Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />
gerhana bulan pada permulaan bulan puasa dan gerhana<br />
matahari pada pertengahan bulan puasa yang sama.<br />
Keja<strong>di</strong>an serupa ini belum pernah terja<strong>di</strong> sejak<br />
<strong>di</strong>ja<strong>di</strong>kannya langit dan bumi oleh Allah."<br />
Tanda-tanda tersebut yang <strong>di</strong>nyatakan dalam ha<strong>di</strong>ts <strong>di</strong> atas,<br />
telah terja<strong>di</strong> sesuai dengan berita yang tertera, yaitu<br />
terja<strong>di</strong> pada tahun 1311 hijriah atau bertepatan dengan tahun<br />
1894 masehi.9<br />
Tanda-tanda yang istimewa itulah yang menyongsong kedatangan<br />
Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam Mah<strong>di</strong> yang <strong>di</strong>nanti-nantikan.<br />
Menurut <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> keistimewaan tanda-tanda dari datangnya<br />
Mirza Ghulam Ahmad sebagai Al-Mah<strong>di</strong> Al-Ma'huud itu, telah<br />
<strong>di</strong>singgung secara nyata, baik dalam kitab Beibel maupun<br />
dalam Al-Qur'anul Karim.10<br />
Lebih lanjut meneruskan, bahwa Yesus telah memberi isyarat<br />
akan saat-saat kedatangan beliau yang kedua kalinya itu<br />
dalam kitab Beibel. Dalam surat Mattius 24;29, tanda-tanda<br />
itu <strong>di</strong>katakan:<br />
"Maka sejurus kemu<strong>di</strong>an daripada ketika sengsara itu,<br />
matahari akan <strong>di</strong>kelamkan, dan bulan juga tiada akan<br />
bercahaya."11<br />
Itulah kutipan <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> dari Beibel yang menggambarkan<br />
saat-saat kedatangan Yesus kembali. Orang-orang <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong><br />
ini ternyata berbicara cukup hanya pada dua tanda saja.<br />
Tanda pertama, matahari akan <strong>di</strong>kelamkan, dan tanda kedua,<br />
bulan tiada akan bercahaya. Apabila kita melihat sepintas<br />
saja akan keja<strong>di</strong>an-keja<strong>di</strong>an dari matahari dan bulan <strong>di</strong> atas,<br />
maka kita melihat seolah-olah memang sudah terja<strong>di</strong> gerhana<br />
bulan dan matahari, dalam bulan yang sama pula. Akan tetapi<br />
pada kenyataannya peristiwa bulan tidak bercahaya dan<br />
matahari akan <strong>di</strong>kelamkan itu, sama sekali bukan satu<br />
gerhana, sebagaimana yang <strong>di</strong>uraikan kaum <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>.<br />
Melainkan satu peristiwa yang terja<strong>di</strong> pada saat-saat dunia<br />
akan kiamat. Dan bukan itu saja tanda-tanda yang ada dalam<br />
kalimat Mattius 24: 29 itu, melainkan lebih dari itu. Justru<br />
<strong>di</strong>sinilah kelihatan lagi hobby dari kaum <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, bahwa<br />
mereka senang sekali memotong-motong ayat-ayat Al-Qur'an<br />
maupun kalimat-kalimat dalam Beibel. Padahal kalimat dalam<br />
Mattius 24: 29 itu masih panjang, dan bila <strong>di</strong>teruskan<br />
bunyinya:<br />
"... dan segala bintang <strong>di</strong> langit akan gugur, dan<br />
segala kuat-kuasa yang <strong>di</strong> langit itupun akan<br />
berguncang-gancing."<br />
file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/CabikTirai.html (4 of 8)14/05/2006 21:44:33