04.05.2013 Views

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> <strong>Telanjang</strong> <strong>Bulat</strong><br />

<strong>di</strong> <strong>Panggung</strong> <strong>Sejarah</strong><br />

oleh Abdullah Hasan Alhadar<br />

Indeks Islam | Indeks Artikel | Tentang Penulis<br />

ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota<br />

BASHIRUDDIN M.A. INTEL SEKUTU<br />

Pada masa Bashir-lah dan atas restunya pula <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong><br />

menjatuhkan vonnis yang sangat ngeri pada kaum muslimin,<br />

yaitu apabila mereka tidak mengakui atau tidak taat pada ke<br />

Khalifahan <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, maka mereka adalah orang-orang<br />

FASIQIN; bahkan mereka kaum Muslimin itu adalah orang-orang<br />

KAFIR!1<br />

Bashirud<strong>di</strong>n Mahmud Ahmad dapat mengembangkan <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong><br />

dengan pesatnya. Dengan harta karun peninggalan ayahnya dan<br />

para sesepuhnya hasil dari pengorbanan bakti setia dan taat<br />

pada musrikin raja Sikh kemu<strong>di</strong>an imperialis Inggris, maka ia<br />

dapat melicinkan jalan bagi hasratnya untuk meneruskan<br />

ajaran-ajaran ayahnya ke seantero negeri. Ditambah lagi<br />

dengan men<strong>di</strong>rikan nazarat Baitul Maal, para pengikutnya yang<br />

kebanyakan kaum kaya raya, dapat menghimpun uang ratusan<br />

juta rupiah. Pada tahun 1940 bagian dari badan penerima tamu<br />

(nazarat dhiafat) <strong>di</strong> Qa<strong>di</strong>an setiap hari menye<strong>di</strong>akan makan<br />

dan tempat untuk 400 tamu, setahun sekali untuk 2000 tamu<br />

buat lima hari <strong>di</strong> sana dan juga untuk setahun sekali 60.000<br />

tamu buat empat hari berjalsah salanah (kongres tahunan).<br />

Itu baru penerimaan tamu saja; belum lagi buat urusan jemaat<br />

<strong>di</strong> negeri lain (nazarat umur kharjah), belum lagi urusan<br />

umum jemaat (nazarat umur'amah), belum lagi urusan mengirim<br />

muballigh-muballigh ke seluruh dunia (nazarat da'watu<br />

tabligh) dan lain-lain urusan lagi.2<br />

Itu baru tahun 40-an, bagaimana dengan tahun 50-an dan tahun<br />

60-an? Pada tahun keuangan 1965/1966 pusatnya <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> <strong>di</strong><br />

Rabwah saja menetapkan belanja sebesar 8,9 juta Rupee. Kalau<br />

tiap cabang <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> mengirim ke pusat seribu rupee, maka<br />

cabang sen<strong>di</strong>ri memerlukan paling kurang duaribu rupee.<br />

Dcngan ukuran demikian maka belanja tahunan <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> akan<br />

mencapai: Dua Milyar empat Juta rupee.3 Itu baru kalkulasi<br />

file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/IntelSekutu.html (1 of 7)14/05/2006 21:49:20

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!