04.05.2013 Views

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />

menulis:<br />

"Bahwa lebih penting daripada mengemukakan ajaran<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> dalam perban<strong>di</strong>ngannya dengan faham kaum<br />

Muslimin (yang kontra) ialah usaha mencatat<br />

perkembangan alam pikiran keagamaan <strong>di</strong> Indonesia<br />

sebagai suatu bagian dari sejarah kita <strong>di</strong>mana ajaran<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> ternyata mempunyai bekas yang bisa <strong>di</strong>raba<br />

meskipun nyaris tak pernah <strong>di</strong>singgung. Bahkan dengan<br />

asumsi pertama bahwa dari mereka banyak bisa <strong>di</strong>ambil<br />

hal-hal yang kedudukan ajaran ini dalam sejarah<br />

pemikiran Islam <strong>di</strong> Indonesia."8<br />

Jalan pikiran Syu'bah Asa tersebut <strong>di</strong> atas sebenarnya<br />

merupakan garis-garis sentuhan baru dari <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> terhadap<br />

mereka yang masih belum mengenalnya. Dengan cara-cara yang<br />

menarik dan flexible, <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> berusaha memperlunak <strong>di</strong>ri<br />

dari kekerasan mengisolir <strong>di</strong>rinya; Mungkin suatu usaha<br />

berkompromi telah <strong>di</strong>sodorkan ke tengah-tengah masyarakat<br />

Muslimin, dengan penuh harap pada mereka yang berada <strong>di</strong> luar<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, agar tidak berjerih payah atau meniliti atau<br />

memikirkan sebab-sebab, sehingga Mirza Ghulam Ahmad pen<strong>di</strong>ri<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> itu, telah memiliki gelar-gelar pangkat dan<br />

kedudukan begitu komplex dan penuh; melainkan <strong>di</strong>mintanya<br />

untuk menaruh perhatian yang saksama akan bukti-bukti maupun<br />

kenyataan-kenyataan yang ada yang telah <strong>di</strong>capai oleh<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> dengan success-success missinya. Itulah harapan<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>!<br />

Apakah mungkin bagi kaum muslimin mengabaikan begitu saja<br />

akan pangkat-pangkat, gelar-gelar dan kedudukan Mirza<br />

Ghulam? Padahal pengikut-pengikut <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> sen<strong>di</strong>ri<br />

meresapkan ke dalam dada mereka seluruh pendakwaan<br />

pemimpinnya itu. Dan bagaimana mungkin, padahal untuk<br />

pangkat-pangkat itulah justru Mirza Ghulam Ahmad muncul <strong>di</strong><br />

tengah-tengah kaum Muslimin, dengan berbagai-bagai alasan<br />

demi kepentingan <strong>di</strong>rinya. Bahkan dalam keterangan-keterangan<br />

pendakwaannya itu, Mirza Ghulam maupun <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>nya membuat<br />

suatu surprise <strong>di</strong> kalangan kaum Muslimin, dengan<br />

mengemukakan dalil-dalil al-Quran dan Ha<strong>di</strong>ts, meskipun<br />

cara-cara pemakaian maupun pengertiannya, sangat<br />

<strong>di</strong>paksa-paksakan.<br />

Catatan kaki:<br />

1 Naseem Saifi, Our Movement, hal. 8.<br />

2 Saleh A. Nah<strong>di</strong>, <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> membantah tuduhan-tuduhan<br />

Ustadz Bakry Wahid B.A. Ujung Pandang, Djema'at<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> Indonesia, 1972, hal. 4.<br />

3 Syed Abdul Wahid, Thoughts and Reflections of Iqbal,<br />

hal. 269: (Suffice it to say that the real nature of<br />

file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/TantanganRutin.html (4 of 5)14/05/2006 21:43:23

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!