19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Komisi Kebenaran Afrika Selatan. Dalam semua transisi yang dibahas di atas, sanksi<br />

pidana tidak diberikan dan diganti dengan bentuk keadilan reparatoris.<br />

Penggunaan tindakan reparatoris transisional, seperti dibicarakan di atas, oleh<br />

rezim penerus sebagai ganti penghukuman menantang intuisi kita tentang apa yang<br />

membedakan sanksi pidana dan perdata. Pertentangan pidana-perdata yang umum<br />

diterima ternyata tidak berlaku dalam praktik transisional. Praktik reparatoris transisional<br />

menyikapi pelanggaran hak-hak individual, sekaligus menentukan tanggung jawab untuk<br />

tindak pidana di masa lalu, sehingga gabungan tujuan ini sukar diklasifikasikan sebagai<br />

keadilan pidana atau korektif. Praktik reparatoris transisional yang dibicarakan di atas<br />

memungkinkan pengetahuan dan pengutukan publik terhadap pelanggaran dengan cara<br />

serupa dengan sanksi pidana. Dalam common law, sifat kesalahan dianggap terikat<br />

dengan sifat kerugian, maka publik dan privat bersesuaian dengan pidana dan perdata.<br />

Seperti ditulis William Blackstone, “[P]elanggaran perdata merupakan pelanggaran<br />

terhadap hak-hak sipil yang dimiliki individu, yang dianggap semata-mata sebagai<br />

individu, sementara pelanggaran publik, atau kejahatan dan tindak pidana, merupakan<br />

pelanggaran terhadap hak-hak dan kewajiban publik, yang berkaitan dengan seluruh<br />

masyarakat.” 33 Meskipun hal ini dalam common law merupakan perbedaan utama antara<br />

pidana dan perdata; dalam negara modern, cara berpikir kita tentang perbedaan peradilan<br />

pidana dan korektif telah mengalami perubahan. Hal ini terlihat dengan jelas dalam<br />

transisi.<br />

Praktik reparatoris transisional menantang pemahaman bahwa ciri utama<br />

peradilan pidana (yang membedakannya dari peradilan perdata) adalah dominasi peran<br />

negara, karena skema reparatoris ini memiliki arti bahwa negara terlibat secara<br />

mendalam. 34 Pemahaman ini juga ditantang oleh berbagai inisiatif privat dalam peradilan<br />

pidana transisional. Dalam masa transisi politik, pihak privat, seperti para korban atau<br />

perwakilannya, sering kali mendorong proses penuntutan. Inisiatif privat ini tampak jelas<br />

dalam sejarah: hampir semua usaha pengadilan penjahat Perang Dunia Kedua sejak masa<br />

pasca-perang berasal dari inisiatif privat. 35 Contoh penting dalam hal ini adalah Prancis.<br />

Dalam hukum pidana kontinental, inisiatif dalam peradilan pidana sering kali dimulai<br />

oleh pihak privat, biasanya para korban, seperti dalam proses perdata. 36 Keterlibatan<br />

privat para korban dalam peradilan pidana juga mulai dipertimbangkan dalam<br />

jurisprudensi sistem Inter-Amerika, di mana Komisi Inter-Amerika telah mengakui<br />

bahwa bila undang-undang amnesti disahkan, hak proses peradilan para korban<br />

terpengaruh, sehingga ada kemungkinan gangguan terhadap proses penyelidikan dan<br />

retributif. “Para kerabat atau korban pelanggaran hak asasi manusia memiliki hak untuk<br />

proses hukum, untuk penyelidikan yudisial yang mendalam dan tidak memihak untuk<br />

33 William Blackstone, “Of Public Wrongs”, dalam Commentaries on the Laws of England, jilid 4, Oxford:<br />

Clarendon Press, 1765, 1765, 5-6.<br />

34 Jeffrie G. Murphy dan Jules L. Coleman, Philosophy of Law: An Introduction to Jurisprudence, Boulder:<br />

Westview Press, 1990, 114-17, 145, 157-60.<br />

35 Lihat misalnya, Fédération Nationale de Déportés et Internés Résistants et Patriotes vs. Barbie, 78 ILR<br />

125 (Fr. cass. Crim, 1985.<br />

36 Marry Ann Glendon, M.W. Gordon dan Christopher Osakwe, Comparative Legal Traditions: Text,<br />

Materials and Cases on the Civil and Common Law Traditions, with Special Reference to French, German,<br />

English and European Law, St. Paul: West Publishing, 1994, 95-96.<br />

12

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!