31.10.2018 Views

BUKU DUNIA PARALEL

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dikurangi dua pertiganya, maka nada berubah sebanyak seperlima.<br />

Oleh karena itu, hukum musik dan harmoni bisa direduksi menjadi<br />

hubungan akurat antara bilangan-bilangan. Tak heran, moto pengikut<br />

Pythagoras adalah “Segala sesuatu adalah bilangan”. Mulanya, mereka<br />

begitu senang dengan temuan ini sampai-sampai mereka berani<br />

menerapkan hukum harmoni ini pada seluruh alam semesta. Upaya<br />

mereka gagal lantaran kompleksitas materi yang sangat besar. Namun,<br />

sedikit banyak, dengan teori string, fisikawan sedang kembali ke<br />

impian pengikut Pythagoras.<br />

Mengomentari jalinan bersejarah ini, Jamie James pernah berkata,<br />

“Musik dan sains [dahulu] diidentifikasi secara begitu mendalam<br />

sampai-sampai seseorang yang menyatakan bahwa terdapat<br />

perbedaan esensial antara mereka akan dianggap sebagai orang<br />

bodoh, [tapi kini] seseorang yang mengajukan bahwa mereka<br />

mempunyai persamaan akan menanggung resiko dianggap musuh<br />

oleh satu kelompok dan peminat amatir oleh kelompok lain—dan,<br />

yang paling celaka, pempopuler oleh kedua kelompok.”<br />

Persoalan Hyperspace<br />

Bila dimensi lebih tinggi betul-betul eksis di alam dan tak hanya dalam<br />

matematika semata, maka teoris string harus menghadapi persoalan<br />

yang merundung Theodr Kaluza dan Felix Klein pada 1921 silam<br />

ketika mereka merumuskan teori dimensi tinggi pertama: di manakah<br />

dimensi-dimensi lebih tinggi ini berada?<br />

Kaluza, matematikawan yang sebelumnya tak dikenal, menulis<br />

311

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!