04.05.2013 Views

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />

Sebaliknya, jika <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> mempopulerkan pengertiannya<br />

tentang khatam dalam khataman nabiyin dari Al-Ahzab ayat 40<br />

itu dengan menuduhkan pada ratusan juta kaum Muslimin bahwa<br />

pendapat mereka telah bertentangan dengan kandungan isi<br />

Al-Qur'an dan sabda Nabi Muhammad s.a.w.. yang menimbulkan<br />

effek paling berat dalam pandangan Agama Islam, yakni<br />

menja<strong>di</strong> kafir, belum lagi mereka-mereka yang hidup sebelum<br />

munculnya tokoh Qa<strong>di</strong>an itu sampai pada para Tabi'in dan<br />

sahabat-sahabat Nabi, maka atas penilaian <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> yang<br />

gegabah itu, akan kita lihat satu persatu.<br />

Selanjutnya <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> mengatakan bahwa sekiranya sebagai<br />

perumpamaan kita terima arti dan pengertian sementara<br />

orang-orang itu, bahwa khatam itu berarti penutup, dapat<br />

pula <strong>di</strong>artikan penutup, nabi-nabi yang membawa syariat.4<br />

Sekali lagi Ahma<strong>di</strong>vah ingin mendekatkan pengertiannya dengan<br />

pengertian kaum muslimin. Namun untuk menyebut bahwa Nabi<br />

Muhammad adalah Nabi pertutup yang membawa syariat,<br />

pengertian yang demikian tidak bisa <strong>di</strong>terima.<br />

Pengertian yang benar adalah yang <strong>di</strong>berikan oleh ratusan<br />

juta kaum muslimin, bahwa Nabi Muhammad adalah penutup<br />

segala nabi-nabi. Tidak lagi <strong>di</strong>tambahi, yang membawa<br />

syari'at. Itu hanya satu helah, <strong>di</strong>mana <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> akan<br />

berkata bahwa kesempatan untuk datang nabi baru sesudah Nabi<br />

Muhammad akan ada. Dan satu hal yang pasti bagi mereka bahwa<br />

nabi yang akan datang itu telah ada, yakni Mirza Ghulam<br />

Ahmad, dengan tambahan <strong>di</strong> belakangnya: nabi ghair tasyri'<br />

(nabi yang tidak membawa syariat).<br />

Jika <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> mengatakan lagi bahwa sebab-sebab turunnya<br />

ayat 40 dari surah Al-Ahzab itu, juga <strong>di</strong>karenakan atau<br />

<strong>di</strong>maksudkan Allah untuk membela nama baik nabi Muhammad<br />

<strong>di</strong>karenakan beliau mengawini bekas istri anak angkatnya,<br />

maka andaikata yang <strong>di</strong>niatkan mereka itu demikian, justru<br />

jalan yang mereka tempuh itu keliru. Jelasnya, bahwa<br />

<strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> dengan hanya mengutamakan kata khataman nabiyin<br />

saja yang <strong>di</strong>artikan termulya, mereka merasa telah mengangkat<br />

nama baik Nabi Muhammad s.a.w.; padahal yang utama dari ayat<br />

40 Al-Ahzab itu terletaknya pada ayat: "Aba Aha<strong>di</strong>n min<br />

rijalikum" (bukan ayah seorang <strong>di</strong> antara laki-laki kamu),<br />

hal ini telah <strong>di</strong>abaikan dan <strong>di</strong> sinilah letak salah jalannya<br />

mereka.<br />

Surah Al-Ahzab ayat 40, adalah mengandung salah-satu hukum<br />

dari hukum-hukum Allah untuk menunjukkan pada kaum kuffar<br />

bahwa apa yang telah <strong>di</strong>lakukan Nabi Muhammad s.a.w. yakni<br />

mengawini bekas istri anak angkat beliau (Zaid) adalah boleh<br />

file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/VonisKejut.html (3 of 6)14/05/2006 21:44:13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!