04.05.2013 Views

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />

dari In<strong>di</strong>a, sebagai satu-satunya nabi. Pantas juga kalau<br />

orang-orang pengikut Mirza mengatakan bahwa kedatangan Mirza<br />

sebagai fadhlan kabiran (buat siapa?!)<br />

Last but not least, untuk lebih banyak mengenal model watak<br />

ke-Yahu<strong>di</strong>an kaum <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> ini, kita melihat satu uraian<br />

lagi dari mereka, <strong>di</strong>mana satu khabar gembira dari Tuhan<br />

telah turun pada Mirza Ghulam Ahmad, isi kabar itu ialah<br />

"Hai Mirza engkau dari Aku dan Aku dari engkau."2<br />

Wahyu Tuhan <strong>di</strong> atas sangat menggembirakan Mirza Ghulam, akan<br />

tetapi bagaimana mengartikannya? Satu hal yang tidak beres<br />

pada <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>; bagaimana Tuhan bisa <strong>di</strong>katakan dari Mirza<br />

dan Mirza <strong>di</strong>katakan dari Tuhan? Apanya yang dari Tuhan dan<br />

apanya Tuhan yang dari Mirza Ghulam? Ada lagi wahyu yang<br />

bikin Mirza Ghulam Ahmad lebih bergembira:<br />

"Wahai bulan (Mirza) engkau dari padaKu dan<br />

Aku dari padamu."3<br />

Andaikata wahyu Tuhan itu <strong>di</strong>artikan harafiah, maka kata-kata<br />

itu jelas keluar dari akal tidak waras. Tentu saja <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong><br />

menolak tuduhan semacam itu. Maka inilah pengertian mereka<br />

yang <strong>di</strong>sodorkan ke tengah-tengah pengikutnya. Mula-mula<br />

<strong>di</strong>kemukakan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda pada<br />

Sayyi<strong>di</strong>na Ali r.a.:<br />

"Hai Ali engkau dari padaku, dan aku dari padamu."4<br />

Kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>kemukakan contoh lain, yaitu ketika Nabi Muhammad<br />

bersabda pada suku Asy'ari, ialah:<br />

"Mereka dari padaku dan aku dari pada mereka."5<br />

Akhirnya <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> bertanya tentang contoh-contoh yang<br />

<strong>di</strong>kemukakannya itu: anehkah itu dan ganjilkah? Dijawab<br />

sen<strong>di</strong>ri oleh <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>: "Ini senafas dengan ilham <strong>di</strong> atas,<br />

yakni ilham Tuhan pada Mirza <strong>di</strong> atas."6<br />

Tentu saja kalau <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> yang menjawab, tidak aneh dan<br />

tidak ganjil wahyu Tuhan pada Mirza itu. Akan tetapi<br />

obrolan-obrolan mereka itu lebih daripada aneh dan ganjil,<br />

malah sangat tidak beres maupun tidak karuan.<br />

Bahwa nabi Muhammad pernah bersabda, beliau s.a.w. daripada<br />

suku Asy'ari dan suku tersebut dari pada Nabi, ucapan yang<br />

demikian itu wajar, sebab terja<strong>di</strong> antara dua jenis yang sama<br />

yaitu manusia. Juga sabda beliau s.a.w. pada sayyi<strong>di</strong>na Ali<br />

tersebut <strong>di</strong> atas, wajar pula adanya. Bahwa Nabi adalah<br />

file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/CabikTirai.html (2 of 8)14/05/2006 21:44:33

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!