19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

orang menderita, mengapa hanya beberapa yang mendapat kompensasi?” 49 Pada<br />

umumnya, norma panduan yang utama adalah kerugian yang telah dialami. Kerugian<br />

pada masa pemerintahan sebelumnya dipahami (sesuai dengan konteks wilayah tersebut)<br />

secara universalis dan egaliter. Premis-premis ini ditarik dari nilai utama kedaulatan<br />

hukum dalam masa komunisme. Jon Elster, memandang bahwa “isu utama ... adalah ...<br />

perlakuan yang setara ... Amanat penting untuk mengingat bahwa pada dasarnya semua<br />

menderita dalam masa komunisme .... Kompensasi sepenuhnya bagi beberapa korban saja<br />

tidak bisa dibela sebagai suatu bentuk konkret dari ide tentang kompensasi universal”. 50<br />

Berawal dari klaim bahwa dalam masa totaliter sebelumnya semua orang<br />

mengalami penderitaan, mereka yang menentang tidakan reparatoris pasca-komunisme<br />

beralasan bahwa satu-satunya skema reparatoris yang adil adalah yang bersifat universal.<br />

Karena jelas bahwa skema tersebut tidaklah mungkin disebabkan kurangnya sumber daya<br />

yang tersedia, argumen universalitas ini malah menjadi dasar untuk menolak segala<br />

bentuk pemberian kompensasi, yang sebenarnya paradoksal. Bagaimanapun, keadilan<br />

reparatoris di bekas blok komunis amat dilemahkan karena tiadanya kompensasi secara<br />

menyeluruh. Asumsi egaliter utama bahwa “semua orang menderita” dalam masa rezim<br />

lama memliki dua klaim tentang reparasi berdasarkan pada kerugian yang dialami, klaim<br />

universalitas dan kesetaraan. Bila reparasi universal ditempatkan sebagai idea, skema<br />

reparatoris transisional menjadi terkutub: semua atau tidak sama sekali. Argumen egaliter<br />

yang digunakan untuk menentang reparasi transisional menggemakan eksperimen sosialis<br />

– yang telah gagal.<br />

Namun, dalam sistem demokrasi yang mapan, melakukan tindakan perbaikan,<br />

yang bahkan hanyalah sebagian, diterima sebagai bagian dari tindakan korektif. 51<br />

Kedaulatan hukum yang berlaku umum untuk kebijakan pemerintah ini adalah bahwa<br />

mereka dijalankan langkah demi langkah. 52 Nilai-nilai perlindungan yang setara<br />

menunjukkan bahwa kasus serupa; suatu kebijakan korektif yang adil harus<br />

mempertimbangkan klaim-klaim individual dan keseruapaan antaranya.<br />

Tantangan terhadap skema reparatoris pasca-komunis ini juga terlihat dalam<br />

masalah distribusi. Dari perspektif ini, kebijakan distributif yang adil harus<br />

memperhatikan klaim-klaim dari anggota lain dalam masyarakat. Meskipun universalitas<br />

bukanlah panduan utama terhadap keadilan korekatif secara konvensional, ia perlu<br />

diperhatikan pada masa setelah komunisme.<br />

Dengan menjadikan kerugian sebagai dasar keadilan reparatoris pada masa<br />

transisional, skema-skema ini menjadi rentan karena memiliki dampak yang terbuka,<br />

berpotensi untuk memasukkan segala bentuk ketidakadilan di masa lalu. Dengan potensi<br />

klaim yang tidak terbatas ini, batasan yang mungkin ditentukan oleh ketersediaan sumber<br />

daya. Namun, masalah ini bisa agak berkurang karena sejarah politik ekonomi terpimpin<br />

di wilayah tersebut, karena properti yang dipermasalahkan berada di tangan negara:<br />

49<br />

Václav Havel, Open Letters: Selected Writings, 1965-1990, ed. Paul Wilson, New York: Random House,<br />

Vintage Books, 1992.<br />

50<br />

Jon Elster, “On Doing What One Can: An Agreement against post-Communist Restitution and<br />

Retribution”, East European Constitutional Review 1, No. 2 (musim panas 1992): 16 (tekanan<br />

ditambahkan).<br />

51<br />

Untuk suatu rangkuman yang bagus, lihat John Chapman (ed.), Compensatory Justice: Nomos XXXIII,<br />

New York: New York University Press, 1991.<br />

52<br />

Lihat Peter Schuck, “Mass Torts: An Institutional Evolutionist Perpective”, Cornell Law Review 80<br />

(1995): 941.<br />

17

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!