19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

secara historis, politis dan juridis”. 94 Dengan demikian, arsip ini digunakan pula untuk<br />

“pembersihan” administrasi negara. 95 Hasil kerja komisi independen yang semula ditujukan<br />

untuk mengatur akses terhadap arsip Stasi segera dijadikan cara untuk penyingkiran para<br />

kolaborator. Begitu kebijakan ini mulai dijalankan, UU arsip Stasi ini tidak sanggup mencapai<br />

sasarannya. Pertanyaan tentang apa kepedulian masyarakat terhadap arsip tersebut tidak bisa<br />

dijawab secara abstrak; dan tidak bijaksana untuk beranggapan bahwa terdapat konsensus<br />

masyarakat tentang pengungkapan arsip tersebut. Bahkan para korban memiliki konflik<br />

kepentingan berkaitan dengan arsip tersebut, namun undang-undang yang mengatur arsip<br />

tersebut tidak memberikan panduan untuk penyelesaiannya. Ketika pada masa transisi arsip<br />

negara sekali lagi digunakan untuk menyingkirkan orang-orang dari kehidupan masyarakat,<br />

bayang-bayang masa lalu yang penuh penindasan sekali lagi jatuh di atas masyarakat tersebut.<br />

Arsip siapa dan kebenaran siapa? Siapa yang paling berkepentingan dengan sejarah<br />

versi lama? Hingga sejauh mana arsip rezim lama merupakan “hak” mereka yang namanya<br />

tercantum di dalamnya? 96 Atau apakah sebaiknya akses diberikan bagi pihak ketiga, seperti<br />

jurnalis, sejarawan dan lain-lainnya? Arsip-arsip rezim lama ini menimbulkan banyak<br />

pertanyaan yang tidak hanya berkaitan dengan para pelaku dan korban. Penyelesaian dilemadilema<br />

tersebut memerlukan akomodasi terhadap kepentingan masyarakat dan individu dalam<br />

mengungkapkan masa lalu, sambil juga melindungi hak-hak privasi, dan juga kepentingan<br />

kemasyarakatan lainnya dalam mengendalikan akses. Pertanyaannya adalah apakah kebijakan<br />

yang mengatur akses korban juga harus mengatur akses ke arsip-arsip tersebut untuk tujuan<br />

lain yang lebih sensitif. Pengalihan sejarah rezim lama ke tangan-tangan pribadi, seperti terjadi<br />

di Jerman-bersatu, merupakan bentuk respon kritis terhadap rezim lama. Jika sebelumnya<br />

seluruh informasi berada di tangan negara, kebijakan negara penerus ini adalah untuk<br />

mengalihkannya ke pihak lain.<br />

Cekoslowakia menggunakan pendekatan sebaliknya, karena rezim penerus pun tetap<br />

mempertahankan kendali negara terhadap arsip-arsip lama. Di Republik Ceko, seperti di<br />

Jerman, pada dasarnya prinsip yang memandu tindakan terhadap arsip-arsip lama adalah<br />

pengungkapan: tampak dalam kebijakan resmi yang disebut “lustrace” atau “lustration”<br />

(lustrasi), dari bahasa Latin lustrare “menyorot” masa lalu. 97 Namun, sejak awal transisi,<br />

tujuan dan risiko lustrasi tampak jelas, karena pembukaan arsip-arsip lama bisa berarti<br />

mengklarifikasikan masa lalu, namun juga bisa menyingkirkan para mantan Komunis dan<br />

kolaborator dari kehidupan politik. Sebenarnya aneh bahwa keterbukaan yang lebih besar<br />

masih akan berakhir dengan penyingkiran politik. Pada pemilihan umum bebas yang pertama,<br />

masih dalam bayang-bayang arsip itu, arsip-arsip tersebut menjadi ujian politik utama bagi<br />

demokrasi. Ketika arsip-arsip tersebut digunakan sebagai cara “pemaksaan” untuk mendorong<br />

para kandidat politik menarik diri atau mendiskualifikasikan diri sendiri, timbul kontroversi<br />

yang sedemikian besar sehingga perlu disusun undang-undang untuk mengatur arsip tersebut.<br />

Dalam undang-undang lustrasi ini, akses terhadap arsip-arsip tersebut tetap berada di<br />

bawah kendali pemerintah secara total. Yang lebih parah adalah bahwa komisi yang<br />

mengontrol arsip-arsip itu dengan tujuan lustrasi juga diberikan kekuasaan untuk memutuskan<br />

94 UU Arsip Stasi, § 1 (2).<br />

95 Ibid., § 1 (3).<br />

96 Misalnya di Polandia, “hak” untuk mendapatkan informasi dan akses terhadap dokumen dalam arsip diberikan<br />

kepada para “korban”, yang didefinisikan sebagai orang yang “secara rahasia datanya dikumpulkan oleh aparat<br />

keamanan secara sengaja”. Lihat The Polish Acces to Files Act of 1998.<br />

97 Screening (“Lustration”) Law; Act No. 451/1991 (Cekoslowakia, 1991).<br />

34

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!