31.10.2018 Views

BUKU DUNIA PARALEL

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

atas suhu mutlak.”<br />

Pada 1948, Alpher dan Herman mempublikasikan sebuah makalah<br />

yang memberikan argumen detil mengapa suhu pijaran susulan big<br />

bang hari ini mesti 5 derajat di atas nol mutlak (estimasi mereka luar<br />

biasa mendekati suhu tepat yang kini kita tahu sebesar 2,7 derajat di<br />

atas nol). Radiasi ini, yang mereka identifikasi ada dalam kisaran<br />

gelombang mikro, semestinya masih beredar di alam semesta hari ini,<br />

kata postulat mereka, memenuhi kosmos dengan pijaran susulan<br />

seragam.<br />

(Pemikiran mereka adalah sebagai berikut. Selama bertahun-tahun<br />

pasca big bang, suhu alam semesta begitu panas sehingga setiap kali<br />

atom terbentuk, ia akan terkoyak; karenanya ada banyak elektron<br />

bebas yang dapat menghamburkan cahaya. Dengan demikian, alam<br />

semesta saat itu buram, bukan transparan. Sorot cahaya yang<br />

bergerak di alam semesta superpanas ini akan terserap setelah<br />

menempuh jarak pendek, sehingga alam semesta terlihat berawan.<br />

Namun, setelah 380.000 tahun, suhu turun menjadi 3.000 derajat. Di<br />

bawah suhu tersebut, atom-atom tak lagi terkoyak oleh tubrukan.<br />

Alhasil, atom-atom stabil dapat terbentuk, dan sorot cahaya kini bisa<br />

berjalan selama bertahun-tahun-cahaya tanpa diserap. Maka, untuk<br />

pertama kalinya, ruang hampa menjadi transparan. Radiasi ini, yang<br />

tak lagi diserap seketika setelah terbentuk, sedang menyebar di alam<br />

semesta hari ini.)<br />

Saat Alpher dan Herman memperlihatkan kalkulasi final mereka<br />

atas suhu alam semesta, Gamow kecewa. Suhu tersebut begitu dingin,<br />

105

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!