04.05.2013 Views

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />

Di kota Dastambu, hanya Tuhanlah yang menja<strong>di</strong> saksi berapa<br />

jumlah manusia yang mati <strong>di</strong>gantung. Mereka orang-orang kulit<br />

putih itu memasuki kota dengan membinasakan siapa saja yang<br />

mereka temui."<br />

"Dalam Dastani Gadar, Zahir Dehvi menulis: Tentara<br />

Inggris menembak siapa saja yang mereka jumpai. Mian<br />

Muhammad Amin Panjakush seorang penulis kenamaan,<br />

Meulvi Buksh Sabhin seorang Ulama bersama dua orang<br />

puteranya, Miar Niaz Ali dan sejumlah 1400 orang<br />

penduduk Kucha Chelan telah <strong>di</strong>tangkap oleh Inggris<br />

kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>giring ke pintu gerbang Raj Ghat. Disitulah<br />

mereka <strong>di</strong>tembak mati dan mayat-mayat mereka <strong>di</strong>lemparkan<br />

kesungai Jamuna."3<br />

Tatkala Jenderal Wilson memasuki kota Delhi, anak buahnya<br />

menembak secara membabi buta. Bersama-sama dengan pasukan<br />

In<strong>di</strong>a yang menja<strong>di</strong> tentara sewaan Inggris mereka melakukan<br />

pembalasan dendam <strong>di</strong> luar batas kemanusiaan. Pada tanggal 21<br />

September seorang peninjau bangsa Inggris bernama Griffiths<br />

menyaksikan suasana kota sunyi sepi. Suatu bencana yang<br />

mengerikan telah terja<strong>di</strong>. Sungguh sulit untuk <strong>di</strong>lupakan<br />

bahwa tempat-lempat itu pada mulanya merupakan lalu-lintas<br />

orang-orang ramai. Tetapi kini <strong>di</strong>tinggalkan dan tidak<br />

terdengar suara apapun, hanya suara-suara burung <strong>di</strong> angkasa<br />

berputar-putar <strong>di</strong> atas tumpukan-tumpukan mayat yang<br />

bergelimpangan <strong>di</strong> segala penjuru. Setiap orang yang liwat <strong>di</strong><br />

situ akan sesak dada, nafas terasa tersumbat.4<br />

Tentara Inggris melakukan apa saja untuk memuaskan hawa<br />

nafsunya. Banyak kaum Muslimin <strong>di</strong>gantung mati tanpa alasan<br />

apapun. Bahkan perbuatan mereka yang tiada taranya,<br />

mendekatkan mulut-mulut kanon pada kaum Muslimin dan<br />

meledakkan tubuh-tubuh yang tiada berdaya itu.5<br />

Pada waktu itu juga, yakni pada tanggal 21 September 1857,<br />

raja Delhi Bahadur Shah menyerah kalah pada jenderal Hudson<br />

kepala pasukan gabungan Inggris In<strong>di</strong>a. Raja Bahadur kemu<strong>di</strong>an<br />

<strong>di</strong>perlakukan bagai seorang kriminil. Orang-orang Inggris<br />

baik laki-laki maupun wanita dapat saja mengejek dan<br />

menghina sesuka hati mereka. Griffiths seorang peninjau<br />

Inggris, pada tanggal 22 September itu melihat raja Bahadur<br />

sedang duduk <strong>di</strong> atas sehelai cerpai tanpa sepatah katapun<br />

keluar dari mulutnya. Dalam keadaan membisu itu beliau duduk<br />

<strong>di</strong> sana siang dan malam, pandangannya jatuh ke bawah. Di<br />

kanan-kiri beliau ber<strong>di</strong>ri tegak dua orang tentara Inggris<br />

dertgan bayonet terhunus. Kedua orang tentara itu telah<br />

mendapat perintah untuk menembak dari tempat apabila sang<br />

raja bermaksud melarikan <strong>di</strong>ri.6<br />

file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/PeristiwaDramatis.html (2 of 5)14/05/2006 21:48:17

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!