04.05.2013 Views

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />

seperti terja<strong>di</strong>nya korban-korban jiwa,<br />

kerusakan-kerusakan, penghinaan dan lain-lain tidak<br />

dapat <strong>di</strong>elakkan lagi. Suatu tindakan keras harus segera<br />

<strong>di</strong>ambil!"6<br />

Demikianlah tindakan tangan besi pemerintah telah merenggut<br />

jiwa kaum Muslimin tidak se<strong>di</strong>kit. Sungguh patut <strong>di</strong>sesalkan<br />

bahwa telah terja<strong>di</strong> peristiwa tragis semacam itu; padahal<br />

benih-benih yang menyebabkan timbulnya api kemarahan ummat<br />

yang sekaligus telah merenggut jiwa mereka yang tidak<br />

se<strong>di</strong>kit itu, masih tetap bercokol.<br />

Sudah selayaknya bila pemerintah In<strong>di</strong>a pada waktu itu<br />

menelaah jauh-jauh sebelumnya sebab-sebab dari timbulnya<br />

kemarahan kaum Muslimin. Bahwasanya apa yang telah <strong>di</strong>ucapkan<br />

oleh pemimpin-pemimpin Ahrar itu, tidak semuanya fitnah<br />

semata-mata. Munculnya nabi baru sesudah kenabian akhir<br />

Muhammad s.a.w., memang telah <strong>di</strong>propagandakan oleh<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, <strong>di</strong>mana Mirza Ghulam Ahmad, pen<strong>di</strong>ri <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> itu<br />

sen<strong>di</strong>ri yang mengklaim <strong>di</strong>rinya sebagai nabi baru <strong>di</strong> kalangan<br />

ummat Islam. Justru inilah, nabi baru itu, benih <strong>di</strong>antara<br />

benih-benih yang <strong>di</strong>tanam <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, yang telah menimbulkan<br />

kemurkaan ummat mencapai puncaknya.<br />

Tiga tahun kemu<strong>di</strong>an setelah terja<strong>di</strong>nya peristiwa Ahrar<br />

tersebut, DR. Mohammad Iqbal, Failosoof dan Pujangga besar<br />

Islam mengirim sepucuk surat pada Pan<strong>di</strong>t Nehru, <strong>di</strong>mana<br />

beliau mengutarakan pen<strong>di</strong>riannya terhadap <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>. Isi<br />

dari surat beliau tersebut yang bertanggal 21 Juni I936,<br />

berbunyi:<br />

"Sahabatku Pan<strong>di</strong>t Jawahar Lal,<br />

Terima-kasih atas surat anda yang telah kami terima<br />

kemarin Pada saat saya menulis jawaban atas<br />

artikel-artikel anda, saya merasa yakin bahwa anda<br />

tidak menaruh minat apapun terhadap sepak-terjang<br />

orang-orang <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> itu. Kendatipun demikian adanya<br />

saya menulis juga jawaban tersebut, ialah semata-mata<br />

<strong>di</strong>dorong untuk membuktikan, terutama pada anda,<br />

bagaimana sikap loyalitas kaum Muslimin <strong>di</strong> satu pihak,<br />

dan bagaimana sebenarnya tingkah laku yang <strong>di</strong>tontonkan<br />

oleh gerakan <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> itu. Setelah <strong>di</strong>terbitkan risalah<br />

kami, saya mengetahui benar-benar bahwa tidak seorang<br />

Muslimpun yang berpen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan, menaruh perhatian atas<br />

asal-usul maupun perkembangan ajaran-ajaran <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>.<br />

Selanjutnya perihal artikel-artikel yang anda tulis<br />

itu, bahwasanya bukan saja penasihat-penasihat Muslim<br />

anda yang berada <strong>di</strong> Punjab yang merasa cemas, bahkan<br />

file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/BiangKela<strong>di</strong>.html (3 of 7)14/05/2006 21:43:16

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!