31.10.2018 Views

BUKU DUNIA PARALEL

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

jaringan syaraf kompleks, terutama jika mereka mengalami korsleting<br />

dengan bertumpang tindih di atas satu sama lain. Di dimensi lebih<br />

rendah, kita sangat dibatasi dalam menempatkan jumlah sirkuit dan<br />

syaraf otak kompleks di area kecil. Otak kita sendiri, contohnya, terdiri<br />

dari sekitar 100 miliar syaraf, kurang lebih sama dengan jumlah<br />

bintang di galaksi Bima Sakti, dengan tiap-tiap syaraf terhubung ke<br />

sekitar 10.000 syaraf lain. Kompleksitas seperti itu akan sulit ditiru di<br />

dimensi lebih rendah.<br />

Di ruang empat dimensi, seseorang mendapat persoalan lain:<br />

planet-planet tidak stabil di orbit mereka di sekeliling Matahari.<br />

Hukum kuadrat terbalik Newton digantikan oleh hukum kubik<br />

terbalik, dan pada 1917, Paul Ehrenfest, kolega dekat Einstein,<br />

berspekulasi mengenai seperti apa fisika kemungkinannya di dimensi<br />

lain. Dia menganalisis apa yang disebut persamaan Poisson-Laplace<br />

(yang mengatur gerakan objek planet serta muatan listrik dalam atom)<br />

dan menemukan bahwa orbit-orbit tidak stabil di ruang empat<br />

dimensi atau lebih tinggi. Karena elektron-elektron dalam atom serta<br />

planet mengalami tubrukan acak, artinya atom dan tata surya<br />

barangkali tidak bisa eksis di dimensi lebih tinggi. Dengan kata lain,<br />

tiga dimensi adalah istimewa.<br />

Bagi Rees, prinsip antropik merupakan salah satu argumen paling<br />

memaksa untuk multiverse. Seperti halnya eksistensi zona Goldilocks<br />

untuk Bumi yang mengimplikasikan planet-planet ekstrasurya,<br />

eksistensi zona Goldilocks untuk alam semesta mengimplikasikan<br />

adanya alam semesta-alam semesta paralel. Rees berkomentar, “Jika<br />

393

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!