31.10.2018 Views

BUKU DUNIA PARALEL

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pada 1912, astronom Vesto Slipher telah menemukan bahwa<br />

galaksi-galaksi sedang menjauhi Bumi pada kecepatan tinggi. Alam<br />

semesta tak hanya lebih besar dari yang sebelumnya diperkirakan, ia<br />

juga mengembang dan pada kecepatan tinggi pula. Selain fluktuasifluktuasi<br />

kecil, dia mendapati galaksi-galaksi menampilkan ingsutan<br />

merah (redshift), disebabkan oleh galaksi-galaksi yang bergerak<br />

menjauhi kita, ketimbang ingsutan biru (blueshift). Temuan Slipher<br />

menunjukkan alam semesta memang dinamis dan tidak statis,<br />

sebagaimana yang diasumsikan Newton dan Einstein.<br />

Selama berabad-abad mempelajari paradoks Bentley dan Olbers,<br />

tak pernah ada ilmuwan yang serius mempertimbangkan<br />

kemungkinan bahwa alam semesta mengembang. Pada 1928, Hubble<br />

melakukan perjalanan menentukan ke Belanda untuk bertemu dengan<br />

Willem de Sitter. Yang membuat Hubble penasaran adalah prediksi de<br />

Sitter bahwa semakin jauh sebuah galaksi berada, semakin cepat<br />

semestinya ia bergerak. Bayangkan balon yang mengembang, dengan<br />

galaksi-galaksi di permukaannya. Seraya balon mengembang, galaksigalaksi<br />

yang saling berdekatan bergerak memisah relatif lambat.<br />

Semakin mereka berdekatan, semakin lambat mereka berpisah. Tapi<br />

galaksi-galaksi yang terpisah lebih jauh di permukaan balon, bergerak<br />

memisah lebih cepat.<br />

De Sitter mendesak Hubble untuk mencari efek ini dalam datanya,<br />

yang dapat diverifikasi dengan menganalisa ingsutan merah galaksigalaksi.<br />

Semakin besar ingsutan merah sebuah galaksi, semakin cepat<br />

ia bergerak menjauh, dan karenanya semakin jauh ia berada.<br />

93

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!