19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

terbaik yang menyandarkan dirinya pada pemajuan perubahan normatif hukum telah<br />

menjadi subjek perdebatan substansial di dalam literatur transisi. 32 Namun,<br />

sebagaimana dianjurkan oleh bahasan kita dalam keseluruhan isi buku ini, tak ada<br />

jawaban yang benar, karena hasil dari pilihan ini bersifat kontingen atau tergantung pada<br />

situasi-situasi politik soal kompetensi dan legitimasi yang menjembatani kedua rezim<br />

yaitu rezim predesesor dan rezim suksesor. Sering kali, badan legislatif yang<br />

sebelumnya berada di bawah aturan yang menekan menjadi bersifat kompromis, yang<br />

membuka jalan bagi pengadilan konstitusional yang diciptakan baru dan membuka jalan<br />

bagi para pelaku judisiari untuk menginkorporasikan norma-norma hak asasi manusia<br />

internasional. 33 Pembalikan judisial kepada hukum hak asasi manusia internasional<br />

memungkinkan preservasi atau perlindungan dari masalah kontinuitas dan bahkan<br />

penggerakan lebih lanjut suatu prospektivitas konstruktif, dengan cara menerima tujuantujuan<br />

transformasi dan perubahan-perubahan normatif di dalam sistem hukum yang<br />

mapan. Kekuatan normatif yang signifikan dari hukum hak asasi manusia dalam masamasa<br />

transisi mendapatkan dari potensinya yang luar biasa kemampuan untuk<br />

memediasi bagian teoretis yang diperkirakan dari positivisme dan hukum kodrat, jadi<br />

yang melampau hubungan konvensional hukum terhadap politik.<br />

Akan tetapi, yang lebih umum adalah perubahan normatif tanpa perubahan dalam<br />

aturan-aturan yang telah diakui, suatu strategi yang bergantung pada suatu reinterpretasi<br />

terhadap dasar-dasar normatif yang merasionalisasikan definisi yang telah ada tentang<br />

status, hak, dan kewajiban. Proses-proses transformatif ini, hingga pada taraf tertentu,<br />

biasanya memiliki latar belakang, yang memainkan suatu peran yang tengah<br />

berlangsung di dalam sistem hukum kita. Dalam kedaulatan hukum yang mapan,<br />

perbedaan kategori hukum dan aturan berkaitan dengan standar yang beragam dari<br />

pengetahuan dan penalaran yang menjustifikasi definisi dan perubahan dalam status,<br />

kewajiban, dan hak-hak di bawah hukum. Namun, sebagaiman telah kita lihat,<br />

paradigma transisional keluar dari prinsip epistemologis yang dipadukan dengan<br />

kedaulatan hukum yang konvensional dengan menyusun tingkatan standar-standar<br />

pembuktian dan proses-proses penjustifikasian terhadap kategori-kategori hukum –<br />

<strong>sebuah</strong> de-diferensiasi di dalam hukum. 34 Gambaran paradigmatik hukum transisional<br />

adalah bahwa hukum tersebut tampak jelas memajukan rekonstruksi pengetahuan<br />

publik, yang memahami afinitas operatif dan kontinuitas yang membuat pemisahan dari,<br />

dan pengintegrasian dari, pengubahan identitas politik.<br />

32 Lihat, msalnya, Ackerman, Future of Liberal Revolution. Untuk pambahasan di luar konteks<br />

transisional lihat Jeremy Waldron, “Dirty Little Secret”, Columbia Law Review 98 (1998): 510, 518-522;<br />

John Ely, Democracy and Distrust, A Theory of Judicial Review, Cambridge dan London: Harvard<br />

University Press, 1980.<br />

33 Sumber yang terjadi kembali dari norma-norma luaran semacam itu adalah hukum hak asasi manusia<br />

internasional. Lihat, misalnya, Germany Constitutional Court Decision (24 Oktober, 1996), BverfGE,<br />

A2.2 BVR 1851/94; 2BvR 1853/94; 2 BvR 1875/94; 2BvR 1852/94, dicetak ulang dalam Juristenzeitung<br />

(1977): 142.<br />

34 Untuk poin terkait berkenaan dengan pergantian, lihat Jacques Derrida, “Force of Law: The Mystical<br />

Foundation of Authority”, Cardozo Law Review 11 (1990): 919. Tentang de-diferensiasi ritual, lihat René<br />

Girard, Violence and the Sacred, Baltimore: Johns Hopkins University Press, 1977, 300-301, 310-341.<br />

14

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!