04.05.2013 Views

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />

terkalahkan itu.<br />

Dan yang paling menarik dari kehebatan bahasa Arab Mirza<br />

Ghulam Ahmad, ialah sebagaimana yang <strong>di</strong>ceritakan sen<strong>di</strong>ri<br />

olehnya, bahwasanya segala yang <strong>di</strong>ucapkan Mirza Ghulam<br />

adalah ayat-ayaf suci yang <strong>di</strong>awali dengan<br />

Bismillahir-Rahmanir-Rahim, serta meyakini isi dari<br />

ayat-ayatnya sebagaimana meyakini ayat-ayat Al-Qur'anul<br />

Karim.13 Itulah ciri-ciri khasnya bahasa Arab Mirza.<br />

Masih meneruskan tentang pangkat-pangkatnya, <strong>di</strong>katakan oleh<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> maupun oleh Mirza sen<strong>di</strong>ri, bahwa dari sudut tugas<br />

memperbaiki keadaan ummat dan membereskan masalah-masalah<br />

yang <strong>di</strong>pertikaikannya baik yang menyangkut Sunnah dan<br />

Ha<strong>di</strong>ts, beliau Mirza Ghulam Ahmad adalah Imam Mah<strong>di</strong>.14<br />

Kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>lihat dari sudut tugas menghadapi Dajjal dan<br />

fitnah-fitnahnya yang hebat <strong>di</strong> akhir zaman ini dan tugas<br />

menghadapi musuh-musuh Islam dengan keterangan-keterangan<br />

yang nyata dan tak terpatahkan, beliau adalah Al-Masih yang<br />

<strong>di</strong>janjikan.<br />

Perihal kedudukannya sebagai Al-Masih itu, oleh karena<br />

munculnya <strong>di</strong> kalangan Islam, maka Mirza Ghulam Ahmad<br />

bergelar Al-Masih Al-Muhammady, sebab Al-Masih yang pertama,<br />

yakni Isa Al-Masih adalah Al-Masih Al-Israeli.15 Mirza<br />

Ghulam Ahmad ternyata masih menggosok-gosokkan lampu<br />

ala<strong>di</strong>nnya, atau ia semacam lipan berkaki seribu, ambisinya<br />

untuk memiliki seluruh pangkat kerohanian, masih <strong>di</strong>susunnya<br />

lagi. Dan inilah klimax dari cita-citanya. Mula-mula ia<br />

mengaku sebagai Nabi, akan tetapi bukan Nabi yang membawa<br />

syari'at melainkan sebagai Nabi Ummati, yakni nabi dari<br />

ummatnya nabi Muhammad s.a.w. Sebagai nabi ummati, Mirza<br />

Ghulam bisa juga memakai gelar-gelar seperti: nabi ghair<br />

tasy'ri', nabi buruzi, nabi zilli, nabi majazi, nabi<br />

lughowi, yang kesemuanya hanya menunjukkan sebagai bayangan<br />

atau pantulan atau nabi dari ummat nabi Muhammad s.a.w.<br />

Akan tetapi karena Mirza memiliki lampu Alad<strong>di</strong>n, apa<br />

kehendaknya pasti terkabul. Bahkan ternyata ia bukan saja<br />

sebagai nabi bayangan tetapi sebagai nabi yang membawa<br />

dekrit dari Tuhan yang mungkin <strong>di</strong>setarakan dengan syari'at.<br />

Last but not least, Mirza Ghulam ternyata mengangkat <strong>di</strong>rinya<br />

sebagai Rasul Allah dengan sekaligus memperolen sanjungan<br />

s.a.w. (sallallahu alaihi wasallam).16<br />

Apa lagi yang belum menja<strong>di</strong> miliknya? Ternyata Mirza masih<br />

mengumpulkan lagi pangkat-pangkat yang luar-biasa. Ia harus<br />

menja<strong>di</strong> segala-galanya. Ia berkata dengan bangga:<br />

file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/TokohJelmaan.html (4 of 8)14/05/2006 21:44:05

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!