Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />
Melihat wahyu tuhan yang hebat <strong>di</strong> atas, kaum <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong><br />
segera mempersiapkan jawaban bila ada serangan dari luar<br />
yang memang sangat tidak masuk akal itu. Bagaimana bisa,<br />
Mirza terbikin dari Air Tuhan? <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> untuk ini menjawab:<br />
"Telah jelas bahwa wahyu-ilham, nubuwah-nubuwah dan<br />
sebagainya termasuk urusan mutasyabihaat, mengandung<br />
makna spekulatip yang dapat <strong>di</strong>artikan macam-macam.<br />
Dalam hubungan ini perlu <strong>di</strong>perhatikan pula orang yang<br />
mengatakan itu. Dengan demikian kita dapat terhindar<br />
dari tidak memberikan tafsiran yang bertentangan dengan<br />
maksud orang yang mengatakan sen<strong>di</strong>ri. Ini adalah kaidah<br />
para ahli dalam ilmu"9<br />
Oleh karena itu, kata <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> selanjutnya, marilah kita<br />
lihat apa yang <strong>di</strong>katakan oleh Mirza Ghulam Ahmad. Ia<br />
berkata:<br />
"Yang <strong>di</strong>maksud 'air-KU' ialah: air iman, air istiqamah,<br />
air taqwa, air kesetiaan, air kebenaran, air kecintaan<br />
pada Allah yang datang dari Dia juga. Fasyal adalah<br />
kepengecutan yang datang dari setan."10<br />
Lebih lanjut <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> menunjukkan contoh dalam Al-Qur'an<br />
yang sama dengan wahyu "Air-KU" itu. Misalnya Tuhan berkata:<br />
"Khuliqal insaanu rnin 'ajal-artinya: manusia itu<br />
<strong>di</strong>ja<strong>di</strong>kan dari kecepatan. (surah Anbiya 37) dan ayat:<br />
Khalaqakum min dhu'fin: kamu telah <strong>di</strong>ja<strong>di</strong>kan dari<br />
kelemahan. (surah Rum 54). Benarkah manusia itu<br />
<strong>di</strong>ja<strong>di</strong>kan dari kecepatan? benarkah ,manusia <strong>di</strong>ja<strong>di</strong>kan<br />
dari kelemahan? Jelaslah bahwa wahyu itu mengandung<br />
isti'arah yaitu kiasan."11<br />
Demikian penjelasan kaum <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> dalam rangka menafsirkan<br />
wahyu "Air-KU" yang menakjubkan itu. Secara sepintas lalu,<br />
mungkin alam pikiran bisa menerima cara pembelaan kaum<br />
<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> itu, termasuk ucapan isti'arah Mirza. Akan tetapi<br />
sejarah nabi In<strong>di</strong>a dan pengikut-pengikutnya itu tidak<br />
bermaksud beristi'arah atau berkias. Sebab meskipun pada<br />
kenyataannya ada tulisan-tulisan Mirza sen<strong>di</strong>ri maupun<br />
tulisan pengikut-pengikutnya yang segera mengatasi atau<br />
membela maupun menafsirkan ucapan-ucapan Mirza-Ghulam yang<br />
keliwat batas itu, namun pada hakikatnya karena<br />
faktor-faktor tertentu, mereka tidak dapat menyembunyikan<br />
figur yang sebenarnya dari nabi In<strong>di</strong>a itu.<br />
Faktor yang pertama ialah, cara atau macam contoh-contoh<br />
yang <strong>di</strong>kemukakan mereka itu serba terlanjur, tergelincir dan<br />
file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/AsnaghasWahyu.html (3 of 9)14/05/2006 21:47:11