04.05.2013 Views

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />

Muncul lagi Kata-kata "dan seterusnya akan ada" yang<br />

tentunya mengandung arti akan berdatangan Nabi-nabi sesudah<br />

Nabi Muhammad, bukan begitu? Dimana dan siapa-siapa mereka<br />

gerangan Nabi-nabi sesudah Nabi Muhammad yang <strong>di</strong>sahkan itu?<br />

Bashirud<strong>di</strong>n tampil kemu<strong>di</strong>an dengan memamerkan beberapa<br />

Nabi-nabi akan tetapi sayangnya mereka Nabi-nabi palsu<br />

belaka, yaitu Musailamah, Aswad Al-Ansi, Syajjah Al-Kahinah,<br />

Abdullatif, Maulawi Muhammad Jar, Zahirud<strong>di</strong>n Abdullah<br />

Timapuri, dan Nabi Bux.10 Tentu saja bagi <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong><br />

kedudukan Mirza Ghulam Ahmad tidak berada <strong>di</strong>antara Nabi-nabi<br />

palsu itu. Lantas <strong>di</strong>mana dan siapa Nabi-nabi sah yang<br />

seterusnya akan ada itu? Jika memang <strong>di</strong>cukupkan satu orang<br />

saja menja<strong>di</strong> Nabi dan "seterusnya akan ada" itu ternyata<br />

menja<strong>di</strong> seterusnya tidak akan ada, maka <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> sewajarnya<br />

menjelaskan bahwa hal itu kebetulan juga salah cetak atau<br />

tergelincir lidah. Satu-dua kali keliru tidak apa-apa akan<br />

tetapi berulang-ulang salah, adalah memalukan sekali.<br />

Meskipun demikian, ternyata <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> tidak kehilangan<br />

langkah buat menutup-nutupi kesalahannya, sebab kemu<strong>di</strong>an<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> berkata, bahwa adanya Nabi sesudah Nabi In<strong>di</strong>a<br />

Mirza Ghulam Ahmad, bisa saja dan mungkin, bila Tuhan<br />

menghendaki.11 <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> masih memberi kesempatan, tentu<br />

saja bila Tuhan menghendaki, adanya Nabi pengganti Mirza<br />

Ghulam. Sikap lunaknya ini ternyata membelakangi sikapnya<br />

yang lain. <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> masih menggoreskan kedalam hati<br />

pengikut-pengikutnya satu kebulatan iman bahwa Tuhan hanya<br />

akan mengutus satu Nabi saja sesudah kenabian Muhammad<br />

s.a.w. Cukup dan selesai dengan kenabian Mirza saja.<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> berkata:<br />

"Didalam ummat Rasulullah yang mengikuti jejak beliau<br />

memperoleh berkah ribuan hingga mendapat kedudukan<br />

wali. Tetapi satu orang ada yang menja<strong>di</strong> ummati dan<br />

juga menja<strong>di</strong> Nabi."12<br />

Satu orang cukup dengan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi,<br />

yang lain wali-wali.<br />

Catatan kaki:<br />

1 Demagoog Qa<strong>di</strong>ani ialah seorang pembohong dari Qa<strong>di</strong>an<br />

yakni Mirza Ghulam.<br />

2 lih. Saleh A.Nah<strong>di</strong>, Soal Jawab <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> I, hal. 10<br />

3 lih.M.Ahmad Nurud<strong>di</strong>n, Masalah Kenabian,<br />

Wisma Damai Bandung, 1967, hal. 12: (qulu innahu khatamul<br />

ambiya'i wa la taqulu la nabiyya ba'dahu) 19).<br />

4 lih. Saleh A.Nah<strong>di</strong>, Soal Jawab <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> I, hal. 10<br />

5 lih: Saleh A.Nah<strong>di</strong>, Selayang Pandang <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, hal. 36.<br />

6 lih: Saleh A.Nah<strong>di</strong>, Selayang Pandang <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, hal. 46.<br />

file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/Demagog.html (5 of 6)14/05/2006 21:44:17

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!