31.10.2018 Views

BUKU DUNIA PARALEL

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

merupakan unsur paling melimpah kedua di alam semesta setelah<br />

hidrogen. Ia begitu langka, karenanya pertama kali ditemukan di<br />

Matahari, bukan di Bumi. (Pada 1868, ilmuwan menganalisa cahaya<br />

dari Matahari yang diteruskan lewat prisma. Cahaya matahari yang<br />

terbelokkan bercerai-berai menjadi warna-warna pelangi biasa dan<br />

garis-garis spektrum, tapi ilmuwan juga mendeteksi garis-garis<br />

spektrum sayup yang disebabkan oleh unsur misterius yang belum<br />

pernah terlihat. Mereka keliru menganggapnya sebagai logam, yang<br />

namanya biasa berakhiran “ium”, seperti litium dan uranium. Mereka<br />

menamai logam misterius ini dengan kata Yunani untuk matahari,<br />

“helios”. Akhirnya pada 1895, helium ditemukan di Bumi dalam<br />

endapan uranium, dan, yang memalukan, ilmuwan mendapatinya<br />

sebagai gas, bukan logam. Alhasil, helium yang pertama kali<br />

ditemukan di Matahari terlahir dengan nama keliru.)<br />

Jika helium purba sebagian besar terbentuk di bintang-bintang,<br />

sebagaimana diyakini Hoyle, maka semestinya cukup langka dan<br />

ditemukan dekat inti bintang. Tapi semua data astronomi menunjukkan<br />

helium sebetulnya berlimpah, menyusun sekitar 25% massa atom<br />

di alam semesta. Mereka ditemukan terdistribusi secara seragam di<br />

alam semesta (sebagaimana diyakini Gamow).<br />

Hari ini kita tahu bahwa Gamow maupun Hoyle mempunyai<br />

potongan kebenaran menyangkut nukleosintesis. Gamow semula<br />

berpikir semua unsur kimiawi merupakan jatuhan atau abu big bang.<br />

Tapi teorinya menjadi korban celah 5-partikel dan 8-partikel. Hoyle<br />

mengira dapat menyapu bersih teori big bang sekaligus dengan<br />

115

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!