.6 Ke-elektronegativan Pauli
- Page 42 and 43: Walaupun definisi Mulliken jelas se
- Page 44 and 45: Gambar 2.15 Pembentukan orbital mol
- Page 46 and 47: Gambar 2.18 Orbital molekul H 2 . T
- Page 48 and 49: Orbital molekul dua atom yang berbe
- Page 50 and 51: Teori besar dan evaluasi Teori elek
- Page 52 and 53: Proses yang secara termodinamika ir
- Page 54 and 55: Zn +2 (aq) + 2 e - → Zn(s) ∆G 0
- Page 56 and 57: molibdenum adalah reduktor dan beru
- Page 58 and 59: Oleh karena itu, mengurutkan kekuat
- Page 62 and 63: logam diklasifikasikan dalam urutan
- Page 64 and 65: 4 Kimia Unsur Non-Logam Ada sekitar
- Page 66 and 67: Litium hidrida, LiH, senyawa krista
- Page 68 and 69: yang menunjukkan sifat hantaran log
- Page 70 and 71: Teori baru diusulkan untuk menjelas
- Page 72 and 73: Tidak hanya diboran, boran yang leb
- Page 74 and 75: Fuleren adalah nama generik untuk a
- Page 76 and 77: Fosfor putih adalah molekul dengan
- Page 78 and 79: 4.3 Oksigen dan oksida a Oksigen Di
- Page 80 and 81: menggunakan reaksi katalitik sangat
- Page 82 and 83: Aluminosilikat Terdapat banyak mine
- Page 84 and 85: Tabel 4.4 Berbagai oksida khas unsu
- Page 86 and 87: Dengan oksidasi satu elektron, NO 2
- Page 88 and 89: Oksida dengan komposisi di antara f
- Page 90 and 91: semikonduktor, konduktor bahkan sup
- Page 92 and 93: Gambar 4.12 Struktur Cs 11 O 3 Oksi
- Page 94 and 95: Mangan dioksida, MnO 2 , cenderung
- Page 96 and 97: Gambar 4.15 Struktur spinel. Perovs
- Page 98 and 99: Gambar 4.17 Struktur Keggin. Anion
- Page 100 and 101: Gambar 4.18 Struktur S 5 2-, S 8 ,
- Page 102 and 103: (M = Pb, Sn, dan Cu; X = S, Se, dan
- Page 104 and 105: yang panjang sebelum unsur flourin
- Page 106 and 107: Tabel 4.8 Khlorida dan flourida kha
- Page 108 and 109: Tabel 4.9 Fluorida dan Khlorida kha
memberikan H + ke air, membentuk H 3 O + dalam larutan berpelarut air. Misalnya, baik HBr dan<br />
HI terdisosiasi sempurna menjadi H 3 O + , dan keasamannya mirip. Fenomena seperti ini disebut<br />
dengan efek penyamarataan, dan semua keasaman menjadi sama dengan H 3 O + . Dalam<br />
pengukuran keasaman relatif asam kuat, diperlukan pelarut yang keaktifan H + lebih kecil dari<br />
keaktifan air, misalnya asam asetat dan etanol.<br />
Asam biner halo HX, kecuali HF, adalah asam kuat. Walaupun konsentrasi H 3 O + juga tinggi di<br />
larutan HF, ikatan hidrogen yang kuat antara F - dibandingkan ikatan hidrogen yang sama di anion<br />
halida lain menurunkan keaktifan termodinamika H 3 O + .<br />
Keasaman asam okso, seperti asam fosfat, asam sulfat, asam nitrat, dan asam perkhlorat berkaitan<br />
dengan bilangan oksidasi P, S, N, dan Cl. Bila, asam okso H n XO m dinyatakan sebagai<br />
(HO)XO m-n , muatan positif di X menjadi (2m-n), dan keasaman akan menjadi lebih besar dengan<br />
meningkatnya bilangan ini. Besarnya bilangan ini sebanding dengan kemudahan disosiasi OH<br />
untuk menghasilkan proton. Keasaman asam okso tersebut adalah asam perkhlorat (HO)ClO 3 ><br />
asam sulfat (HO) 2 SO 2 > asam nitrat (HO)NO 2 > asam fosfat (HO) 3 PO. Walaupun asam fosfat<br />
dapat ditulis (HO) 3 PO, tapi asam fosfit bukan (HO) 3 P tetapi (HO) 2 HPO, dan kekuatan asamnya<br />
mirip dengan asam sulfat.<br />
Fungsi keasaman Hammett<br />
Konsentrasi ion hidrogen dan pH bermakna hanya dalam larutan encer asam dalam pelarut air.<br />
Keasaman dalam larutan pekat dan pelarut non-air diukur dengan menggunakan fungsi<br />
keasaman Hammett. Fungsi ini memungkinkan pengukuran keasaman berbagai asam dalam<br />
pelarut non-air. Fungsi Keasaman Hammett dalam kesetimbangan<br />
B + H + → BH +<br />
didefinisikan dengan<br />
H<br />
0<br />
pK<br />
= +<br />
BH<br />
+<br />
[ BH ]<br />
− log<br />
[ B]<br />
dalam larutan encer:<br />
K BH<br />
+<br />
+<br />
[ B][<br />
H ]<br />
=<br />
+<br />
[ BH ]<br />
51