Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pembahasan Ahma<strong>di</strong>yyah<br />
<strong>di</strong> sana. Tetapi dalam abad ke sepuluh hijrah atau abad ke<br />
enam belas masehi, seorang dari keturunan haji Barlas<br />
bernama Ha<strong>di</strong> Beg beserta 200 pengikutnya hijrah dari<br />
Khurasan ke Hindustan karena beberapa-beberapa hal. Mereka<br />
tinggal <strong>di</strong> daerah sungai Bias dengan men<strong>di</strong>rikan sebuah<br />
kampung bernama Islampur, 9 km jauhnya dari sungai itu.<br />
Mirza Ha<strong>di</strong> Beg adalah seorang cer<strong>di</strong>k pandai, sebab itu oleh<br />
pemerintahan pusat Delhi <strong>di</strong>angkat sebagai Qa<strong>di</strong> (hakim atau<br />
jaksa) untuk daerah sekelilingnya...1 Demikianlah keluarga<br />
Barlas itu pindah dari Khurasan ke Qa<strong>di</strong>an untuk<br />
selama-lamanya. Selama kerajaan Moghol, keluarga ini<br />
senantiasa memperoleh kedudukan yang mulia dan terpandang<br />
dalam pemerintahan negara. Setelah jatuhnya kerajaan Moghol<br />
keluarga ini tetap menguasai daerah 60 pal sekeliling<br />
Qa<strong>di</strong>an, sebagai suatu kerajaan merdeka. Tetapi lambat laun<br />
bangsa Sikh mulai berkuasa dan kuat, dan dalam pemerintahan<br />
Sikh inilah keluarga Mirza Ghulam menderita kesusahan.<br />
Betapa tidak, bukan saja keluarga Mirza Ghulam Ahmad yang<br />
menderita kesusahan <strong>di</strong> bawah pemerintahan Sikh, bahkan semua<br />
ummat Islam mengalami penderitaan juga. Namun satu hal yang<br />
perlu <strong>di</strong>ulang kembali dari pengalaman-pengalaman keluarga<br />
Mirza Ghulam Ahmad yaitu bahwa kerajaannya yang merdeka itu<br />
<strong>di</strong>tengah-tengah kekuasaan Sikh, mulai mendapat cobaan-cobaan<br />
yang beruntun. Diceriterakan oleh <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> bahwa beberapa<br />
suku bangsa Sikh dari Ramgarh setelah mereka bersatu mulai<br />
berperang dengan keluarga ini, yakni keluarga Mirza Ghulam.<br />
Selama itu buyut dari Mirza Ghulam Ahmad tetap<br />
mempertahankan <strong>di</strong>ri dari serangan musuh.2 <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong> juga<br />
mengutip dari bukunya Sir Lepel Griffin "Punjab-Chiefs" yang<br />
menceriterakan tentang keluarga Hazrat Ahmad itu sebagai<br />
berikut,<br />
"Gul Muhammad dan puteranya Ata Muhammad (buyut-buyut<br />
Mirza Ghulam Ahmad) terus menerus berperang dengan<br />
suku-suku Sikh dari Ramgarh dan Kanhis yang menguasai<br />
daerah-daerah sekitar Qa<strong>di</strong>an." Akhirnya suku-suku Sikh<br />
itu dapat juga menguasai Qa<strong>di</strong>an dengan jalan mengadakan<br />
perhubungan rahasia dengan beberapa penduduk Qa<strong>di</strong>an.<br />
Dan semua anggota keluarga ini <strong>di</strong>tawan oleh Sikh."3<br />
Maka tammatlah riwayat kerajaan merdeka keluarga Mirza<br />
Ghulam Ahmad. Bersama kaum Muslimin yang lain, keluarga ini<br />
tentu akan mengalami penderitaan-penderitaan yang hebat.<br />
<strong>Sejarah</strong> Islam sudah mencatat bagaimana kaum sikh<br />
memperlakukan kaum Muslimin dengan kejamnya. Juga <strong>Ahma<strong>di</strong>yah</strong><br />
menceriterakan cara-cara mereka bertindak dan Mirza Ghulam<br />
Ahmad lah yang secara mendetail mengungkap kembali<br />
kebuasan-kebuasan mereka. Cucu dari buyut dan kakek yang<br />
<strong>di</strong>kalahkan kaum Sikh ini mulai menceriterakan tentang musuh<br />
file:///D|/elite-ebook/me<strong>di</strong>a.isnet.org/islam/<strong>Telanjang</strong>/TerjunGelanggang.html (2 of 8)14/05/2006 21:48:24