19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kedua. Meskipun pengadilan dilakukan puluhan tahun setelah terjadinya pelanggaran, di<br />

negara Israel, itu tidak dianggap melanggar prinsip retroaktivitas maupun teritorialitas. 132<br />

Kalau menurut prinsip teritorialitas tradisional, komunitas yang mengalami pelanggaran harus<br />

ada di wilayah terjadinya kejahatan, maka kejahatan terhadap kemanusiaan dianggap sebagai<br />

kejahatan atau pelanggaran terhadap seluruh komunitas umat manusia. Pemahaman serupa<br />

tentang universalitas mendasari proses kejahatan terhadap kemanusiaan kontemporer. 133 Pada<br />

pengadilan kejahatan Perang Dunia Kedua yang dilakukan belakangan, seperti yang<br />

disidangkan di Kanada, jurisdiksi diberikan kepada kejahatan yang “bisa diadili di Kanada”<br />

pada saat terjadinya. 134 Pengadilan di Spanyol untuk kasus kejahatan terhadap kemanusiaan<br />

yang dilakukan di Argentina dan Cili berdasarkan pada pemahaman universalitas yang<br />

serupa. 135 Penerapan konsep jurisdiksi universal memiliki arti proyeksi ke belakang sekaligus<br />

prospektivitas yang konstruktif. Konstruksi ini merupakan bagian dari legalitas transisional,<br />

karena ia menyelesaikan dilema pergeseran normatif sambil menaati prinsip kedaulatan<br />

hukum konvensional yaitu stabilitas dan kontinuitas hukum.<br />

Dengan kaitan politik yang ada pada penindasan, ajudikasinya sering kali mengambil<br />

salah satu dari dua bentuk: atau pelanggaran tersebut diadili di negara lain, yang memiliki<br />

jurisdiksi dengan kondisi politik yang lebih liberal, seperti dibicarakan di atas, atau diadili di<br />

tempat kejahatan tersebut terjadi, namun setelah jangka waktu tertentu. Dalam salah satu dari<br />

kedua konteks itu, pengadilan terhadap pelanggaran, yang mungkin dipengaruhi oleh kondisi<br />

politik, tidaklah didorong oleh keduanya, dan menunjukkan persistensi respon hukum terhadap<br />

pelanggaran berat dan kekuatan normatifnya.<br />

Paradoks Jangka Waktu<br />

Pertimbangkanlah fenomena pengadilan kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak mengenal<br />

batas waktu. Kasus-kasus tersebut mengaitkan lebih dari satu rezim, menarik benang merah<br />

politik melalui tempat dan waktu, dan memelihara perasaan tanggung jawab terhadap<br />

kesalahan di masa lalu yang pada akhirnya membangun identitas politik negara yang bertahan<br />

lama. Kejahatan terhadap kemanusiaan tidak dibatasi oleh prinsip-prinsip jurisdiksional yang<br />

lazim, seperti batasan waktu. Terdapat selang waktu hampir setengah abad antara<br />

pemerintahan teror Nazi dan komunis dan pengadilan suksesor masing-masing, yang mungkin<br />

tidak sesuai dengan intuisi normal kita tentang cara kerja peradilan pidana. 136 Lebih dari<br />

132 Government of Israel v. Adolf Eichmann, Keputusan Mahkamah Agung (1962), bagian 11-12.<br />

133 Lihat Tadic, dicetak ulang dalam International Legal Materials 35 (1996): 32.<br />

134 Lihat Criminal Code, R.S.C., bab c-46, § 6 (1.91) (Kanada, 1985), diperbaiki dalam bab 37, 1987 S.C. 1105.<br />

135 Ini juga merupakan pemikiran House of Lords. Lihat UK House of Lords In re Pinochet, dicetak ulang dalam<br />

Opinions of the Lords of Appeal for Judgment in the Cause (15 Januari 1999), tersedia di<br />

http://www.parliament.the-stationery.off...pa/Id199899/Idjudgmt/jd 990115/pin01.htm. Terdapat pula pengadilan<br />

lain dengan pendekatan jurisdiksional yang serupa. Lihat juga “Orden de Prisiόn provisional incondicional de<br />

Leopoldo Fortunato Galtieri, Juzgado Número Cinco de la Audiencia Nacional Española” (25 Maret 1997),<br />

tersedia di http://www.derechos.org/nizkor/arg/espana/autogalt.html.<br />

136 Tentang masalah selang waktu dan respon legal, lihat David Matas, Justice Delayed: Nazi War Criminals in<br />

Canada, Toronto: Summerhill Press, 1987; Peter Irons, Justice at War: The Story of Japanese American<br />

Internment Cases, New York: Oxford University Press, 1983; Harold David Cesarani, Justice Delayed, London:<br />

Mandarin, 1992; Allan A. Ryan, Jr., Quiet Neighbors, San Diego: Harcourt Brace Jovanovich, 1984. Lihat juga<br />

44

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!