19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pendahuluan<br />

Dalam dekade belakangan ini, masyarakat di seluruh penjuru dunia – Amerika Latin, Eropa<br />

Timur, bekas Uni Soviet, Afrika – berhasil menjatuhkan kediktatoran militer dan rezim<br />

totaliter, dan menggantikannya dengan pemerintahan yang mengedepankan kebebasan dan<br />

demokrasi. Pada masa-masa gerakan politik berskala besar untuk meninggalkan pemerintahan<br />

non-liberal ini, timbul satu pertanyaan yang penting. Bagaimana seharusnya masyarakat<br />

menyikapi masa lalu mereka yang kelam? Pertanyaan ini mengarah ke pertanyaan-pertanyaan<br />

lainnya yang berkaitan dengan hubungan sikap terhadap masa lalu negara dengan masa<br />

depannya. Bagaimana tercipta pemahaman sosial terhadap rezim baru yang berkomitmen pada<br />

“kedaulatan hukum”? [Di sini ditawarkan penerjemahan rule of law dengan “kedaulatan<br />

hukum” ketimbang “aturan hukum” atau “kepastian hukum”; “kedaulatan hukum” lebih<br />

mewakili apa yang dimaksudkan oleh istilah itu dalam bahasa Inggrisnya, ed.] Keputusankeputusan<br />

legal mana sajakah yang memiliki signifikansi dalam perubahan? Apa saja,<br />

andaikan ada, hubungan antara respon negara terhadap masa lalunya yang represif dengan<br />

prospeknya untuk menciptakan tatanan yang demokratik? Apa potensi perundang-undangan<br />

untuk mendorong liberalisasi? 1<br />

Pertanyaan tentang konsepsi keadilan dalam masa-masa transisi politik belum terjawab<br />

dengan memuaskan. Perdebatan tentang “keadilan transisional” biasanya berada dalam<br />

kerangka proposisi normatif bahwa berbagai respon legal yang dilakukan perlu dinilai<br />

berdasarkan prospeknya untuk demokrasi. 2 Dalam perdebatan yang sedang berlangsung<br />

tentang kaitan hukum dan keadilan dengan liberalisasi, terdapat dua kubu pemikiran yang<br />

saling bersaing, yaitu kaum realis dan kaum idealis, tentang kaitan antara hukum dan<br />

perkembangan demokrasi. Kaum realis menganggap bahwa perubahan politik menjadi syarat<br />

untuk terciptanya kepastian hukum, sementara kaum idealis menganggap bahwa diperlukan<br />

langkah-langkah legal tertentu untuk mendahului transisi politik.<br />

Perbedaan pandangan ini muncul dari bias keilmuan (politik vs hukum) atau dari<br />

generalisasi pengalaman-pengalaman negara tertentu ke tingkat universal. Jadi, dalam teori<br />

politik, pandangan dominan tentang proses transisi liberal menggambarkan suatu urutan yang<br />

diawali perubahan politik. Oleh karena itu, respon transisional suatu negara dijelaskan<br />

utamanya dengan batasan-batasan politik dan institusional yang relevan. Usaha mencapai<br />

keadilan dalam masa-masa itu sama sekali tergantung pada konteks yang ada (epifenomenal)<br />

1 Karya-karya selain studi kasus atau pendekatan regional sering kali terbatas pada momen historis tertentu. Lihat<br />

misalnya John Herz (ed.), From Dictatorship to Democracy: Coping with the Legacies of Authoritarianism and<br />

Totalitarianism, Westport, Conn: Greenwood Press, 1982 (berfokus pada masa pascaperang). Untuk pembahasan<br />

klasik tentang masalah keadilan politis, lihat Otto Kircheimer, Political Justice: The Use of Legal Procedure for<br />

Political Ends, Westport, Conn: Greenwood Press, 1980.<br />

2 Lihat Bruce A. Ackerman, The Future of Liberal Revolution, New Haven: Yale University Press, 1992; Carlos<br />

Santiago Nino, Radical Evil on Trial, New Haven: Yale University Press, 1996; John Herz, “An Historical<br />

Perspective”, dalam Alice H. Henkin (ed.), State Crimes: Punishmentor Pardon, Queenstown, Md: Aspen<br />

Institute, 1998. Untuk pendekatan komparatif, lihat esai-esai dalam Guillermo O Donnel et al. (eds.), Transitions<br />

from Authoritarian Rule: Comparative Perpectives, Baltimore: Johns Hopkins University Press, 1986. Lihat juga<br />

Juan J. Linz dan Alfred Stepan, Problems of Communist Euripe, Baltimore: Johns Hopkins University Press,<br />

1996 (mengeksplorasi proses-proses transisi dan konsolidasi dari perspektif komparatif. Lihat misalnya Jaime<br />

Malamud-Goti, “Transitional Governments in the Breach: Why Punish State Criminals?” Human Rights<br />

Quarterly 12, No. 1 (1990): 1-16.<br />

1

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!