31.10.2018 Views

BUKU DUNIA PARALEL

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

yang begitu berkontradiksi nyata dengan doktrin gereja: teleskop.<br />

Campuran sains, agama, dan filsafat memang merupakan ramuan<br />

yang kuat, begitu mudah menguap, sampai-sampai filsuf besar<br />

Giordano Bruno dibakar di tiang pembakaran pada tahun 1600 di<br />

jalanan Roma lantaran menolak menanggalkan keyakinannya bahwa<br />

terdapat planet dalam jumlah tak terhingga di angkasa, didiami oleh<br />

makhluk hidup dalam jumlah tak terhingga. Dia menulis, “Dengan ini<br />

kemuliaan Tuhan bertambah besar dan keagungan kerajaan-Nya<br />

termanifestasi; Dia diagungkan bukan di satu matahari, melainkan di<br />

matahari yang tak terbilang; bukan di satu bumi, bukan di satu dunia,<br />

melainkan di ribuan ribuan, saya katakan di dunia yang tak<br />

terhingga.”<br />

Dosa Galileo dan Bruno bukanlah karena mereka berani<br />

meramalkan hukum langit; dosa sejati mereka adalah karena mereka<br />

melengserkan manusia dari kedudukan mulianya di pusat alam<br />

semesta. Perlu lebih dari 350 tahun, sampai tahun 1992, bagi Vatikan<br />

untuk menyampaikan permintaan maaf terlambat kepada Galileo. Tak<br />

ada permintaan maaf yang pernah disampaikan kepada Bruno.<br />

Perspektif Sejarah<br />

Sejak Galileo, serangkaian revolusi telah menggulingkan konsepsi kita<br />

tentang alam semesta dan peran kita di dalamnya. Selama Abad<br />

Pertengahan, alam semesta dilihat sebagai tempat yang gelap dan<br />

menakutkan. Bumi seperti panggung kecil nan flat, penuh<br />

penyimpangan dan dosa, dilingkungi oleh bidang angkasa misterius di<br />

526

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!