19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

politik. 15 Fenomenologi transisi ini mengarah pada kaitan erat dalam pergeseran normatif<br />

tentang pemahaman keadilan dan peran hukum dalam konstruksi transisi. Tidak semua<br />

transformasi menunjukkan tingkat “pergeseran normatif” yang sama. Bahkan transisi bisa<br />

dianggap sebagai suatu spektrum yang berkaitan dengan rezim pendahulu dan sistem nilai<br />

yang ada, yang bervariasi dari perubahan “radikal” hingga “konservatif.”<br />

Pemahaman terhadap masalah yang ditimbulkan oleh pencarian keadilan dalam<br />

konteks transisi ini memerlukan suatu diskursus yang spesifik yang ditentukan oleh dilemadilema<br />

yang khas dalam masa-masa tidak biasa ini. Dilema tentang batasan muncul dari<br />

konteks keadilan dalam transformasi politik: hukum berada antara masa lalu dan masa depan,<br />

antara melihat ke belakang dan melihat ke depan, antara retrospektif dan prospektif, antara<br />

individu dan kolektif. Dengan demikian, keadilan transisional adalah keadilan yang dikaitkan<br />

dengan konteks ini dan kondisi perpolitikan. Transisi menunjukkan pergeseran paradigma<br />

dalam konsepsi keadilan; jadi hukum memiliki fungsi yang paradoksal. Dalam fungsi<br />

sosialnya yang biasa, hukum menciptakan tatanan dan stabilitas, namun dalam masa tidak<br />

biasa yang penuh gejolak politik, hukum menciptakan tatanan dan pada saat yang sama<br />

memungkinkan transformasi. Dengan demikian, dalam masa transisi, institusi tradisional dan<br />

predikat-predikat hukum yang biasa tidak bisa berlaku. Dalam masa-masa perubahan politik<br />

yang dinamis, respon legal menimbulkan paradigma hukum transformatif yang sui generis,<br />

khas dan unik.<br />

Tesis yang diajukan dalam buku ini adalah bahwa konsepsi keadilan dalam masa<br />

perubahan politik bersifat tidak biasa dan konstruktivis: ia membentuk sekaligus dibentuk oleh<br />

transisi itu. Konsepsi keadilan yang ditimbulkannya bersifat kontekstual dan parsial: apa yang<br />

dianggap adil dibentuk oleh ketidakadilan yang terjadi. Respon terhadap pemerintahan yang<br />

represif memiliki arti ketaatan terhadap kedaulatan hukum. Sementara suatu negara<br />

mengalami perubahan politik, peninggalan-peninggalan ketidakadilan di masa lalu<br />

menentukan apa yang bisa dianggap transformatif. Hingga titik tertentu, timbulnya respon<br />

legal tersebut merupakan transisi itu sendiri.<br />

Dengan berlanjutnya pembahasan, akan tampak bahwa peran hukum dalam masa<br />

transisi politik bersifat kompleks. Pada akhirnya, buku ini menarik dua kesimpulan: pertama,<br />

tentang sifat hukum dalam masa-masa perubahan politik yang substansial, dan kedua tentang<br />

peran hukum dalam mengarahkan transisi. Berbeda dari pandangan kaum idealis pada<br />

umumnya, buku ini justru memperlihatkan bahwa hukum dibentuk oleh kondisi politik yang<br />

ada. Namun, buku ini juga menentang pandangan kaum realis pada umumnya dengan<br />

mengatakan bahwa hukum bukanlah semata-mata produk tetapi juga ikut membentuk transisi.<br />

Kaitan antara respon-respon ini dengan masa-masa perubahan politik memajukan konstruksi<br />

pemahaman masyarakat bahwa transisi sedang berlangsung.<br />

Peran hukum dalam masa perubahan politik diteliti dengan melihat berbagai<br />

bentuknya: hukuman, penyelidikan sejarah, pemberian ganti rugi, pencopotan dari jabatan, dan<br />

penyusunan konstitusi. Dalam perdebatan keadilan transisional yang sedang berlangsung,<br />

hukuman terhadap elemen-elemen rezim lama sering kali dianggap mutlak dalam transisi<br />

demokrasi. Namun, penyelidikan tentang fenomenologi legal dalam masa perubahan politik<br />

15 Observasi ini memiliki implikasi terhadap perdebatan-perdebatan tertentu dalam ilmu politik dan<br />

konstitusionalisme dan mungkin memiliki afinitas dengan perdebatan jurisprudensial tentang apa yang<br />

memberikan otoritas bagi hukum. Lihat Joseph Rae, The Authority of Law: Essays on Law and Morality, New<br />

York: Oxford University Press, 1979, 214.<br />

5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!