19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

untuhnya komunisme merespon bentuk represi yang lain, yaitu pemerintahan totaliter yang<br />

berkaitan dengan semua sektor masyarakat, di mana semua orang terlibat. Sifat represi totaliter<br />

mungkin dapat menjustifikasi pembersihan satu generasi politik secara keseluruhan, dan<br />

timbul pertanyaan tentang dari mana menarik batasannya.<br />

Bagi beberapa pemikir, diperlukan status yang tidak kurang dari oposan untuk<br />

menunjukkan integritas moral yang diperlukan untuk memegang jabatan publik tingkat tinggi<br />

dalam rezim yang baru. Dalam gelombang perubahan politik kontemporer, status oposan<br />

menjadi syarat de facto jabatan tinggi politik. Dalam banyak administrasi transisional di Eropa<br />

Timur dan Amerika Latin, presiden yang baru adalah mantan oposan. Contohnya adalah<br />

Václav Havel di bekas Cekoslowakia, Arpad Göncz di Hongaria, Lech Walesa di Polandia. Di<br />

Amerika Latin, Presiden Carlos Menem sempat dipenjarakan pada masa pemerintahan militer<br />

sebelumnya. Presiden Brazil Fernando Cardoso adalah seorang pelarian politik selama masa<br />

pemerintahan militer di negara itu. Mantan presiden Bolivia, Gonzalo Sánchez de Lozada juga<br />

berasal dari keluarga yang sempat mengalami pengasingan. Namun sejauh mana perlu<br />

digunakan garis pemikiran ini? Selain pada tingkat kepemimpinan tertinggi, sejauh mana<br />

keterlibatan dalam kesalahan rezim lama berkaitan dengan kesempatan memegang jabatan<br />

publik dalam rezim liberal? Apakah ada prinsip kedaulatan hukum yang memandu<br />

pembersihan transisional dan menjustifikasi pengambilan keputusan yang dipolitisasi?<br />

Pertanyaan ini menjadi pertimbangan Pengadilan Konstitusional bekas Cekoslowakia, ketika<br />

ia meninjau undang-undang lustrasi dan pengaruhnya bagi banyak orang yang tampil dalam<br />

arsip polisi rahasia sebagai kandidat kolaborator yang potensial. Puluhan ribu orang termasuk<br />

dalam kelompok ini, dan hanya sebagaian kecil yang sukarela secara sadar bersedia<br />

berkolaborasi dengan rezim lama. Keanggotaan tanpa sadar demikian, menurut pengadilan,<br />

tidak cukup untuk mendiskualifikasikan mereka dari tatanan politik yang baru. 53 Paling tidak,<br />

ditarik garis pada “keanggotaan secara sadar”.<br />

Pertanyaan kedua yang dihadapi kebijakan dekomunisasi adalah apakah keanggotaan<br />

secara sadar demikian cukup menjadi dasar untuk penyingkiran mereka. Pertanyaan ini timbul<br />

dalam suatu kasus yang dibahas dalam undang-undang diskualifikasi Jerman-bersatu. 54 Untuk<br />

menjustifikasi pengucilan politik, keterlibatan demikian harus lebih dari sekadar keanggotaan<br />

secara sadar, yang merupakan hal umum dalam sistem kemasyarakatan Jerman Timur.<br />

Sebagai masalah konstitusional, menurut pengadilan tersebut, kesesuaian untuk posisi jabatan<br />

publik tidak bisa ditentukan semata-mata dengan dasar posisi dalam hierarki Jerman Timur<br />

atau identifikasi dengan rezim Partai Serikat Buruh Jerman (SED). Karena “loyalitas kepada<br />

pemerintahan sosialis ... [merupakan suatu] yang harus ada untuk menduduki jabatan publik di<br />

Jerman Timur ... loyalitas dan kerja sama yang merupakan hal yang diperlukan untuk tetap<br />

bertahan dan menanjak dalam karier publik ... tidak bisa menjadi justifikasi satu-satunya”. 55<br />

Apakah seseorang tepat untuk menjabat dalam sistem layanan yang baru perlu dijustifikasi<br />

berdasarkan kondisi khusus, kasus demi kasus. Dalam kasus-kasus serupa, kedaulatan hukum<br />

yang digunakan oleh pengadilan mendukung prinsip liberal bahwa hukum publik harus<br />

dikonstruksikan tidak hanya sesuai dengan ideologi politik, namun dengan sesuatu yang<br />

melampauinya.<br />

53 Lihat Constitutional Court Decision on the Screening Law.<br />

54 Lihat Act Concerning the Records of the State Security Service of the Former German Democratic Republic<br />

(Jerman, 1991) (“Akta Arsip Stasi”). Lihat juga “Traktat Unifikasi Jerman”.<br />

55 Judgment by First Senate of Constitutional Court (Jerman, 1955) (terjemahan penulis).<br />

21

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!