04.05.2013 Views

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />

Sungguh kasihan Maulvi Ismail Sahib mendapat balasan yang<br />

demikian dari Mirza. Namun itu sudah seharusnya bahwa orang<br />

seperti Maulvi Ismail berani menyerang nabi Qa<strong>di</strong>an itu.<br />

Balasannya kelihatan setimpal. Akan tetapi kalau <strong>di</strong>tilik<br />

kembali derajat orang Qa<strong>di</strong>an yang kena serang Maulvi Sahib<br />

itu maka ada kejanggalan-kejanggalan yang menyolok dalam<br />

tingkah lakunya. Pada waktu itu ia sudah ja<strong>di</strong> nabi,<br />

Al-Mah<strong>di</strong>, Al-Masih Al-Mau'ud. Maka pada kedudukan yang ia<br />

miliki itu, selayaknyalah jika ia merasa malu atas kata-kata<br />

yang telah ia lontarkan pada lawannya yang juga <strong>di</strong>kenal<br />

sebagai muslim. Tidak <strong>di</strong>ketemukan dalam sejarah keagamaan<br />

kiranya, betapapun ia dari desa, yang membalas kata-kata<br />

lawannya dengan kata-kata pedas serta mengutuk, bahkan<br />

mengkafirkan!<br />

Maka gambaran apakah yang lebih terang tentang Mirza Ghulam<br />

Ahmad ini? Itu semua sudah terlalu, menyamakan seorang<br />

pengumpat, penghina, pengutuk macam Mirza Ghulam Ahmad ini<br />

dengan priba<strong>di</strong> Nabi Isa a.s. dan Nabi Muhammad s.a.w. Apakah<br />

mereka telah rabun mata terhadap sejarah sepak-terjangnya<br />

yang berlebih-lebihan itu? Ismail Sahib seorang ulama Islam,<br />

imam mesjid Aligarh, sekedar mengatakan tentang nabi Qa<strong>di</strong>an<br />

itu, bahwa ia tidak percaya, lalu datang balasan Mirza<br />

Ghulam Ahmad dengan kata-kata:<br />

"Kamu tidak berbu<strong>di</strong>, kamu jahat, cacing mati lebih<br />

kuhargai dari padamu, kamu munafik, kamu pendusta, kamu<br />

kafir."<br />

Seorang yang mengaku Al-Masih tidak layak berkata demikian.<br />

Justru kenyataan-kenyataan yang terdapat dalam priba<strong>di</strong> Mirza<br />

Ghulam Ahmad dan jemaatnya selalu kita temukan bentuk-bentuk<br />

kepalsuan dan penipuannya. Rombongan Musailamah modern ini<br />

masih banyak mempertontonkan kisah-kisah ajaib serta ketidak<br />

warasan logika pada mereka yang akan membuat mereka<br />

telanjang bulat <strong>di</strong> atas panggung sejarah Islam.<br />

1 Mirza Ghulam Ahmad, Kemenangan Islam, hal. 57.<br />

2 Sudewo, Asas-asas <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> Lahore, 1937, tansocijbing,<br />

Sukabumi, hal. 47.<br />

3 Sudewo, asas-asas <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> Lahore, hal. 70:<br />

(wa raaitani fil manaam 'ainullah.)<br />

4 M.B. Ahmad, Seerati Tayyiba, A.Q. niaz Lion Press,<br />

Lahore, 1960, hal. 68: 18 dan Mubarak Ahmad,<br />

Masih Mau'ud a.s., hal. 85/86.<br />

5 Mirza Ghulam Ahmad, Kemenangan Islam,<br />

hal. 36 sampai dengan hal. 45.<br />

file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/YesusIn<strong>di</strong>a.html (3 of 4)14/05/2006 21:47:24

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!