18.05.2014 Views

Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama ...

Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama ...

Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

BAB I<br />

PEDOMAN PENGEMBANGAN STANDAR ISI<br />

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM<br />

I. LATAR BELAKANG<br />

Pemerintah telah menetapkan <strong>Standar</strong> <strong>Nasional</strong> <strong>Pendidikan</strong> (SNP) yang<br />

berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan<br />

pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional<br />

yang bermutu. SNP merupakan kriteria minimal untuk menjamin mutu<br />

pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan<br />

membentuk watak serta karakter bangsa yang bermartabat.<br />

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007,<br />

dinyatakan bahwa pengelolaan pendidikan agama dan pendidikan<br />

keagamaan berada pada Kementerian <strong>Agama</strong> RI. Sebagai pengelola<br />

pendidikan agama, Kementerian <strong>Agama</strong> berkewajiban menjamin mutu<br />

<strong>Pendidikan</strong> <strong>Agama</strong> di sekolah. Dalam rangka penyelenggaraan<br />

<strong>Pendidikan</strong> <strong>Agama</strong> Islam (PAI) yang bermutu dan sesuai dengan<br />

kebutuhan masyarakat, maka Kementerian <strong>Agama</strong> perlu membuat<br />

pengembangan terhadap delapan SNP yang telah ditetapkan oleh BSNP.<br />

Delapan standar sebagaimana disebut di atas di antaranya adalah<br />

<strong>Standar</strong> Isi dan <strong>Standar</strong> Kompetensi Lulusan. <strong>Standar</strong> Isi adalah<br />

mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal<br />

untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis<br />

pendidikan tertentu. Kompetensi ini merupakan standar minimal yang<br />

harus dikuasai peserta didik melalui proses pembelajaran pada satuan<br />

pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,<br />

menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk<br />

berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,<br />

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan<br />

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.<br />

Dalam Pasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005<br />

tentang <strong>Standar</strong> <strong>Nasional</strong> <strong>Pendidikan</strong> dinyatakan bahwa kurikulum<br />

untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang<br />

pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: 1) kelompok mata pelajaran<br />

agama dan akhlak mulia, 2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan<br />

dan kepribadian, 3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan<br />

teknologi, 4) kelompok mata pelajaran estetika, dan 5) kelompok mata<br />

pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan. Setiap mata pelajaran<br />

tersebut dilaksanakan secara holistik, sehingga pembelajaran masingmasing<br />

kelompok mempengaruhi pemahaman dan penghayatan peserta<br />

didik, dan semua mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan<br />

kelulusan.<br />

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia tersebut<br />

dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang<br />

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak<br />

mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai<br />

perwujudan dari pendidikan agama itu sendiri.<br />

<strong>Pendidikan</strong> <strong>Agama</strong> Islam sebagai pendidikan moral bertujuan untuk

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!