31.10.2018 Views

BUKU DUNIA PARALEL

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kondisi foton dengan presisi tak terhingga, dengan demikian<br />

melanggar prinsip ketidakpastian.<br />

Ehrenfest menulis, “Bagi Bohr, ini adalah pukulan telak. Saat itu dia<br />

tidak melihat ada solusi. Dia amat tidak senang sepanjang malam itu,<br />

berjalan dari satu orang ke orang lain, mencoba meyakinkan mereka<br />

bahwa ini tidak benar, sebab jika E benar, maka berarti akhir fisika.<br />

Tapi dia tidak bisa berpikir untuk menyangkal. Saya takkan pernah<br />

melupakan penglihatan kedua lawan meninggalkan klub universitas.<br />

Einstein, seorang sosok besar, berjalan tenang dengan senyum tipis<br />

yang mengejek, sementara Bohr berderap di sampingnya, amat<br />

kecewa.”<br />

Ketika Ehrenfest kemudian bertemu dengan Bohr secara kebetulan,<br />

Bohr terkelu; yang dia lakukan hanya menggumamkan kata-kata yang<br />

sama berulang-ulang, “Einstein...Einstein...Einstein.”<br />

Keesokan harinya, setelah melewati malam yang tegang dan tidak<br />

bisa tidur, Bohr mampu menemukan cacat kecil dalam argumen<br />

Einstein. Setelah memancarkan foton, kotak itu sedikit lebih ringan,<br />

karena materi dan energi adalah ekuivalen. Artinya kotak itu sedikit<br />

bertambah berat di bawah gravitasi, sebab energi mempunyai berat,<br />

berdasarkan teori gravitasi Einstein sendiri. Tapi ini menimbulkan<br />

ketidakpastian pada energi foton. Jika seseorang kemudian mengkalkulasi<br />

ketidakpastian berat dan ketidakpastian kecepatan shutter, dia<br />

mendapati bahwa kotak itu persis mematuhi prinsip ketidakpastian.<br />

Praktisnya, Bohr memakai teori gravitasi Einstein sendiri untuk<br />

menyangkal Einstein! Bohr memperoleh kemenangan. Einstein kalah.<br />

251

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!