Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />
Saya ini Nabi, kata Mirza Ghulam Ahmad, dan saya bukan nabi<br />
palsu! Sebab nabi palsu sudah <strong>di</strong>beri definisi oleh<br />
<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>, ialah, bahwa hidupnya singkat tidak lebih dari 23<br />
tahun, setelah mana ia dan pengikut-pengikutnya hapus dari<br />
muka bumi dengan tiada meninggalkan bekas, mereka tidak<br />
memperoleh bantuan Tuhan.6<br />
Dan kelahuilah bahwa Mirza Ghulam Ahmad hidup lebih dari 23<br />
tahun. Untuk ini <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> berkata:<br />
"Beliau hidup lebih dari 23 tahun setelah menerima<br />
wahyu dari pada Allah Ta'ala dan mengaku utusanNya.<br />
Orang yang mengaku terima wahyu dari Allah Ta'ala dan<br />
<strong>di</strong>siarkannya dengan pengakuannya sebagai utusan<br />
daripada Allah Ta'ala dan <strong>di</strong>a hidup 23 tahun atau<br />
lebih, maka (Qur'an mensahkan dakwanya. (seperti<br />
tersebut <strong>di</strong> dalam surat Al-Haqqah: 45-47)"7<br />
Menarik buat <strong>di</strong>telaah, bahwa <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> menggunakan limit<br />
waktu 23 tahun, atau lebih untuk kebenaran suatu pendakwaan<br />
kenabian sesudah Nabi Muhammad s.a.w. Bahkan Al-Qur'an yang<br />
mensahkan kenabian baru itu seperti tersebut dalam surah<br />
Al-Haqqah ayat 45-47. Padahal isi ayat itu tidak ada<br />
hubungannya dengan pengesahan sesuatu kenabian baru. Ayat<br />
dari Al-Haqqah itu terjemahnya sebagai berikut:<br />
"Sebab itu biarkanlah Aku (menyiksa) orang-orang yang<br />
mendustakan perkataan ini (Qur'an). Nanti akan Kami<br />
turunkan (siksaan) kepada mereka se<strong>di</strong>kit demi se<strong>di</strong>kit,<br />
sedang mereka tiada tahu. Aku beri mereka tempo,<br />
sungguh tipu muslihatKu (siksaanKu) amat kuat. Bahkan<br />
adakah engkau (ya Muhammad) meminta upah kepada mereka<br />
lalu mereka merasa keberatan membayarnya? Atau adakah<br />
<strong>di</strong> sisi mereka (ilmu) ghaib, lalu mereka<br />
menuliskannya?"<br />
Jelas ayat-ayat tersebut tidak mempunyai kaitan atau<br />
hubungan apa-apa dengan dakwaan nabi baru sesudah ke-Nabian<br />
Muhammad s.a.w.<br />
Adapun alasan limit waktu yang <strong>di</strong>pakai <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> yakni 23<br />
tahun itu, adalah masa yang telah <strong>di</strong>lalui oleh perjuangan<br />
Rasulullah s.a.w. Jika 23 tahun tersebut <strong>di</strong>terapkan oleh<br />
<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> pada Mirza Ghulam Ahmad, maka sungguh kelihatan<br />
bahwa pegangan yang demikian itu adalah lucu. Andaikata ada<br />
orang mengaku Nabi sesudah kenabian Muhammad s.a.w., dan ia<br />
hidup lebih dari limapuluh tahun, menyiarkan kenabiannya dan<br />
matinya tidak terbunuh, maka kenabiannya itu tetap sebagai<br />
satu kepalsuan. Abad-abad terakhir ini banyak<br />
file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/Demagog.html (3 of 6)14/05/2006 21:44:17