04.05.2013 Views

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />

Afrika menganggap Mohammad Ahmad Donggola adalah Mah<strong>di</strong>.<br />

Mah<strong>di</strong>-mah<strong>di</strong> yang lain seperti Mah<strong>di</strong> dari Rief Afrika, dari<br />

Tunisia, dari Marokko, dari Pegunungan Shahrazur, dari<br />

Kur<strong>di</strong>stan, dari Senegal dan Mah<strong>di</strong> dari Jawa timur Indonesia,<br />

merekapun telah datang dan masing-masing membawa missi-missi<br />

utamanya.2<br />

Demikian kumpulan Mah<strong>di</strong> yang tercatat dalam sejarah Islam.<br />

Kenyataan dari mereka yang telah datang itu sama sekali<br />

tidak sanggup memenuhi missi-missi utamanya. Jangankan<br />

seluruh missi sanggup <strong>di</strong>pikulnya, pada tugas pembagian harta<br />

sama-rata saja, beliau-beliau itu tidak sanggup<br />

melaksanakannya; Juga mereka tidak membunuh BABI atau<br />

memecah SALIB, baik harafiyah maupun kiasan. Apalagi memberi<br />

kesenangan pada kaum Muslimin yang belum pernah<br />

<strong>di</strong>rasakannya.<br />

Bagaimana dengan Man<strong>di</strong>-mah<strong>di</strong> yang belum datang?! Apakah kaum<br />

Muslimin harus menanti kedatangan mereka? Padahal, penantian<br />

itu membuat ummat ja<strong>di</strong> lamban. Lebih-lebih penantian yang<br />

tak menentu, entah tahunan, puluhan tahun, abad bahkan<br />

ribuan tahun. Ummat Muslimin akan kehilangan langkah,<br />

statis, mati gerak, bahkan tertelan zaman. Mengambil sikap<br />

yang baik adalah tidak menanti dan tidak terlintas dalam<br />

pikiran untuk menanti. Lebih baik lagi ialah membuang jauh<br />

doktrin kedatangan kembali Almasih maupun Almah<strong>di</strong>.<br />

Namun andaikata sejarah Islam nanti menampilkan tokoh-tokoh<br />

tersebut, maka biarkanlah nama beliau, tempat munculnya,<br />

waktu datangnya berada dalam ketentuan TUHAN.<br />

Catatan kaki:<br />

1 Ali Mohammad Ali Dhukhayyil, Al-Imam Mah<strong>di</strong>, Darut-turas<br />

Al-Islami, 1974, Beirut, hal. 13.<br />

2 H.M. Arsyad Thalih Lubis, IMAM MAHDI, Medan, Firma<br />

Islamiyah, 1967, hal 8 dan hal. 94/95/96.<br />

---------------------------------------------<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> <strong>Telanjang</strong> <strong>Bulat</strong> <strong>di</strong> <strong>Panggung</strong> <strong>Sejarah</strong><br />

Abdullah Hasan Alhadar<br />

PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1980<br />

Jln. Tamblong No.48-50, Bandung<br />

Telp. 50708, 57177, 58332<br />

Indeks Islam | Indeks Artikel | Tentang Penulis<br />

ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota<br />

Please <strong>di</strong>rect any suggestion to Me<strong>di</strong>a Team<br />

file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/SiapakahMah<strong>di</strong>.html (3 of 3)14/05/2006 21:43:09

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!