31.10.2018 Views

BUKU DUNIA PARALEL

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

memenuhi dua kondisi: ia harus tetap ekuilibrium dengan<br />

lingkungannya, dan ia tak boleh membuang informasi. Tapi bila alam<br />

semesta mengembang, keekuilibriuman adalah mustahil, sebab<br />

panjang gelombang radiasi menipis dan meregang. Alam semesta yang<br />

berakselerasi berubah terlalu cepat bagi sistem untuk mencapai<br />

ekuilibrium. Dan kedua, persyaratan bahwa ia tak boleh membuang<br />

informasi maksudnya adalah makhluk berakal tak boleh lupa.<br />

Akhirnya, makhluk berakal, lantaran tak mampu membuang ingatan<br />

lama, mungkin mendapati dirinya menghidupkan kembali ingatan<br />

lama berulang-ulang. “Keabadian akan menjadi penjara, ketimbang<br />

menjadi horison kreatifitas yang menjauh tanpa ujung. Itu mungkin<br />

nirwana 19 , tapi apakah akan hidup?” tanya Krauss dan Starkman.)<br />

Ringkasnya, kita menyimak bahwa bila konstanta kosmologis<br />

mendekati nol, makhluk berakal bisa “berpikir” selama jangka waktu<br />

indefinitif dengan berhibernasi dan berpikir lebih lambat selagi alam<br />

semesta mendingin. Tapi di alam semesta berakselerasi seperti punya<br />

kita, ini mustahil. Semua makhluk berakal pasti musnah, menurut<br />

hukum fisika.<br />

Oleh sebab itu, dari sudut perspektif kosmik ini kita melihat bahwa<br />

kondisi untuk kehidupan yang kita kenal tak lain merupakan episode<br />

singkat dalam anyaman yang jauh lebih besar. Hanya ada jendela kecil<br />

di mana temperaturnya “tepat” untuk menopang kehidupan, tidak<br />

terlalu panas ataupun terlalu dingin.<br />

19 Kebahagiaan sempurna yang diperoleh melalui pemusnahan individualitas—<br />

penj.<br />

463

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!