19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pengalaman pada masa transformasi politik menunjukkan bahwa meskipun terdapat<br />

perbedaan budaya hukum, negara-negara biasanya melakukan usaha untuk mendapatkan<br />

pertanggungjawaban historis. Pertanyaan yang timbul adalah: apa kaitan keadilan historis pada<br />

masa transisi dan pertanggungjawaban dalam negara-negara demokratis yang sudah mapan?<br />

Jawabannya sebagai berikut: respon hukum terhadap tirani, yang dibuat pada masa transisi,<br />

menyorot nilai-nilai latar belakang yang mendasari pengaturan terhadap dokumentasi dan<br />

informasi resmi pada sistem demokratis. Dilema transisional dan respon legal terkait yang<br />

dibicarakan di atas menunjukkan isu-isu dan resolusi yang sering kali tidak hanya terbatas<br />

pada masa-masa transisional. Misalnya, pada masa kontemporer, batasan antara lingkup<br />

“publik” dan “privat” sering kali tidak jelas, dan pertanyaan tersebut merupakan perdebatan<br />

publik. Respon historis memiliki dampak jangka panjang yang melampaui individu-individu<br />

yang terkait, dan mempengaruhi seluruh masyarakat dan negara. Bahkan, respon historis ini<br />

membantu menyusun identitas politik kolektif. Respon-respon terhadap dilema transisional di<br />

atas bisa membantu menggambarkan bagaimana masyarakat mempertimbangkan signifikansi<br />

batasan-batasan tersebut dalam masa-masa normal.<br />

Hukum Sejarah<br />

“Sejarah akan menjadi hakim” – kebenaran akan bertahan seiring waktu. Pepatah ini<br />

menggambarkan intuisi masyarakat tentang kaitan antara interpretasi sejarah dan waktu, yang<br />

menunjukkan bahwa kebenaran sejarah akan berkembang seiring waktu. Hal ini tampak benar<br />

minimal pada tingkat deskriptif. Sering kali beberapa generasi datang dan pergi, sebelum<br />

masyarakat dapat menghadapi sejarahnya. Meskipun usaha untuk mencapai keadilan historis<br />

tampak sangat giat dilakukan pada masa transisional, arti keadilan tersebut sering kali ditinjau<br />

kembali dan bisa berubah. Seiring perjalanan waktu, peristiwa-peristiwa politik yang terjadi<br />

dan perkembangan sejarah memberikan pengaruhnya pada interpretasi sejarah, yang<br />

memungkinkan perubahannya. Jadi, perjalanan waktu menimbulkan dilema tentang<br />

pencapaian keadilan historis. Sejauh mana pemahaman transisional tentang kebenaran sejarah,<br />

baik yang diciptakan melalui pengadilan individual, komisi atau proses lainnya dapat<br />

bertahan? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi menyulitkan kemungkinanan<br />

diciptakannya pemahaman yang tunggal dan tetap tentang peninggalan represi di masa lalu?<br />

Apakah ini berarti bahwa keadilan historis transisional bersifat hanya sementara dan politis?<br />

“Perdebatan Sejarawan”: Menarik Garis Pembatas Masa Lalu<br />

Penciptaan sejarah transisional yang sudah dijelaskan sejauh ini menggambarkan signifikansi<br />

baik peninggalan politik maupun kerangka politik kontemporer dalam membentuk sejarah dan<br />

ingatan kolektif. Namun, konstruksi demikian pun memiliki keterbatasannya. Perdebatan<br />

tentang revisionisme sejarah Perang Dunia Kedua menggambarkan batasan <strong>tinjauan</strong> sejarah<br />

yang bisa diizinkan.<br />

Paradigma permasalahan keadilan historis setelah berlalunya waktu adalah usaha<br />

Jerman masa kini untuk mengintegrasikan masa lalunya ke dalam sejarah nasional. Inti<br />

perdebatan Jerman kontemporer itu, setengah abad setelah berakhirnya perang, adalah<br />

pertanyaan tentang apakah ada pemahaman sejarah yang permanen. Historikerstreit,<br />

39

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!