04.05.2013 Views

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />

Jelasnya Mirza Ghulam Ahmad tidak merasa terhina dengan<br />

tuduhan Ismail Sahib itu, sebab ia tidak belajar dari<br />

sekolah tapi dari langit jua. Itulah kemuIiaan sebagaimana<br />

yang <strong>di</strong>terima setiap nabi.<br />

Kemu<strong>di</strong>an Maulvi Muhammad Ismail Sahib meneruskan<br />

tuduhan-tuduhannya pada Mirza Ghulam Ahmad dengan perkataan<br />

perkataannya yang tajam:<br />

"Saya tidak dapat percaya bahwa orang itu (Mirza) juga<br />

menulis karangan-karangan yang baik."<br />

Maka Mirza Ghulam Ahmad dengan emosi tak tertahankan<br />

menangkis kata-kata lawannya itu dengan jawaban-jawaban<br />

lantang:<br />

"Tak mengherankan kalau saudara tak percaya sebab<br />

kepercayaan seperti itu tak tercapai oleh orang-orang<br />

kafir yang melihat sen<strong>di</strong>ri nabi suci sekalipun dan jika<br />

mereka itu tidak <strong>di</strong>beri malu, keunggulan nabi suci tak<br />

akan dapat ja<strong>di</strong> terang atau nyata bagi mereka... Dan<br />

apa yang keluar dari mulut Maulvi Sahibpun boleh ja<strong>di</strong><br />

benar juga, sebab tidak syak lagi kata-kata Qur'an suci<br />

jauh melebihi kemampuan akal nabi <strong>di</strong> dalam hal gaya<br />

bahasanya pilihan kata-katanya dan kearifannya...<br />

Demikian pula buku-buku yang <strong>di</strong>karang dan juga<br />

<strong>di</strong>terbitkan oleh hamba yang hina ini sesungguhnya hasil<br />

dari bantuan Ilahi dan buku-buku itu sungguh melampaui<br />

kecakapan dan kemampuan yang sebenarnya dari pada hamba<br />

yang hina ini... Bahwa ada orang yang berkata kemu<strong>di</strong>an<br />

bahwa buku-buku ini bukan hamba yang mengarangnya."<br />

Terasa legalah bagi Mirza Ghulam setelah seluruh emosi<br />

kemarahannya terlontarkan pada Ismail Sahib. Padahal tanpa<br />

mengeluarkan kemarahan demikian Mirza Ghulam seharusnya<br />

sudah lega dengan serangan lawannya itu. Bukankah ia sudah<br />

<strong>di</strong>identikkan nasibnya dengan nabi Muhammad s.a.w.?<br />

Perbedaannya <strong>di</strong> sini ialah bahwa pada zaman Mirza yang<br />

meragukan maupun yang membantah ialah seorang muslim, bukan<br />

seorang kafir.<br />

Bagi Ismail Sahib sen<strong>di</strong>ri, la tidak menghentikan serangannya<br />

sampai <strong>di</strong> situ melainkan ia bertambah gencar serangannya.<br />

Berkata Ismail pada Mirza:<br />

"Sayid Ahmad seorang Arab yang saya kenal sebagai<br />

seorang yang berkata benar..., setelah ha<strong>di</strong>r pada<br />

setiap kesempatan yang penting untuk menguji dan<br />

menyeli<strong>di</strong>ki <strong>di</strong>a (Mirza Ghulam) maka <strong>di</strong>a (sayid) itu<br />

file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/TukangLaknat.html (2 of 4)14/05/2006 21:47:19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!