Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />
besarnya kaum Sikh sebagai berikuti<br />
"Pemerintahan Sikh mencerminkan kegalakan serta<br />
kebuasan. Adat Istiadatnya ialah merampok dan merampas.<br />
Mereka sangat benci pada orang-orang Islam. Orang Islam<br />
tidak <strong>di</strong>bolehkan menyerukan adzan dengan suara keras.<br />
Mesjid-mesjid <strong>di</strong>kuasainya dan mereka gunakan untuk<br />
membacakan kitab suci mereka yaitu Granth ..." Rasa<br />
kebencian <strong>di</strong> kalangan orang-orang Sikh terhadap<br />
orang-orang Islam tak ada hingganya. Orang-orang Islam<br />
baik lelaki maupun perempuan bahkan anak-anak mereka<br />
bunuh dengan sangat kejamnya. Kampung-kampung orang<br />
Islam mereka musnahkan, perempuan-perempuannya<br />
<strong>di</strong>perkosa dan ribuan mesjid telah <strong>di</strong>musnahkan."<br />
Dan akhirnya mengenai keadaan yang mengerikan itu, Mirza<br />
Ghulam Ahmad menulis:<br />
"Sampai saat ini kaum Muslimin tak dapat melupakan masa<br />
yang ngeri itu, ketika orang-orang Islam sangat<br />
menderita dalam tungku yang <strong>di</strong>nyalakan oleh<br />
tangan-tangan kaum Sikh. Oleh karena kebuasan mereka<br />
bukan saja keduniaan orang Islam yang rusak binasa,<br />
bahkan keadaan keagamaan mereka telah lebih jelek dari<br />
itu. Jangankan akan melakukan kewajiban-kewaJiban<br />
keagamaan, setengah orang telah <strong>di</strong>bunuh mati<br />
semata-mata karena menyerukan adzan." (surat siaran<br />
tgl. 10/7/1900)4<br />
Lebih jauh Hadrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., demikian<br />
<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, menulis tentang kebuasan kaum Sikh sebagai<br />
berikut:<br />
"Barangsiapa yang telah berusia 60 atau 70 tahun tahu<br />
benar bahwa kita telah mengalami kekuasaan orang Sikh.<br />
Betapa hebatnya melapetaka yang menimpa kaum Muslimin<br />
ketika itu bukanlah satu hal yang tersembunyi lagi;<br />
dengan mengingatnya saja seramlah bulu roma kita dan<br />
gemetarlah jantung kita. Orang Islam <strong>di</strong>halangi<br />
melakukan amal-ibadat dan kewajiban-kewajiban<br />
keagamaan, yaitu satu tugas yang mereka anggap lebih<br />
mulia dari jiwa mereka sen<strong>di</strong>ri. Adzan yang menja<strong>di</strong><br />
pendahuluan bagi sembahyang itu, tidak mereka bolehkan<br />
melakukannya dengan suara keras. Kalau kedengaran<br />
seorang muadzdzin mengucapkan "Allahu Akbar" dengan<br />
keras walaupun tidak <strong>di</strong>sengaja mereka membunuh<br />
muadzdzin itu. Begitu pula mereka berlaku<br />
sewenang-wenang dalam soal-soal yang <strong>di</strong>halalkan oleh<br />
Islam. dalam suatu peristiwa penyembelihan seekor sapi<br />
file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/TerjunGelanggang.html (3 of 8)14/05/2006 21:48:24