19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pelanggaran di masa lalu. Apakah adil bahwa generasi di masa depan harus membayar<br />

kesalahan rezim di masa yang telah lama berlalu?<br />

Pertanyaan ini menimbulkan masalah keadilan antar-generasi yang signifikan.<br />

Secara umum, masalah utama keadilan antar-generasi adalah tentang adil-tidaknya<br />

generasi masa kini berkorban untuk generasi mendatang. Seperempat abad lalu, John<br />

Rawls menunjukkan masalah itu: “Seberapa lebih baik kita inginkan generasi<br />

mendatang?” 75 Namun, belakangan ini, pertanyaan tentang keadilan lintas generasi ini<br />

dipertanyakan kembali dan gambaran tentang masa depan yang tidak terlalu cerah mulai<br />

terlihat. Arah perhatian tentang sumber daya masyarakat di masa depan tidak lagi<br />

berfokus masalah akumulasi, melainkan degradasi. Pertanyaan tentang keadilan lintas<br />

generasi diformulasikan ulang. 76 Problem transisional yang dikemukakan di sini<br />

menjelaskan dimensi lain dari permasalahan keadilan lintas generasi. <strong>Keadilan</strong> reparatoris<br />

yang dilaksanakan setelah berjalannya waktu menimbulkan pertanyaan antar-generasi<br />

tentang kewajiban apa yang ditanggung rezim penerus kepada korban dari generasi<br />

pendahulu. Dan apakah adil untuk membebankan tanggung jawab ini kepada generasi<br />

masa kini atau sesudahnya.<br />

Adil-tidaknya reparasi setelah berlalunya waktu merupakan pertanyaan penting<br />

bagi masyarakat transisional yang berkutat dengan kewajiban itu. Preseden yang dibahas<br />

di sini menjelaskan apa yang menjustifikasi penanggungan beban tanggung jawab oleh<br />

rezim penerus setelah berlalunya waktu, yang menjelaskan apa yang merupakan<br />

pertimbangan utama untuk menyikapi sejarah pelanggaran di suatu negara. Sebagai<br />

contoh, skema reparatoris kontemporer yang ditujukan untuk memperbaiki ketidakadilan<br />

era Stalin menunjukkan dilema berlalunya waktu, karena skema tersebut mendapat<br />

tentangan. Skema ini ditentang karena merupakan kasus di mana satu generasi harus<br />

membayar kerugian generasi yang lain dan dijustifikasikan secara umum atas<br />

pertimbangan moral. 77 Dalam contoh lain, lebih dari setengah abad setelah berlalunya<br />

perang, di Jerman, sejarah pelanggaran negara ini masih dianggap sebagai “defisit moral”<br />

negara. 78 Pertanyaannya menjadi apakah sejarah moral ini dapat dan harus diwariskan.<br />

Intuisi ini memiliki beberapa implikasi. Pertama, meskipun tampaknya tidak ada<br />

pelanggaran pribadi, dalam generasi penerus, tetap ada anggapan bahwa generasi penerus<br />

mewarisi kebijakan yang buruk dari rezim pendahulunya, yang menyebabkan mereka<br />

mendapat keuntungan yang bukan haknya. Satu cara lain untuk berpikir tentang hal ini<br />

adalah bila generasi sebelumnya menghambur-hamburkan sumber daya moral nasional<br />

yang ada, timbul defisit yang diwariskan kepada generasi sesudahnya, yang pada<br />

akhirnya harus menanggung hutang itu. Masyarakat dalam transisi yang sedang<br />

mempertimbangkan skema reparatoris setelah jangka waktu yang lama mencerminkan<br />

pemahaman defisit moral demikian.<br />

Perdebatan tentang apakah tindakan reparatoris dapat dijustifikasi menganggap<br />

masalah keadilan reparatoris transisional lintas generasi sebagai suatu hal yang<br />

75 Lihat John Rawls, A Theory of Justice, Cambridge: Harvard University Press, Belknap Press, 1971.<br />

76 Untuk diskusi lebih luas tentang masalah keadilan lintas generasi, lihat Brian Barry, Theories of Justice,<br />

Berkley: University of California Press, 1989, 189-94.<br />

77 Untuk kritik umum tentang skema-skema ini, lihat András Sajó, “Preferred Generations: A Paradox of<br />

Counter Revolutionary Constitutions”, Cardozo Law Review 14 (1993): 847.<br />

78 Sagi, German Reparations, 62-72 (membicarakan pembicaraan Kanselir Konrad Adenauer yang<br />

menjustifikasi kewajiban Jerman untuk memberikan reparasi, mengutip K. Grossman, German’s Moral<br />

Debt, The German-Israel Agreement).<br />

25

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!