Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />
ia hidup. Akhir-akhir dari abad ke 19 masehi sekitar<br />
tahun-tahun 1881 sampai dengan tahun 1900-an, Sultan Abdul<br />
Hamid Turki yang berkedudukan sebagai Khalifah Islam<br />
bersama-sama Sayid Jamalud<strong>di</strong>n Al-Afghani, seorang agitator<br />
yang paling <strong>di</strong>takuti oleh kekuasaan kolonial Barat, terutama<br />
Inggris, telah men<strong>di</strong>rikan organisasi Pan Islamisme. Suatu<br />
gerakan propaganda gencar anti Barat yang militant, effeknya<br />
yang mendalam dan kuat memaksa kolonial Barat<br />
memperhitungkannya dengan sungguh-sungguh. Kota<br />
Konstantinopel menja<strong>di</strong> pusatnya semua orang fanatik dan<br />
agitator anti Barat seperti Jamalud<strong>di</strong>n.2 Seorang pemimpin<br />
Islam In<strong>di</strong>a berseru kepada kekuasaan Brittania:<br />
"Saya berseru kepada pemerintahan Brittania yang<br />
sekarang supaya mengubah politik permusuhannya dengan<br />
Turki, untuk menjaga supaya gunung kemarahan jutaan<br />
rakyat Islam jangan meletus, yang akan membawa<br />
kebinasaan dahsyat."3<br />
Demikian hebatnya Pan Islamisme menentang dunia Barat<br />
terutama kolonialisme Inggris. Sebaliknya, Inggris telah<br />
menancapkan cengkeramannya dalam-dalam terhadap kaum<br />
Muslimin In<strong>di</strong>a. Adanya kontra<strong>di</strong>ksi yang hebat itu, maka<br />
tidak mustahil atau bisa <strong>di</strong>duga-duga jika orang-orang<br />
seperti Mirza Ghulam Ahmad cepat-cepat mencari posisi yang<br />
enak <strong>di</strong> tengah-tengah arena politik kaum Muslimin In<strong>di</strong>a yang<br />
hangat. Dan yang paling enak atau paling mudah untuk bersih<br />
<strong>di</strong>ri, ialah membantah <strong>di</strong>rinya dari kaum Turki.<br />
Kalau tidak henar perkiraan <strong>di</strong> atas atau sama sekali tidak<br />
beralasan maka setidak-tidaknya Mirza Ghulam Ahmad maupun<br />
<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>nya sanggup membuat suatu catatan kecil, yaitu<br />
memberi penjelasan, mengapa sampai-sampai Mirza Ghulam<br />
menolak <strong>di</strong>ri sebagai kaum Turki; dan mengapa kata-kata<br />
"Turki" itu sempat <strong>di</strong>sisipkan <strong>di</strong>antara berita wahyu yang ia<br />
terima dari Tuhannya.<br />
Kembali pada keturunan dari pihak ibunya, Mirza C,hulam<br />
Ahmad ternyata mempunyai keistimewaan yang tidak<br />
tanggung-tanggung. Dengan bangga ia berkata:<br />
"Ketahuilah, bahwasanya Al-Masih Al-Mau'ud itu<br />
datangnya dari golongan QUREIS, sebagalmana Isa<br />
datangnya dari Bani Israel."4<br />
Al-Masih Al-Mau'ud yang <strong>di</strong>maksud ialah Pen<strong>di</strong>ri <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong>,<br />
Mirza Ghulam. Ia memperoleh gelar itu, dan banyak lagi<br />
gelar-gelar yang ia peroleh dari Tuhannya. Lebih meyakinkan<br />
lagi tentang keturunan Qureisnya, Mirza Ghulam Ahmad berkata<br />
yakin:<br />
file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/AsalUsul.html (2 of 5)14/05/2006 21:43:49