19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

menentukan fakta-fakta”. 37 Jaminan terhadap perlindungan setara ini berlaku bagi seluruh<br />

masyarakat dan dapat dituntut oleh para korban sebagai jaminan mendasar kedaulatan<br />

hukum.<br />

Kita keluar dari dilema dari respon rezim yang sedang melakukan liberalisasi<br />

terhadap pelanggaran negara di masa lalu. Timbullah bentuk-bentuk keadilan gabungan<br />

(hibrida) yang menggabungkan peran negara dalam memberikan sanksi bagi pelanggaran<br />

publik, sekaligus memberikan ganti rugi individual. Karena, pelanggaran di masa lalu ini<br />

bukanlah semata-mata hubungan antara korban dan pelaku, namun melibatkan kebijakan<br />

negara dalam suatu komunitas. Praktik reparatoris transisional memungkinkan pengakuan<br />

terhadap pelanggaran hak individual dan kerugian yang ditimbulkannya, juga<br />

pelanggaran oleh pemerintah secara publik. Kedekatan antara peradilan pidana dan<br />

korektif ini terlihat dalam kedua bentuk respon legal dalam paradigma jurisprudensi<br />

transisional. Seperti sebelumnya dibicarakan dalam bab 2, bahkan sanksi pidana secara<br />

terbatas memajukan tujuan pengutukan kejahatan, pembersihan para korban dan sistem<br />

hukum. Terdapat kedekatan antara pemikiran-pemikiran keadilan punitif dan reparatoris<br />

dalam masa perubahan radikal. Fungsi terpenting dari hukum adalah untuk mendorong<br />

transisi pada masa-masa tersebut. Hukum menjalankan fungsi tersebut bila ia mengakui<br />

pelanggaran yang dilakukan oleh negara di masa lalu, mengembalikan kehormatan para<br />

korban dan membersihkan sistem hukum. 38<br />

Reparasi dan Privatisasi setelah Komunisme<br />

Hal yang menjadi ciri utama transisi dari komunisme adalah adanya berbagai perubahan<br />

mendasar secara bersamaan: konstitusional, politik, sipil dan ekonomi. Dalam transisi<br />

berganda inilah, sebagai bagian integral untuk membangun pasar bebas, skema<br />

reparatoris di Eropa Tengah dan Timur diciptakan. 39<br />

Baik dalam pengembalian hak milik yang semula disita atau dengan kompensasi,<br />

kaitan dengan privatisasi menunjukkan peran kompleks reparasi transisional pascakomunisme:<br />

untuk memperbaiki pelanggaran negara di masa lalu, terutama penyitaan<br />

pada era Stalin, dan juga untuk memajukan kepentingan privatisasi kontemporer yang<br />

berkaitan dengan transformasi ekonomi. Kedua tujuan ini sering kali dianggap<br />

bertentangan, yang menunjukkan dilema yang spesifik bagi bekas blok Soviet dan<br />

negara-negara yang mengalami perubahan pasar serupa. Kalau begitu, ganti rugi yang<br />

bagaimana yang sesuai dengan kepentingan perubahan ekonomi, yaitu transisi ke pasar<br />

bebas? Pada akhirnya, tindakan reparatoris yang diambil berusaha mendamaikan<br />

kepentingan-kepentingan tersebut. Dalam penyelesaian pragmatis tujuan politik dalam<br />

transisi, reparasi pasca-komunis menantang pemahaman tradisional tentang keadilan<br />

korektif dan distributif.<br />

37<br />

Decision on Full Stop and Due Obedience Laws, Report No. 28/92, hlm. 32. Lihat Decision on the Ley<br />

de Caducudad (dikutip dalam catatan kaki 20 di atas), hlm. 35, 39.<br />

38<br />

Tujuan demikian dielaborasi dalam teori penghukuman Kantian. Lihat Immanuel Kant, The Metaphysical<br />

Elements of Justice: Part 1 of the Metaphisics of Morals, terjemahan J.I. Ladd, Indianapolis: Bobb-Merrill,<br />

1965.<br />

39<br />

Untuk analisis ilmiah tentang berbagai skema, lihat umumnya “A Forum on Restitution”, East European<br />

Constitutional Review 2 (1993): 30.<br />

13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!