19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Diskusi di atas mengarah pada pemahaman kedaulatan hukum yang berbeda, dan menjelaskan<br />

suatu pemahaman tentang legalitas yang khas dalam masa transisi. Pemahaman tentang<br />

kedaulatan hukum tersebut menjembatani jurang antara pemerintahan yang tidak liberal dan<br />

liberal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai dan proses-proses tersebut menengahi<br />

transisi. Diskusi ini akan berfokus pada tiga konsep mediasi yang ada, yaitu konstruksi sosial<br />

tentang kedaulatan hukum, peran hukum internasional dalam mengatasi pemahaman hukum<br />

domestik, dan akhirnya, nilai terdalam kedaulatan hukum yaitu untuk melampaui politik yang<br />

mungkin berubah.<br />

Peran Konstruksi Sosial<br />

Salah satu konsep mediasi dalam kedaulatan hukum transisional adalah konstruksi sosialnya.<br />

Yang penting dalam menentukan kedaulatan hukum adalah budaya hukum, bukan pemikiran<br />

tentang keadilan yang abstrak dan universal. 29 Pemahaman tentang kedaulatan hukum<br />

transisional yang dikonstruksikan secara sosial ini tampak dalam ajudikasi pasca-komunis.<br />

Dalam kasus penjaga perbatasan, pemahaman sosial tentang hukum yang berlaku digunakan<br />

untuk menolak pembelaan legal mereka. Validitas hukum yang lama bergantung pada praktik<br />

sosial pada suatu masa, seperti publikasi dan transparansi norma tersebut. 30 “Juga di wilayah<br />

bekas Jerman Timur, keadilan dan kemanusiaan digambarkan dan dinyatakan sebagai ideal.<br />

Dengan ini, konsepsi tentang dasar hukum kodrat cukup dapat terpenuhi.” 31<br />

Kebijakan perbatasan, yang cenderung rahasia dan ditutup-tutupi bila warga asing<br />

berada di wilayah tersebut, tidak memiliki transparansi yang biasanya dikaitkan dengan<br />

hukum. Pengadilan Berlin menemukan bahwa tidak hanya kebijakan perbatasan tersebut<br />

sesuai dengan pemahaman sosial yang berlaku umum tentang hukum, namun juga bahwa<br />

pemahaman-pemahaman sosial yang berlaku umum tentang hukum di Jerman Timur serupa<br />

dengan di Jerman Barat. Para penjaga itu berada di perbatasan geografis sekaligus yuridis.<br />

Tampak bahwa peraturan tentang perbatasan ini tidak sah dengan budaya hukum yang ada.<br />

Masalah serupa timbul di Pengadilan Konstitusional Hungaria, ketika ia menekankan nilai<br />

keamanan dalam kedaulatan hukum sebagai kontinuitas hukum. Dalam konteks transisi<br />

gejolak politik, badan peradilan mengkonstruksikan pemahaman kontinuitas legal. Persepsi<br />

tentang kedaulatan hukum diciptakan oleh ketaatan pengadilan tersebut pada prosedur.<br />

Apa yang menjadikan suatu hukum dianggap positif? Teori yang diterima luas tentang<br />

kedaulatan hukum menyatakan bahwa salah satu syarat hukum adalah bahwa ia diketahui<br />

masyarakat. 32 Apakah pengetahuan tentang hukum serupa dengan publikasi? Dalam masa<br />

transisi, sering kali terdapat celah antara hukum yang tertulis (law as written) dan hukum yang<br />

diterima-pahami (law as perceived). Yang menjadikan suatu hukum dianggap positif adalah<br />

keberterimaannya dalam masyarakat. Pemahaman ini memperluas, bahkan mendemokratiskan<br />

sumber legalitas dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam penyusunan budaya hukum.<br />

29<br />

Lihat Henry W. Ehrmann, Comparative Legal Cultures (Englewood Cliffs: Prentice Hall, 1976), 48-50; James<br />

L. Gibson dan Gregory A. Caldeira, “The Legal Cultures of Europe”, Law and Society Review 30 (196): 55-62.<br />

30<br />

Untuk suatu pernyataan tentang syarat hukum demikian, lihat Fuller, “Positivism and Fidelity to Law”, 638-43.<br />

Lihat juga Joseph Raz, The Concept of a Legal System: An Introduction to the Theory of Legal System (New<br />

York: Oxford University Press, 1970) (yang merupakan usaha sistematis untuk menjelaskan syarat-syarat<br />

hukum).<br />

31<br />

Judgment of Jan. 20, 1992, Juristenzeitung 13 (1992): 691, 695 (Jerman Barat, Landgreicht [LG], Berlin).<br />

32<br />

Lihat Raz, Concept of a Legal System, 214.<br />

11

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!