23. Tentang proses simbolik “evocation” [~ pemanggilan roh], lihat Sperber, Rethinking Symbolism, 143- 148. 24. Lihat Edelman, Symbolic Uses of Politics. 25. Untuk pembahasan menyangkut semacam ritus tentang “institusi”, lihat Pierre Bourdieu, Language and Symbolic Power, Cambridge: Harvard University Press, 1991. 26. Tentang “dimensi kognitif” lihat Lukes, “Political Ritual and Social Integration”, Sociology 9 (1975): 289. Lihat Skorupski, Symbolic and Theory; Kertzer, Ritual, Politics, and Power; Sperber, Rethinking Symbolism. 27. Lihat Judith Shklar, Legalism: Law, Morals, and Political Trials, Cambridge: Harvard University Press, 1986, dari perspektif teori politik.; Mary Duglas, Purity and Danger: Analysis of The Concepts of Pollution and Taboo, London and New York: Ark Paperbacks, 1984, 96 – dari perspektif antropologis. 28. Pierre Bourdieu, “Symbolic Power”, dalam Dennis Gleeson (ed.), Identity and Structure: Issues in the Sociology of Education, Driffeld, Eng. Nafferton Books, 1977, 112-119; lihat Lukes, “Political Ritual”, 302-305. 29. Lihat Kirchheimer, Political Justice, 430 (perjuangan tanpa keadilan politik hukum akan menjadi “kurang tertata”). 30. Lihat Gunther Teubner, Law as an Autopoietic System, Cambridge, Mass. Dan Oxford: Blackwell, 1993; Niklas Luhmann, “Law as a Social System”, 83 Northwestern Law Review83 (1989); Niklas Luhmann, Essay on Self-Reference, New York: Columbia University Press, 1990. 31. Lihat H.L.A. Hart, The Concept of Law, edisi kedua, Oxford-Clarendon Press 1994. 32. Lihat, msalnya, Ackerman, Future of Liberal Revolution. Untuk pambahasan di luar konteks transisional lihat Jeremy Waldron, “Dirty Little Secret”, Columbia Law Review 98 (1998): 510, 518-522; John Ely, Democracy and Distrust, A Theory of Judicial Review, Cambridge dan London: Harvard University Press, 1980. 33. Sumber yang terjadi kembali dari norma-norma luaran semacam itu adalah hukum hak asasi manusia internasional. Lihat, misalnya, Germany Constitutional Court Decision (24 Oktober, 1996), BverfGE, A2.2 BVR 1851/94; 2BvR 1853/94; 2 BvR 1875/94; 2BvR 1852/94, dicetak ulang dalam Juristenzeitung (1977): 142. 34. Untuk poin terkait berkenaan dengan pergantian, lihat Jacques Derrida, “Force of Law: The Mystical Foundation of Authority”, Cardozo Law Review 11 (1990): 919. Tentang de-diferensiasi ritual, lihat René Girard, Violence and the Sacred, Baltimore: Johns Hopkins University Press, 1977, 300-301, 310-341. 35. Lihat, misalnya, Timothy Garton Ash, “The Truth about Dictatorship”, New York Review Books, 19 February 1998, hlm. 35; Priscilla Hayner, “Fifteen Truth Commissions 1974-1994; A Comparative Study”, Human Righst Quarterly 16 (1994): 600. 36. Untuk pembahasan yang mengenalkan dan mencakupkan poin terkait berkenaan dengan hubungan kebenaran dengan kekuasaan politik, lihat Michel Foucault, Power/Knowledge: Selected Interviews and Other Writings, 1972-1977, terj. Collin Gordon et al., New York: Pantheon Books, 1980, 109-133; Charles Taylor, “Foucault on Freedom and Truth”, Political Theory12, No. 2 (1984): 152-183. 37. Lihat, misalnya, Nunca Más. 38. Lihat Roberto Mangabeira Unger, Social Theory: Its Situation and Its Task, A Critical Introduction to Politics, a Work in Constructivist Social Theory, Cambridge: Cambridge University Press, 1987. 39. Lihat Rawls, Political Liberalism (teorisasi berkenaan dengan situasi-situasi non-transisional). 40. Lihat ibid. 52
41. Lihat, misalnya, Ackerman, Future of Liberal Revolution 42. Lihat bab 6. Lihat juga Ruti Teitel, “Post-Communist Constitutionalism: A Transitional Perpective”, Columbia Human Rights Law Review 26 (1994): 167. 43. Lihat Ruti Teitel, “Human Rights Genealogy”, Fordham Law Review 66 (1967): 301 44. Tentang pandangan klasik, lihat Leo Strauss, On Tyranny, ed. Victor Gourevitch dan Michael S. Roth, edisi revisi, New York: Free Press, 1991. 45. Lihat Schmitt, The Concept of the Political, 26-29 46. Pandangan ini membagi-bagi beberapa afinitas tertentu dengan teorisasi politik Jürgen Habermas, Sheldon Wolin, Edmond Cahn, Judith Shklar, dan yang lainnya yang memberikan penekanan pada liberalisme yang ditempatkan dalam warisan ketakutan dan ketidakadilan. Lihat Jürgen Habermas, “On the Public Use of History”, dalam The New Conservatism: Cultural Criticism and the Historians’ Debate, ed. dan terj. Shierry Weber Nicholsen, Cambridge: MIT Press, 1989, 229-240; Judith Shklar, “The Liberalism of Fear”, dalam Nancy L. Rosenblum (ed.), Liberalism and The Moral Life, Cambridge: Harvard University Press, 1989, 21; Edmond N. Cahn, The Sense of Injustice: An Anthropocentric View of Law, New York: New York University Press, 1949. 47. Lihat Michael Walzer, Regicide and Revolution, terj. Marian Rothstein, New York: Columbia University Press, 1974 (yang membahas soal pengadilan terhadap Louis XVI). 48. Lihat Louis Henkin, The Age of Rights, New York: Columbia University Press,1990. 49. Lihat Prosecutor v Tadić, Kasus No. IT-94-I-AR72, Keputusan berdasarkan Mosi Pembela (Pihak Terdakwa) untuk Banding Interlokutoris (yang dikeluarkan dan berkekuatan hukum sementara) tentang Jurisdiksi (Sidang Banding, International Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia 50. Untuk pembahasan tentang pengaruh globalisasi terhadap penyebaban dan agensi, lihat Samuel Sheffler, “Individual Responsibility in a Global Age”, dalam Ellen Frankel Paul, Fred D. Miller, dan Jeffrey Paul (ed.), Contemporary Political and Social Philosphy, Cambridge: Cambridge University Press, 1995. 51. Lihat, misalnya, Velásquez-Rodriíguez Compensation Judgement, Inter-Am. Ct. H.R., Ser. C, No. 4 (1989). 52. Tentang pentingnya soal waktu, lihat Jeremy Waldron, “Superseding Historic Injusticeaa”, Ethics 103 (1992): 4. 53. Lihat secara umum Ronald Dworkin, Law’s Empire, Cambridge: Belknap Press, 1986, 168-169. 54. Lihat juga Jürgen Habermas, “Kant’s Idea of Perpetual Peace with the Benefit of Two Hundred Years’ Hindsight”, dalam James Bohman dan Matthias Lutz-Bachmann (eds.), Perpetual Peace, Essay on Kant’s Cosmopolitan Ideal, Cambridge dan London: MIT Press, 1997. 55. Lihat Theodor Meron, “War Crimes Law Comes of Age”, American Journal of International Law 92 (1998); 462; Theodor Meron, Human Rights and Humanitarian Norms as Customary Law, Oxford: Clarendon Press; New York: Oxford University Press, 1989, 10-25 yang membahas soal konvergensi dalam definisi normatif. Lihat secara umum 1998 Yearbook of International Humanitarian Law, The Hague: T.M.C. Asser Press, 1998-1958. 53
- Page 1 and 2:
Keadilan Transisional Sebuah Tinjau
- Page 3 and 4:
Prakata Seri Setelah lebih dari 32
- Page 5 and 6:
Pengantar Proyek pembuatan buku ini
- Page 7 and 8:
hak asasi manusia dalam rezim-rezim
- Page 9 and 10:
• “Keadilan Puitik”: Narasi T
- Page 11 and 12:
Pendahuluan Dalam dekade belakangan
- Page 13 and 14:
hukum kritis, seperti pendekatan ka
- Page 15 and 16:
politik. 15 Fenomenologi transisi i
- Page 17 and 18:
legal yang baru. Sanksi parsial yan
- Page 19 and 20:
Amerika Latin, Eropa Tengah dan Tim
- Page 21 and 22:
Namun revolusi memiliki arti ketiad
- Page 23 and 24:
hukum pada masa Nazi. 6 Sebuah isu
- Page 25 and 26:
mendukung pemerintahan yang tidak l
- Page 27 and 28:
perlindungan terhadap hal milik pri
- Page 29 and 30:
dan moralitas. 25 Arti kedaulatan h
- Page 31 and 32:
Bahkan, di era media kontemporer de
- Page 33 and 34:
Pada masa gejolak politik, hukum in
- Page 35 and 36:
Mungkin akan timbul pertanyaan apak
- Page 37 and 38:
Pada masa transisi, masalah legalit
- Page 39 and 40:
menjelaskan mengapa, atau dalam kon
- Page 41 and 42:
Dasar Argumen Peradilan Pidana dala
- Page 43 and 44:
Dalam banyak teori politik yang dit
- Page 45 and 46:
Nilai kuat preseden Nuremberg bukan
- Page 47 and 48:
Dilema transisional yang utama adal
- Page 49 and 50:
kekejaman yang dilakukan bawahannya
- Page 51 and 52:
Meskipun penggunaan prinsip pertang
- Page 53 and 54:
analogi pada pengadilan-pengadilan
- Page 55 and 56:
di wilayah Kesultanan Ottoman. 43 S
- Page 57 and 58:
Di mana seharusnya kebijakan pengad
- Page 59 and 60:
di tahun 1931, ketika ia membunuh d
- Page 61 and 62:
Dalam pengadilan suksesor lainnya y
- Page 63 and 64:
hukuman minimal. Bila para arsitek
- Page 65 and 66:
secara umum dikonseptualkan sebagai
- Page 67 and 68:
sebentar menjalani hukuman. Di Cili
- Page 69 and 70:
menunjukkan cara pikir yang lebih f
- Page 71 and 72:
kontra terhadap peradilan pidana da
- Page 73 and 74:
dibayar dengan amnesti umum. Setela
- Page 75 and 76:
tidaklah berakhir dengan amnesti, k
- Page 77 and 78:
sepenuhnya, dan keadilan dalam sist
- Page 79 and 80:
masa transisi. Transisi politik men
- Page 81 and 82:
tidak memiliki parameter jurisdiksi
- Page 83 and 84:
Kedua. Meskipun pengadilan dilakuka
- Page 85 and 86:
pelanggaran, dan juga dalam usaha u
- Page 87 and 88:
statusnya sebagai warga sipil yang
- Page 89 and 90:
transisi, seperti ditunjukkan penga
- Page 91 and 92:
Bab 3 Keadilan Historis Bab ini men
- Page 93 and 94:
masa-masa transformatif, kaitan ant
- Page 95 and 96:
Karena transisi merupakan masa konf
- Page 97 and 98:
kekuasaan tertinggi. (Pemahaman ini
- Page 99 and 100:
kali tidak dapat dikendalikan. Arah
- Page 101 and 102:
ditemukan, militer tetap berjaya da
- Page 103 and 104:
kesepakatan untuk mencari kebenaran
- Page 105 and 106:
penyelidikan demikian sebagai alter
- Page 107 and 108:
pembuktian yang biasa digunakan ole
- Page 109 and 110:
Jika mandat komisi kebenaran adalah
- Page 111 and 112:
Jadi, dua jenis kekerasan, yang dil
- Page 113 and 114:
mendapatkan pengetahuan. Contoh uta
- Page 115 and 116:
penting dari organisasi hak asasi m
- Page 117 and 118:
transformatif sejarah, suatu peran
- Page 119 and 120:
tersebut selama bertahun-tahun. 78
- Page 121 and 122:
pidana, 86 dan berakhir dengan pemb
- Page 123 and 124:
paling represif. Hal ini sekali lag
- Page 125 and 126:
apakah orang-orang yang dilustrasi
- Page 127 and 128:
Serikat, privilese “informan” m
- Page 129 and 130:
Pengalaman pada masa transformasi p
- Page 131 and 132:
jawab pidana Jerman ini. Sejarawan
- Page 133 and 134:
mekanisme ini, ingatan para korban
- Page 135 and 136:
atau kekerasan” haruslah dilarang
- Page 137 and 138:
suatu perubahan identitas. Sejarah
- Page 139 and 140:
menunjukkan beberapa loncatan puiti
- Page 141 and 142:
Narasi transisional menunjukkan bah
- Page 143 and 144:
dalam kisah biblikal di muka, juga
- Page 145 and 146:
erkaitan dengan potensi tindakan in
- Page 147 and 148:
Bab 4 Keadilan Reparatoris Pada mas
- Page 149 and 150:
perak bisa dianggap sebagap pemberi
- Page 151 and 152:
pada Pasal 231, Pasal 232 mengakui
- Page 153 and 154:
Bagaimana kita memahami skema repar
- Page 155 and 156:
pidana gagal, respon-respon lain bi
- Page 157 and 158:
masyarakat-masyarakat yang terpecah
- Page 159 and 160:
menentukan fakta-fakta”. 37 Jamin
- Page 161 and 162:
dalam transisi. Maka, dalam Traktat
- Page 163 and 164:
orang menderita, mengapa hanya bebe
- Page 165 and 166:
suksesor? Kerugian saja, seperti di
- Page 167 and 168:
dari program restitusi negara ini;
- Page 169 and 170:
dan resmi. 67 Misalnya, dalam pidat
- Page 171 and 172:
pelanggaran di masa lalu. Apakah ad
- Page 173 and 174:
seluruh masyarakat untuk seterusnya
- Page 175 and 176:
terhadap warga pribumi Amerika sete
- Page 177 and 178:
diajukan terhadap Ferdinand Marcos,
- Page 179 and 180:
transisi. Bahkan bila rezim belum b
- Page 181 and 182:
Bab 5 Keadilan Administratif Bab in
- Page 183 and 184:
Pertanyaan inti yang dicoba dijawab
- Page 185 and 186:
negara-negara bagian yang memberont
- Page 187 and 188:
elakang. Seperti sumpah kanonik di
- Page 189 and 190:
pertama kali oleh Parlemen Inggris
- Page 191 and 192:
Pada saat diciptakannya setelah per
- Page 193 and 194:
ada kaitan antara pelucutan politik
- Page 195 and 196:
dikemukakan secara kabur, dan kelal
- Page 197 and 198:
terkait dengan aparat keamanan, pen
- Page 199 and 200:
sudah mapan. Dalam sistem demokrasi
- Page 201 and 202:
untuhnya komunisme merespon bentuk
- Page 203 and 204:
Pada umumnya, skema-skema politis y
- Page 205 and 206:
tradisional yang diasosiasikan deng
- Page 207 and 208:
perdamaian dan demokrasi. Tujuan un
- Page 209 and 210:
memiliki aspek punitif, dan hanya m
- Page 211 and 212:
Perang Dunia Kedua, penahanan massa
- Page 213 and 214:
Penindasan konstitusional terhadap
- Page 215 and 216:
partai bertanggung-jawab. Setelah p
- Page 217 and 218:
yang konstitusional memungkinkan re
- Page 219 and 220:
politik. Secara historis (sejak mas
- Page 221 and 222:
terbatas, ia menunjukkan suatu masa
- Page 223 and 224:
penggunaan hukum publik secara luas
- Page 225 and 226:
merupakan hasil dari perubahan poli
- Page 227 and 228:
untuk menciptakan Kota Abadi di bum
- Page 229 and 230:
Lebih lanjut lagi, meskipun terdapa
- Page 231 and 232:
Pergeseran dari Pemerintahan Otorit
- Page 233 and 234:
membantu mengarahkan Spanyol untuk
- Page 235 and 236:
perpolitikan dan pemilihan umum, da
- Page 237 and 238:
konstitusional sering kali dimodera
- Page 239 and 240:
perlindungan konvensional. Struktur
- Page 241 and 242:
Apa yang diakibatkan perubahan poli
- Page 243 and 244:
Kasus-kasus ini menggambarkan berba
- Page 245 and 246:
tahun 1898. 61 Terlihat bahwa keput
- Page 247 and 248:
oleh rezim militer. 70 Suatu perspe
- Page 249 and 250:
konstitusionalisme memperkuat demok
- Page 251 and 252:
Eksplorasi buku ini terhadap hakika
- Page 253 and 254:
dengan kokoh. Jadi, jurisprudensi p
- Page 255 and 256:
dari sistem keadilan. 6 Akan tetapi
- Page 257 and 258:
Kompromi transisional tidak lain ad
- Page 259 and 260:
perubahan politik dan sosial yang m
- Page 261 and 262:
legitimasi dan otoritas. 24 Dalam b
- Page 263 and 264:
terbaik yang menyandarkan dirinya p
- Page 265 and 266:
Sebuah paradigma tentang jurisprude
- Page 267 and 268:
erkaitan dengan situasi politik yan
- Page 269 and 270:
transisional mengilustrasikan suatu
- Page 271 and 272:
erkenaan dengan respon-respon terha
- Page 273 and 274:
Epilog: Keadilan Transisional dan N
- Page 275 and 276: Catatan Pengantar 1. Lihat Ruti Tei
- Page 277 and 278: 18. Lihat pada umumnya Dahl, Polyar
- Page 279 and 280: 22. Ibid.,141. 23. Ibid.,141-42. 24
- Page 281 and 282: 44. Lihat Decision of Dec. 21, 1993
- Page 283 and 284: International Law 1 (1990): 67 (mem
- Page 285 and 286: juga “Hungary Arrests More in 195
- Page 287 and 288: 53. Lihat H.L.A, Hart, Punishment a
- Page 289 and 290: 75. Judgment of December 30, 1986 b
- Page 291 and 292: Historia de las Amnistias y los Ind
- Page 293 and 294: 124. Lihat Aristoteles, The Athenia
- Page 295 and 296: agama, jender ...; (i) penghilangan
- Page 297 and 298: 24. Untuk penjelasan mendetail tent
- Page 299 and 300: 60. Azanian Peoples Organization (A
- Page 301 and 302: 96. Misalnya di Polandia, “hak”
- Page 303 and 304: 134. “International Convention on
- Page 305 and 306: 6. Kewajiban Jerman untuk mengganti
- Page 307 and 308: 32. Lihat Azanian Peoples Organizat
- Page 309 and 310: of Persecution, No. 7748 (Albania,
- Page 311 and 312: 101. Lihat Argentine Republic vs. A
- Page 313 and 314: 31. Lihat Peter Novick, The Resista
- Page 315 and 316: 66. Lihat Victor Turner, The Ritual
- Page 317 and 318: Bab 6: Keadilan Konstitusional 1. T
- Page 319 and 320: Authoritarian Rule: Southern Europe
- Page 321 and 322: Washington, D.C: Woodrow Wilson Cen
- Page 323 and 324: Pasal IX, selanjutnya, menyatakan:
- Page 325: 7. Berkenaan dengan Afrika Selatan,
- Page 329 and 330: Anderson, Susan, “Chronicle”, N
- Page 331 and 332: Berat, Lynn dan Yossi Shain, “Ret
- Page 333 and 334: Bradley, Curtis A. dan Jack L. Gold
- Page 335 and 336: Couturier, Kelly, “Turkey Bans Is
- Page 337 and 338: Elster, Jon, “On Doing What One C
- Page 339 and 340: Garro, Alejandro M. dan Henry Dahl,
- Page 341 and 342: Havel, Václav, “The Power of the
- Page 343 and 344: Human Rights Watch/Americas Nationa
- Page 345 and 346: Klingsberg, Ethan, “Safeguarding
- Page 347 and 348: MacIlwain, Charles H., Constitution
- Page 349 and 350: Michelman, Frank, “Law’s Republ
- Page 351 and 352: Ohitin, N. dan A. Roginsky, “Rema
- Page 353 and 354: Rawls, John, “The Domain of the P
- Page 355 and 356: Schulhofer, Stephen et al., “Dile
- Page 357 and 358: Stillman, Peter G., “Hegel’s Id
- Page 359 and 360: Turner, Victor, The Ritual Process:
- Page 361 and 362: Rehabilitation for Victims of Gross
- Page 363: Back Cover Text Di awal abad ini, m