kimia-anorganik-taro-saito
Gambar 1.2 Klasifikasi unsur dalam blok-blok di sistem periodik. 1.5 Keadaan terikat unsur Senyawa organik adalah senyawa molekular yang mengandung terutama atom karbon dan hidrogen. Karena kimia anorganik membahas semua senyawa selain senyawa organik, lingkup kimia anorgank sangat luas. Dalam kimia anorganik kita harus mempelajari sintesis, struktur, ikatan, reaksi, dan sifat fisika unsur, senyawa molekular dan senyawa padat dari 103 unsur. Akhirakhir ini, struktur senyawa kristalin telah ditentukan dengan cukup mudah dengan menggunakan analisis struktural kristal tunggal sinar-X, dengan menggunakan difraktometer otomatis. Kemajuan ini telah menghasilkan perkembangan yang cepat daerah-daerah baru kimia anorganik yang dulunya tidak terjangkau. Riset dalam senyawa berdimensi lebih tinggi, seperti senyawa kompleks multi-inti, senyawa kluster, dan senyawa anorganik padat yang mengandung banyak atom logam dan ligan yang terikat dengan cara yang rumit, menjadi lebih mudah dilakukan. Di bagian ini, area-area riset kimia anorganik akan disurvei berdasarkan modus ikatan senyawanya. a Unsur Zat-zat elementer berada dalam berbagai bentuk. Misalnya, helium dan gas mulia lain berada sebagai molekul beratom tunggal; hidrogen, oksigen, dan nitrogen sebagai molekul dwi atom; karbon, fosfor, dan belerang sebagai padatan alotropi; dan natrium, emas, dsb. sebagai logam. Zat sederhana unsur logam disebut logam, istilah logam digunakan baik untuk merujuk logam ruah 7
maupun ion atau atom logam. Walaupun zat elementer nampak sederhana karena hanya mengandung satu jenis unsur; zat elementer ini jarang diproduksi dalam bentuk murninya di alam. Bahkan setelah penemuan unsur-unsur baru, isolasi zat elementer sering masih sukar dilakukan. Misalnya, karena produksi silikon yang kemurniannya ultra tinggi menjadi sangat penting dalam sains dan teknologi, berbagai proses pemurnian telah dikembangkan akhir-akhir ini. Latihan 1.2 Berikan contoh alotrop. [Jawab] Karbon: intan dan grafit Fosfor: fosfor merah dan fosfor putih. b Senyawa molekular Senyawa anorganik unsur-unsur non-logam, seperti karbon dioksida CO 2 , asam sulfat cair H 2 SO 4 , atau padatan fosfor pentaoksida P 2 O 5 , memenuhi syarat valensi semua atom komponennya dan membentuk senyawa diskrit yang tidak terikat bersama. Senyawa logam golongan utama seperti timah tetrakhlorida SnCl 4 dan padatan aluminum trikhlorida AlCl 3 memiliki massa molekul tertentu dan tidak membentuk polimer tak hingga. Sebagian besar senyawa molekular logam transisi adalah senyawa kompleks dan senyawa organologam yang mengandung ligan yang berikatan kovalen koordinat dengan logam. Senyawa molekular ini tidak hanya meliputi senyawa kompleks mono-inti tetapi juga kompleks multi-inti yang mengandung beberapa logam, ataupun kompleks kluster yang mengandung ikatan logamlogam. Jumlah senyawa baru dengan berbagai variasi ikatan dan struktur meningkat dengan sangat cepat, dan bidang ini merupakan kajian yang utama dalam studi kimia anorganik saat ini (Bab 6). c Senyawa padat Walaupun senyawa anorganik padat pada dasarnya adalah molekul raksasa, lebih disukai untuk mendefinisikan senyawa padat tersusun atas pengulangan tak hingga susunan unsur dalam 1- dimensi (rantai), 2-dimensi (lapisan), atau 3-dimensi dan dianggap tidak memiliki massa molekul yang tertentu. Komponen padatan anorganik terikat satu sama lain melalui ikatan ionik, kovalen, atau logam. Ikatan ionik adalah ikatan antara unsur yang secara elektronik positif (logam alkali misalnya) dengan yang bersifat secara elektronik negatif (halogen dsb.). Sementara ikatan kovalen 8
- Page 2 and 3: 1 BUKU TEKS KIMIA ANORGANIK ONLINE
- Page 4 and 5: Pengantar Penerjemah Untuk mengatas
- Page 6 and 7: alata analitis yang lain. Kini menj
- Page 8 and 9: a Bilangan oksidasi ...............
- Page 10 and 11: 1 Unsur dan Periodisitas Unsur-unsu
- Page 12 and 13: elektron didefinisikan dengan empat
- Page 14 and 15: Tabel 1.1 Sistem periodik unsur, an
- Page 18 and 19: terbentuk antara unsur yang keelekt
- Page 20 and 21: 2 Ikatan dan Struktur Jari-jari ato
- Page 22 and 23: sifat kimia senyawa yang diketahui,
- Page 24 and 25: kita dapat mengkompilasi jari-jari
- Page 26 and 27: menentukan jarak antar ion d. A ada
- Page 28 and 29: Gambar 2.3 Susunan ccp bola. Bila k
- Page 30 and 31: Kisi dengan bola lain di pusat kisi
- Page 32 and 33: Gambar 2.7 Struktur NaCl. Cesium kh
- Page 34 and 35: [Jawab] empat kation ada di dalam s
- Page 36 and 37: susunan terjejal anion. Gambar 2.12
- Page 38 and 39: Unsur-unsur gas mulia memiliki stru
- Page 40 and 41: Tabel 2.6 Ke-elektronegativan Pauli
- Page 42 and 43: Walaupun definisi Mulliken jelas se
- Page 44 and 45: Gambar 2.15 Pembentukan orbital mol
- Page 46 and 47: Gambar 2.18 Orbital molekul H 2 . T
- Page 48 and 49: Orbital molekul dua atom yang berbe
- Page 50 and 51: Teori besar dan evaluasi Teori elek
- Page 52 and 53: Proses yang secara termodinamika ir
- Page 54 and 55: Zn +2 (aq) + 2 e - → Zn(s) ∆G 0
- Page 56 and 57: molibdenum adalah reduktor dan beru
- Page 58 and 59: Oleh karena itu, mengurutkan kekuat
- Page 60 and 61: memberikan H + ke air, membentuk H
- Page 62 and 63: logam diklasifikasikan dalam urutan
- Page 64 and 65: 4 Kimia Unsur Non-Logam Ada sekitar
maupun ion atau atom logam. Walaupun zat elementer nampak sederhana karena hanya<br />
mengandung satu jenis unsur; zat elementer ini jarang diproduksi dalam bentuk murninya di alam.<br />
Bahkan setelah penemuan unsur-unsur baru, isolasi zat elementer sering masih sukar dilakukan.<br />
Misalnya, karena produksi silikon yang kemurniannya ultra tinggi menjadi sangat penting dalam<br />
sains dan teknologi, berbagai proses pemurnian telah dikembangkan akhir-akhir ini.<br />
Latihan 1.2 Berikan contoh alotrop.<br />
[Jawab] Karbon: intan dan grafit<br />
Fosfor: fosfor merah dan fosfor putih.<br />
b<br />
Senyawa molekular<br />
Senyawa <strong>anorganik</strong> unsur-unsur non-logam, seperti karbon dioksida CO 2 , asam sulfat cair H 2 SO 4 ,<br />
atau padatan fosfor pentaoksida P 2 O 5 , memenuhi syarat valensi semua atom komponennya dan<br />
membentuk senyawa diskrit yang tidak terikat bersama. Senyawa logam golongan utama seperti<br />
timah tetrakhlorida SnCl 4 dan padatan aluminum trikhlorida AlCl 3 memiliki massa molekul<br />
tertentu dan tidak membentuk polimer tak hingga.<br />
Sebagian besar senyawa molekular logam transisi adalah senyawa kompleks dan senyawa<br />
organologam yang mengandung ligan yang berikatan kovalen koordinat dengan logam. Senyawa<br />
molekular ini tidak hanya meliputi senyawa kompleks mono-inti tetapi juga kompleks multi-inti<br />
yang mengandung beberapa logam, ataupun kompleks kluster yang mengandung ikatan logamlogam.<br />
Jumlah senyawa baru dengan berbagai variasi ikatan dan struktur meningkat dengan<br />
sangat cepat, dan bidang ini merupakan kajian yang utama dalam studi <strong>kimia</strong> <strong>anorganik</strong> saat ini<br />
(Bab 6).<br />
c<br />
Senyawa padat<br />
Walaupun senyawa <strong>anorganik</strong> padat pada dasarnya adalah molekul raksasa, lebih disukai untuk<br />
mendefinisikan senyawa padat tersusun atas pengulangan tak hingga susunan unsur dalam 1-<br />
dimensi (rantai), 2-dimensi (lapisan), atau 3-dimensi dan dianggap tidak memiliki massa molekul<br />
yang tertentu. Komponen padatan <strong>anorganik</strong> terikat satu sama lain melalui ikatan ionik, kovalen,<br />
atau logam. Ikatan ionik adalah ikatan antara unsur yang secara elektronik positif (logam alkali<br />
misalnya) dengan yang bersifat secara elektronik negatif (halogen dsb.). Sementara ikatan kovalen<br />
8