31.10.2018 Views

BUKU DUNIA PARALEL

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

etul-betul menyebar ke seluruh alam semesta.)<br />

Ini berarti fungsi gelombang sebatang pohon bisa memberitahu<br />

Anda probabilitas bahwa ia sedang berdiri atau runtuh, tapi tidak<br />

dapat secara definitif memberitahu Anda dalam kondisi mana<br />

sebetulnya ia. Tapi akal sehat memberitahu kita bahwa objek-objek<br />

berada dalam kondisi definitif. Manakala Anda menatap sebatang<br />

pohon, pohon itu sudah pasti berada di depan Anda—entah berdiri<br />

atau runtuh, tapi tidak keduanya.<br />

Untuk menyelesaikan selisih antara gelombang probabilitas dan<br />

pikiran akal sehat kita tentang eksistensi, Bohr dan Heisenberg<br />

berasumi bahwa setelah suatu pengukuran dilakukan oleh seorang<br />

pengamat luar, fungsi gelombang “kolaps” secara gaib, dan elektron<br />

jatuh ke dalam sebuah kondisi definitif—yakni, setelah menatap<br />

pohon, kita melihat bahwa ia betul-betul berdiri. Dengan kata lain,<br />

proses pengamatan menentukan kondisi akhir elektron. Pengamatan<br />

adalah sangat vital untuk eksistensi. Setelah kita menatap elektron,<br />

fungsi gelombangnya kolaps, sehingga elektron kini berada dalam<br />

kondisi definitif dan tidak ada kebutuhan lagi akan fungsi gelombang.<br />

Jadi, postulat-postulat kawanan Kopenhagen-nya Bohr, secara<br />

longgar dapat diringkas sebagai berikut:<br />

1. Semua energi terdapat dalam paket-paket tersendiri, yang<br />

disebut quantum. (Quantum cahaya, misalnya, adalah foton.<br />

Quantum gaya [nuklir] lemah disebut boson W dan boson Z,<br />

quantum gaya [nuklir] kuat disebut gluon, dan quantum<br />

gravitasi disebut graviton, yang masih harus diperiksa di<br />

240

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!