Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />
berpaling dan berkata bahwa itu adalah sihir semata."<br />
Juga dalam kitabnya yang lain yaitu Tukhfah Baqdad halaman<br />
28, Mirza berkata bahwa Tuhannya telah menyampaikan wahyu<br />
padanya, antara lain:<br />
"Bergembiralah engkau hai Mirza, bahwa Aku menikahkan<br />
engkau dan Aku telah kawinkan ga<strong>di</strong>s itu dengan engkau."<br />
Sekali lagi wahyu-wahyu Mirza Ghulam tersebut tidak cocok<br />
dengan keja<strong>di</strong>an yang sebenarnya. Apa yang terja<strong>di</strong> kemu<strong>di</strong>an<br />
telah membawa kehidupan Mirza Ghulam ja<strong>di</strong> semakin susah<br />
karena cintanya tidak terbalas. Sebaliknya orang-tua ga<strong>di</strong>s<br />
itu tetap menolak serta menganggap segala daya upaya Mirza<br />
itu sebagai kejenakaan belaka.<br />
Tidak lama kemu<strong>di</strong>an Mirza kembali mengumumkan tentang<br />
<strong>di</strong>rinya melalui berita berbahasa Arab dan <strong>di</strong>tujukannya pada<br />
para Ulama Syeikh-syeikh, dengan kata-kata:<br />
"Telah <strong>di</strong>tetapkan oleh Yang Maha Kuasa, dan waktunya<br />
telah terja<strong>di</strong> bersama-sama berkahNya yang telah<br />
mengumumkan Muhammad sebagai Rasul dan menja<strong>di</strong>kan<br />
beliau sebagai utusan terbaik serta manusia terbaik.<br />
Maka inilah kebuktian yang <strong>di</strong>sampaikan juga kepadaku,<br />
bahwa ramalanku menja<strong>di</strong> kenyataan dan aku tidak berkata<br />
tentang sesuatu sebelum Tuhan berkata padaku."<br />
Tampaknya Mirza Ghulam sedang bergembira karena turunnya<br />
wahyu itu, tapi anehnya ia masih tampak se<strong>di</strong>h dan letih.<br />
Semuanya hidupnya berangsur-angsur turun serta meredup,<br />
akhirnya ia menja<strong>di</strong> buah tertawaan orang banyak karena<br />
wahyu-wahyunya selalu meleset.<br />
Dengan sisa kekuatan yang ada Mirza Ghulam terpaksa harus<br />
membalas olok-olokan orang-orang itu serta berusaha menutupi<br />
kelemahannya. Dalam risalahnya tertanggal 10 juli 1888<br />
Masehi, ia membalas mereka yang memperolokkan itu dengan<br />
kata-kata:<br />
"Mereka tidak percaya tanda-tandaku lalu mengejekku;<br />
tetapi Allah akan menja<strong>di</strong>kan hidupku jaya dan<br />
mengembalikan segala ejekan itu pada <strong>di</strong>ri mereka<br />
sen<strong>di</strong>ri. Inilah wahyu dan inilah kehendak Allah dan Dia<br />
tidak merobah kehendakNya. Dia berbuat sesukaNya.<br />
Sesungguhnya hai Mirza Aku beserta engkau dan engkau<br />
dengan Aku, kelak Tuhanmu akan mengangkat <strong>di</strong>rimu pada<br />
kedudukan yang terpuji."<br />
file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/LoveAffair.html (3 of 7)14/05/2006 21:44:44