19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

simbol signifikan dari pembebasan kedaulatan hukum. Ketika pengadilan-pengadilan<br />

konstitusional mendahului transisi, institusi-institusi lain yang dirasuki dengan legitimasi<br />

dan otoritas yang baru ditemukan, seperti komisi-komisi publik, menjadi ajang bagi<br />

praktik-paraktik transformatif.<br />

Pada saat yang sama, transisi bervariasi dalam perluasannya terhadap<br />

transformasi normatif dan dalam kepatuhan terhadap legalitas konvensional. Dengan<br />

demikian, <strong>sebuah</strong> teori tentang keadilan transisional harus mengembangkan <strong>sebuah</strong><br />

bahasan yang dengannya kita memahami kontinum transformatif yang bersamanya<br />

transisi ditata. Modalitas yang mungkin merentang mulai dari modalitas “kritis”, yang<br />

mengacu pada reportoire hukum transformatif yang ditujukan secara maksimal pada<br />

penolakan kebijakan rezim sebelumnya, hingga pada modalitas “residual”, yang<br />

bertujuan memantapkan tatanan hukum yang sedang berlaku sekarang. Sebaliknya,<br />

modalitas “restoratif” menarik kekuatan normatif dari keberpulangan pada warisan<br />

negara di masa lalu. Sebagaimana disarankan oleh tipologi ini, modalitas yang bervariasi<br />

berhubungan dengan perbedaan-perbedaan dalam cakupan transformasi politik yang<br />

baru, kendatipun tidak harus dalam cakupan liberalisasi, khususnya ketika <strong>sebuah</strong><br />

reportoire “restoratif” bisa secara meyakinkan memanfaatkan atau berdiri tegak di atas<br />

tradisi yang tepat, yang telah hidup sebelumnya.<br />

Sebagaimana yang hendak ditunjukkan oleh pembahasan kita dalam bab-bab<br />

sebelumnya, prinsip kedaulatan-hukum yang dipadukan dengan modalitas transformasi<br />

merupakan bukti yang melintasi kategori-kategori hukum. Sebenarnya, kita bisa<br />

melanjutkan pembahasan tentang hal ini kemudian. Sebaliknya, prinsip kedaulatan<br />

hukum yang dipadukan dengan waktu biasa mencakupi distingsi yang jelas dalam<br />

kategori hukum yang berkenaan dengan aturan prosedural dan aturan pembuktian, dan<br />

juga pembatasan status individual, hak dan kewajiban, sifat luar biasa dan kerja-kerja<br />

dari hukum transisional yang sering kali mengaburkan tapal batas yang memisahkan<br />

hukum pidana, hukum perdata, hukum administratif [~ hukum administrasi negara] dan<br />

hukum konstitusional [~ hukum tata negara]. Dalam pelaksanaan kategori-kategori<br />

hukum, prinsip kedaulatan hukum transisional yang paradigmatik bisa juga cenderung<br />

memecahkan pagar batas konvensional ini di dalam hukum.<br />

Sebagai contoh, pengembangan kedaulatan hukum di dalam negara yang sedang<br />

melakukan proses liberalisasi sering dianggap bergantung pada penerapan akuntabilitas<br />

individual. Jadi, penghukuman sering jelas-jelas mencontohkan kepedulian terhadap<br />

tanggung jawab individual yang merupakan hal sentral dalam hukum di negara-negara<br />

liberal. Akan tetapi, sebagaimana telah ditunjukkan dalam bab 2, perspektif yang<br />

menekankan pada hakikat penghukuman ini tidak sesuai dengan perannya dalam waktuwaktu<br />

terjadinya pergolakan dan perubahan politik secara radikal. Konsep pidana atau<br />

rumusan kejahatan masa transisional malah ganti ditentukan oleh nilai-nilai yang<br />

berkaitan dengan lingkungan-lingkungan yang berbeda dan proyek proses perjalanan<br />

politik. <strong>Keadilan</strong> pidana biasanya diteorisasikan dalam konsep-konsep yang sangat<br />

dikotomis sebagaimana dihidupkan dalam kepedulian yang berorientasi kepada masa<br />

lalu dengan retribusinya atau yang berorientasi ke masa depan, <strong>sebuah</strong> kepedulian<br />

utilitarian dengan penekanan pada efek penjeraan, yang dianggap sebagai bagian internal<br />

5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!