04.05.2013 Views

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />

adalah bagaikan hiasan cincin yang <strong>di</strong>pakai oleh para nabi<br />

karena beliau nabi termulia.6 Kemu<strong>di</strong>an masih dalam<br />

pengertian khatam itu, <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> berkata:<br />

"Ja<strong>di</strong>, perkataan "khataman nabiyin" berarti cap atau<br />

stempel daripada nabi-nabi. Yakni Nabi Muhammad s.a.w.<br />

ialah kebagusan daripada segala nabi-nabi."7<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> mengartikan cincin dan stempel buat Nabi Muhammad<br />

sebagai kiasan dan menafsirkannya dengan kebagusan atau<br />

termulia merupakan cara-cara orang yang telah kehabisan<br />

bahan, hanya dengan maksud memanjang-manjangkan pujian palsu<br />

pada Nabi s.a.w. Apakah bukan satu penghinaan, kalau Nabi<br />

Muhammad <strong>di</strong>kiaskan sebagai cincin yang <strong>di</strong>pakai jari-jemari<br />

para Nabi, dan stempel daripada Nabi-nabi? Yang patut ialah<br />

jika Nabi Muhammad <strong>di</strong>kiaskan dengan benda maka seharusnya<br />

para Nabi <strong>di</strong>kiaskan dengan benda juga. Misalnya baris-baris<br />

kalimat dalam suatu surat (warkah) yang <strong>di</strong>sudahi dengan<br />

stempel. Baris-baris kalimat itu adalah para Nabi, warkah<br />

itu adalah bumi, dan stempel (cap) itu adalah Nabi Muhammad<br />

saw. Pada hamparan warkah itulah kalimat-kalimat yang rapi<br />

merupakan barisan Nabi-Nabi <strong>di</strong>mana kesudahan dari baris<br />

Nabi-nabi <strong>di</strong>tutup dengan stempel yakni Nabi Muhammad. Cap<br />

atau stempel itu sen<strong>di</strong>ri lebih bagus dan lebih mulia dari<br />

barisan kalimat, dan cap itu pula yang menyudahi (menutup)<br />

kalimat-kalimat itu. Pengibaratan inilah kiranya yang lebih<br />

memadai dari pada cara-cara yang <strong>di</strong>kemukakan <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>.<br />

Catatan kaki:<br />

1 lih: Saleh A.Nah<strong>di</strong>, Selayang pandang <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, hal. 33.<br />

2 lih: Syafi R. Batuah, <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> Apa dan Mengapa?, hal. 19<br />

3 lih: Saleh A. Nah<strong>di</strong>, Selayang pandang <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, hal. 35<br />

4 lih: Saleh A. Nah<strong>di</strong>, Selayang Pandang <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, hal.35<br />

dan lih: Saleh A.Nah<strong>di</strong>, Soal-Jawab <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> bag. I,<br />

Ujung Pandang Rapen, 1972, hal. 11<br />

5 lih: Saleh A.Nah<strong>di</strong>, Soal-Jawab <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, hal. 8/10.<br />

6 lih: Saleh A.Nah<strong>di</strong>, Selayang Pandang <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, hal. 34.<br />

7 lih: Bashirud<strong>di</strong>n Mahmud Ahmad, Jasa Imam Mah<strong>di</strong> a.s.<br />

terjemah Malik Ahmad Khan.<br />

---------------------------------------------<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> <strong>Telanjang</strong> <strong>Bulat</strong> <strong>di</strong> <strong>Panggung</strong> <strong>Sejarah</strong><br />

Abdullah Hasan Alhadar<br />

PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1980<br />

Jln. Tamblong No.48-50, Bandung<br />

Telp. 50708, 57177, 58332<br />

file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/VonisKejut.html (5 of 6)14/05/2006 21:44:13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!