04.05.2013 Views

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />

(<strong>di</strong>abetes) dan sakit bingung (vertigo) itu. Ensiklope<strong>di</strong><br />

kesehatan mengatakan bahwa penderita sakit gula dalam<br />

beberapa hal dan keadaan mengalami: kebingungan serta mudah<br />

tersinggung hatinya tanpa ada sebab; sakit bagian saraf<br />

kepala, radang saraf; kerabunan pada mata, sangat sayu<br />

pandangannya, akhirnya sering tak sadarkan <strong>di</strong>ri.9<br />

Adapun pada penderita sakit bingung (vertigo) dalam beberapa<br />

hal dan keadaan mengalami: tingkah laku yang abnormal,<br />

gejolak emosi meluap-luap, depressi yang memilukan, perasaan<br />

rendah <strong>di</strong>ri, jeritan putus-asa, bahkan sering jatuh<br />

pingsan.10<br />

Mirza Ghulam Ahmad dengan <strong>di</strong>agnosa sebagai "pasien penderita<br />

sakit gula dan sakit bingung" yang <strong>di</strong>akui dan <strong>di</strong>nyatakan<br />

sen<strong>di</strong>ri oleh <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> serta oleh puteranya Bashirud<strong>di</strong>n<br />

Mahmud Ahmad11, dengan sen<strong>di</strong>rinya mengalami<br />

komplikasi-komplikasi <strong>di</strong> atas yang sangat parah. Bahkan<br />

sialnya ia mengidap penyakit-penyakit itu secara kontinyu.<br />

Bagaimana dalam keadaan yang parah itu ia bisa mengimbangi<br />

ambisinya yang meluap-luap? Tentu saja ia berbuat bertingkah<br />

berpose sebagai tokoh yang abnormal. Gagal dalam cinta,<br />

gagal dalam karier, gagal dalam akhlak dan gagal menjaga<br />

stamina tubuh serta jiwanya.<br />

Bashirud<strong>di</strong>n Mahmud Ahmad khalifah kedua <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, putera<br />

penerus Mirza Ghulam Ahmad berkata tentang ayahnya yang<br />

bergelar nabi, rasul, almah<strong>di</strong> dan almasih yang <strong>di</strong>janjikan<br />

itu:<br />

"Keadaan kesehatan badannya Hazrat Masih Mau'ud a.s.,<br />

ada begitu lemah, sampai sering ketika penyakit datang<br />

kepada orang-orang yang <strong>di</strong> sekitarnya menganggap bahwa<br />

beliau telah wafat."12<br />

Dengan anggapan bahwa beliau telah wafat, sebenarnya Mirza<br />

Ghulam Ahmad telah jatuh pingsan yang lama. Pandangan<br />

matanya akan sayu bahkan redup menyusul keadaan tak sadar<br />

<strong>di</strong>ri. Mungkin dalam situasi <strong>di</strong> alam tak sadar itulah Mirza<br />

Ghulam mencetuskan segala gagasan-gagasannya yang bernama:<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>. Ia sering mengalami hallucinatie; justru pada<br />

saat-saat itulah lahir segala tingkah laku yang abnormal.<br />

Bagaimana dengan, "jeritan putus asanya" yang histeris itu?<br />

Sungguh tidak terlintas dalam pikiran bahwa sejarah<br />

mengulangi <strong>di</strong>rinya. Pada peristiwa GOLGOTTA kurang lebih<br />

1800 tahun yang lalu, konon terdengarlah jeritan Yesus<br />

Kristus mengakhiri hayatnya pada kayu salib13. Jeritan<br />

itulah yang terulang pada sejarah hidup nabi In<strong>di</strong>a abad 19<br />

masehi.<br />

file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/JeritanUlang.html (4 of 6)14/05/2006 21:47:38

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!